tag:blogger.com,1999:blog-50626199217489730442023-11-15T08:07:14.112-08:00Kumpulan Jurnal FarmakognosiBlog ini berisi kumpulan artikel, Jurnal penelitian yg bertemakan Farmakognosi dan Bahan alamAnita Adriana Anashttp://www.blogger.com/profile/10868112968115903263noreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-5062619921748973044.post-34432134390765395632012-05-18T08:05:00.000-07:002012-05-18T08:05:00.118-07:00PENETAPAN KADAR SARI DAN KADAR ABULABORATORIUM FARMAKOGNOSI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENETAPAN KADAR SARI
DAN KADAR ABU
ANITA ADRIANA ANAS
150209171
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2012
PENETAPAN KADAR SARI DAN KADAR ABU
Pengawasan bahan baku yang dilakukan laboratorium yaitu memeriksa kadar zat yang terkandung dalam simplisia secara destruksi, destilasi, dan ekstraksi atau sesuai dengan prosedur penetapan dari masing-masing bahan. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan terhadap bahan tambahan dan produk jadi. Beberapa contoh pemeriksaan yang dilakukan antara lain:a. Penetapan kadar sari bahan jamu Penetapan kadar sari adalah metode kuantitatif untuk jumlah kandungan senyawa dalam simplisia yang dapat tersari dalam pelarut tertentu. Penetapan ini dilakukan untuk simplisia yang tidak ada cara yang memadahi baik kimia atau biologi untuk penentuan konstituen aktifnya. Penetapan kadar sari dapat dilakukan dengan dua cara yaitu kadar sari yang larut dalam air dan kadar sari yang larut dalam etanol. Kedua cara ini didasarkan pada kelarutan senyawa yang terkandung dalam simplisia.
b. Penetapan kadar tannin Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar tanin dalam bahan baku jamu. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan kualitas dan kemurnian dari simplisia yang diuji.
c. Penetapan kadar abu Abu adalah sisa pembakaran sempurna bahan organik (residu yang tidak menguap bila suatu bahan dibakar dengan cara tertentu). Secara kimia abu dapat didefinisikan sebagai oksida logam dan bahan-bahan lain yang tidak dapat dibakar. Dalam kaitan dengan simplisia, abu merupakan indicator derajat kebersihan penanganan simplisia.Secara alami didalam simplisia terdapat logam. Logam-logam ini merupakan komponen hara tumbuhan yang dapat merupakan komponen molekul penting dalam reaksi biokimiawi tumbuhan. Logam-logam tersebut merupakan abu fisiologis. Sebagian besar abu fisiologis ini larut air. Pada saat penyiapan, simplisia dapat terkotaminasi oleh tanah, pasir, dsb. Pasir merupakan senyawa silikat yang tidak terbakar. Senyawa silikat ini tidak larut asam, sehingga merupakan komponen penyusun abu tidak larut asam.Oleh karena itu, kadar abu dalam simplisia harus ditentukan untuk melihat kadar senyawa pengotor yang terkandung di dalamnya. Bila kadar abu simplisia melebihi persyaratan yang ditentu maka simplisia tersebut tidak boleh digunakan untuk bahan baku pembuatan jamu.
d. Penetapan logam berat Logam berat merupakan bahan berbahaya yang sama sekali tidak diperbolehkankan ada dalam simplisia. Pengujian ini sangat penting untuk menjamin keamanan dari bahan baku maupun produk jamu jadi yang siap dikonsumsi.
e. Penetapan kadar minyak atsiri Minyak atsiri adalah kandungan utama beberapa simplisia bahan baku jamu. Minyak atsiri sering disebut volatile oil, oleh karena sifatnya yang sangat mudah menguap, bahkan dalam suhu kamar. Kadar minyak atsiri dapat menunjukkan kualitas dari simplisia yang diperiksa. Selain mengerjakan pemeriksaan di atas, laboratorium juga menentukan berat jenis, rotasi optik, indeks bias, pH minyak berkhasiat dari bahan baku serta menetapkan kadar bahan pembantu berdasarkan farmakope Indonesia.
1. Penetapan Kadar Sari Simplisia
Penetapan Kadar Sari pada simplisia meliputi penetapan kadar sari yang larut dalam air dan penetapan kadar sari yang larut dalam etanol, prosedurnya sebagai berikut :
Penetapan kadar sari yang larut dalam air
Sampel serbuk sebanyak 5 g dimaserasi selama 24 jam dengan 100 mL kloroform, ekstraksi dilakukan dalam labu bersumbat, berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Sebanyak 20 mL filtrat disaring dan diuapkan sampai kering dalam cawan porselen, hasil penguapan dipanaskan pada suhu 105oC sampai bobot tetap. Kadar dalam persen sari larut dalam air, dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.
Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol
Sampel serbuk sebanyak 5 g dimaserasi selama 24 jam dengan 100 mL etanol 95%, ekstraksi dilakukan dalam labu bersumbat, berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Filtrat disaring lalu diambil sebanyak 20 mL filtrat dan diuapkan sampai kering dalam cawan porselen, hasil penguapan dipanaskan pada suhu 105oC sampai bobot tetap. Kadar sari larut dalam etanol 95% dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.
2. Penetapan kadar abu simplisia
Penetapan kadar abu pada simplisia meliputi penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam, penetapan kadar abu yang larut air.
A. Penetapan kadar abu
Sampel serbuk yang telah digerus sebanyak 3 gram dan ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam krus platina atau krus silikat yang telah dipijarkan, lalu diratakan. Sampel dipijarkan perlahan-lahan sampai arang habis, dinginkan, kemudian ditimbang. Air panas dapat ditambahkan jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan, kemudian disaring melalui kertas saring bebas abu. Sisa abu dan kertas saring dipijarkan dalam krus yang sama. Filtrat dimasukkan ke dalam krus, diuapkan, dipijarkan sampai bobot tetap, kemudian ditimbang. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.
B. Penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam
Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu, dididihkan dengan 25 mL asam klorida encer (10%) selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulkan, disaring melalui krus kaca masir atau kertas saring bebas abu, dicuci dengan air panas, dipijarkan hingga bobot tetap, timbang. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.
C. Penetapan kadar abu yang larut dalam air
Abu yang diperoleh dari penetapan kadar abu, dididihkan dengan 25 mL air selama 5 menit, dikumpulkan bagian yang tidak larut, disaring melalui krus kaca masir atau kertas saring bebas abu, dicuci dengan air panas dan dipijarkan selama 15 menit pada suhu tidak lebih dari 450oC, sampai bobot tetap, ditimbang. Perbedaan bobot sesuai dengan jumlah abu yang larut dalam air. Kadar abu yang larut dalam air dihitung terhadap bahan yang dikeringkan di udara .
Sumber : diadaptasi dari Materia Medika Indonesia Jilid VI. 1995, Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
sumber : http://blog.pharmacy-science.com/farmakognosi/penetapan-kadar-sari.htmlAnita Adriana Anashttp://www.blogger.com/profile/10868112968115903263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5062619921748973044.post-20234531552000349372012-05-18T07:16:00.001-07:002012-05-18T07:16:40.081-07:00IDENTIFIKASI JAMU SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
IDENTIFIKASI JAMU SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)
IRA ASMALIANI
150209350
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2012
IDENTIFIKASI JAMU SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)
PENDAHULUAN
Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan oleh Izmailoff dan Schraiber pada tahun 1938. KLT merupakan bentuk kromatografi planar, selain kromatografi kertas dan elektroforesis. Berbeda debgan kromatografi kolom yang mana fase diamnya diisikan atau dikemas di dalamnya, pada kromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium atau pelat plastik. Meskipun demikian, kromatografi planar ini dapat dikatakan sebagai bentuk terbuka dari kromatografi kolom.
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak(cair atau gas). Kromatografi juga merupakan pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya. Untuk itu, kemurnian bahan atau komposisi campuran dengan kandungan yang berbeda dapat dianalisis dengan benar. Tidak hanya kontrol kualitas, analisis bahan makanan dan lingkungan, tetapi juga kontrol dan optimasi reaksi kimia dan proses berdasarkan penentuan analitik dari kuantitas material. Teknologi yang penting untuk analisis dan pemisahan preparatif pada campuran bahan adalah prinsip dasar kromatografi.Pemisahan senyawa biasanya menggunakan beberapa tekhnik kromatografi. Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar bergantung pada sifat kelarutan senyawa yang akan dipisahkan.
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang menggunakan. Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya.
KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa – senyawa yang sifatnya hidrofobik seperti lipida – lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisis fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara kromatografi, dan isolasi senyawa.
KLT ini mirip dengan kromatograafi kertas, hanya bedanya kertas digantikan dengan lembaran kaca tau plastik yang dilapisi dengan lapisan tipis adsorben seperti alumina, silike gel, selulosa atau materi lainnya.
Lapisan tipis adsorben pada proses pemisahan berlaku sebagai fasa diam. Kromatografi lapis tipis lebih bersifat reproduksibel ( bersifat boleh diulang) dari pada kromatografi kertas.
Sebagai fasa diam dalam KLT berupa serbuk halus dengan ukuran 5 – 50 mikrometer. Serbuk halus ini dapat berupa adsorben penukar ion. Bahan adsorben sebagai fasa diam dapat digunakan gel, alumina, dan serbuk selulosa. Partikel silica gel mengandung gugus hidrosil dipermukaannya yang akan membentuk ikatan hydrogen dengan molekul – molekul pokar.
Untuk membuat lapisan tipis pada KLT perlu dibuat bubur (slurry) ber air dari serbuk halus tadi. Zat pengikat dapat menggunakan gips, barium sulfat, polivenil alcohol atau kanji perlu ditambahkan, untuk membantu peletakan lapisan tipis pada penyangga. Bubuk halus ini kemudian ditebarkan pada papan penyangga (kaca, plastik atau aluminium), secara merata sehingga diperoleh ketebalan lapisan 0,1 – 0,3 mm. lapisan tipis adsorben diaktifkan dengan pengeringan didalam oven pada suhu 100 oC selama beberapa jam.
TINJAUAN PUSTAKA
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi, komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat. ( Imam Haqiqi, Sohibul,2008 )
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang menggunakan. Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya.KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa – senyawa yang sifatnya hidrofobik seperti lipida – lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisis fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara kromatografi, dan isolasi senyawa murni skala kecil. ( Anggraeni, Megawati,2009 ).
Pemisahan senyawa biasanya menggunakan beberapa tekhnik kromatografi. Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar bergantung pada sifat kelarutan senyawa yang akan dipisahkan. Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam campuran. Komponen-komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda. ( Anggraeni, Megawati,2009 )
Keuntungan KLT dibandingkan dengan Kromatografi Kertas, ialah lebih serba guna, cepat, kepekaannya lebih tinggi, dan pemisahan komponen senyawa yang lebih sempurna.
Kromatografi ini melibatkan dua sifat :
Sifat fase diam atau sifat lapisan dapat berupa serbuk halus yang berfungsi sebagai permukaan penjerap.
Sifat fase gerak dapat berupa hamper segala macam pelarut atau campuran pelarut.
Prinsip pemisahan komponen senyawa dalam KLT didasarkan pada prinsip adsiorbsi dan partisi. Adsorbs adalah proses terserapnya suatu senyawa pada bagian permukaan zat penjerap (zat padat). Besarnya adsorbs sangat tergantung dari sifat kepolaran zat elektrostatik antara kedua permukaan tidak sejenis, secara fisika dikatakan gaya tarik-menarik antar muka karena adanya perbedaan muatan. Partisi adalah perpindahan massa atau senyawa berdasarkan tingkat kepolaran dengan bantuan eluen (fase gerak). Komponen yang terlarut akan terbawa oleh fase diam (penjerap) dengan kecepatan perpindahan yang berbeda-beda akibat adanya gaya kapiler antara fase gerak dan fase diam.(asni amin, 2012).
Kromatografi lapis tipis juga bisa dilakukan pada sudstansi yang tidak berwarna :a. Menggunakan pendarflour
fase diam pada sebuah lempengan lapis tipis memiliki substansi yang ditambahkan kedalamnya, supaya menghasilkan pendarflour ketika diberikan sinar ultraviolet ( UV ). Itu berarti jika menyinarkannya dengan sinar UV akan berpendar. Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana bercak pada kromatogram berada, meskipun bercak-bercak ini tidak tampak berwarna jika dilihat dengan mata. Itu berarti bahwa penyinaran sinar UV pada lempengan akan timbul pendaran dari posisi yang berbeda dengan posisi bercak-bercak. Bercak tampak seperti bidang kecil yang gelap.
Sementara UV tetap disinarkan pada lempengan, dan tandai posisi-posisi dari bercak-bercak dengan menggunakan pinsil dan melingkari daerah bercak-bercak itu. Seketika anda mematikan sinar UV, bercak-bercak tersebut tidak tampak kembali. b. Menggunakan bercak secara kimia
Untuk membuat bercak-bercak menjadi tampak dengan jalan mereaksikannya dengan zat kimia sehingga menghasilkan produk yang berwarna. Sebuah contoh yang baik adalah kromatogram yang dihasilkan dari campuran asam amino. Kromatogram dapat dikeringkan dan disemprotkan dengan larutan ninhidrin. Ninhidrin bereaksi dengan asam amino menghasilkan senyawa - senyawa berwarna, umumnya coklat atau ungu.
Dalam metode lain, kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian ditempatkan pada wadah bertutup (seperti gelas kimia dengan tutupan gelas arloji) bersama dengan kristal iodium. Uap iodium dalam wadah dapat berekasi dengan bercak pada kromatogram, atau dapat dilekatkan lebih dekat pada bercak daripada lempengan. Substansi yang dianalisis tampak sebagai bercak-bercak kecoklatan. (Anggraeni, 2009)
Pelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. Jel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendarflour dalam sinar ultra violet. Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.Pelaksanaan ini biasanya dalam pemisahan warna yang merupakan gabungan dari beberapa zat pewarna atau pemisahan dan isolasi pigment tanaman yang berwarna hijau dan kuning.a. Kromatogram
Pelaksanaan kromatografi biasanya digunakan dalam pemisahan warna yang merupakan sebuah campuran dari beberapa zat pewarna.Contoh pelaksanaan kromatografi lapis tipis :
Sebuah garis menggunakan pinsil digambar dekat bagian bawah lempengan dan setetes pelarut dari campuran pewarna ditempatkan pada garis itu. Diberikan penandaan pada garis di lempengan untuk menunjukkan posisi awal dari tetesan. Jika ini dilakukan menggunakan tinta, pewarna dari tinta akan bergerak selayaknya kromatogram dibentuk / tinta ikut naik ke atas.
Ketika bercak dari campuran itu mengering, lempengan ditempatkan pada sebuah gelas kimia bertutup berisa pelarut dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada dibawah garis dimana posisi bercak berada. Alasan untuk menutup gelas kimia adalah untuk meyakinkan bahwa kondisi dalam gelas kimia terjenuhkan oleh uap dari pelarut. Untuk mendapatkan kondisi ini, dalam gelas kimia biasanya ditempatkan beberapa kertas saring yang terbasahi oleh pelarut. Kondisi jenuh dalam gelas kimia dengan uap mencegah penguapan pelarut.
Karena pelarut bergerak lambat pada lempengan, komponen-komponen yang berbeda dari campuran pewarna akan bergerak pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak dari perbedaan bercak warna.b. Perhitungan nilai Rf
Jumlah perbedaan warna yang telah terbentuk dari campuran, pengukuran diperoleh dari lempengan untuk memudahkan identifikasi senyawa-senyawa yang muncul. Pengukuran ini berdasarkan pada jarak yang ditempuh oleh pelarut dan jarak yang tempuh oleh bercak warna masing-masing.Ketika pelarut mendekati bagian atas lempengan, lempengan dipindahkan dari gelas kimia dan posisi pelarut ditandai dengan sebuah garis, sebelum mengalami proses penguapan.Pengukuran berlangsung sebagai berikut :
Nilai Rf untuk setiap warna yang telah terbentuk dari campuran, pengukuran diperoleh dari lempengan untuk memudahkan identifikasi senyawa-senyawa yang muncul. Pengukuran ini didasarkan pada jarak yang ditempuh oleh pelarut dan jarak yang ditempuh oleh bercak warna masing-masing.Ketika pelarut mendekati bagian atas lempengan, lempengan dipindahkan dari gelas kimia dan posisi pelarut ditandai dengan sebuah garis, sebelum mengalami proses penguapan.
Nilai Rf untuk setiap warna dihitung dengan rumus sebagai berikut :Rf = jarak yang ditempuh oleh komponen / jarak yang ditempuh oleh pelarutc. Mengidentifikasi senyawa-senyawa
Dimisalkan campuran asam amino yang ingin diketahui senyawanya.Caranya: Setetes campuran ditempatkan pada garis dasar lempengan lapis tipis dan bercak-bercak kecil yang serupa dari asam amino yang telah diketahui juga ditempatkan pada disamping tetesan yang akan diidentifikasi. Lempengan lalu ditempatkan pada posisi berdiri dalam pelarut yang sesuai dan dibiarkan seperti sebelumnya. Dalam gambar, campuran adalah M dan asam amino yang telah diketahui ditandai 1-5.
KESIMPULAN
Kromatografi lapis tipis adalah pemisahan zat berdasarkan kepolarannya, prinsipnya ada dua yakni partisi dan absorbsi. Bila fase diam berupa zat padat yang aktif, maka dikenal istilah kromatografi penyerapan (adsorption chromatography). Bila fase diam berupa zat cair, maka teknik ini disebut kromatografi pembagian (partition chromatography). Metodenya ada dua fase gerak ( pelarutnya ) dan fase diam ( sampelnya ).
Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam campuran. Komponen-komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda. Setelah itu dilihat penampakan noda pada lampu UV 254 dan 366 nm. Lalu dihitung nilai Rf nya, yaitu jarak perambatan noda .
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Asni.2012. Penuntun Praktikum Farmakognosi 2. Laboratorium Farmakognosi Farmasi UMI : Makassar
Anggraeni, Megawati. 2009. Kromatografi Lapis Tipis.
http://greenhati.blogspot.com/2009/01/kromatografi-lapis-tipis.html. diakses tanggal 03 juni 2011 pukul 14:00 wib
Hafni, Aswita. 2010. Kromatografi Kertas. http://mimin-mien.blogspot.com/2010 /03/kromatografi-kertas.html. diakses tanggal 03 juni 2011 pukul 14:10
Haqiqi, Sohibul Himam. 2008. Kromatografi Lapis Tipis. nadjeeb.files.wordpress .com /2009/10/kromatografi.pdfAnita Adriana Anashttp://www.blogger.com/profile/10868112968115903263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5062619921748973044.post-84784590996800996182012-05-18T07:10:00.000-07:002012-05-18T07:10:36.261-07:00MAKALAH Pemeriksaan Makroskopik dan Mikroskopik Sediaan FitofarmasiKATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam terpatri kepada kekasih Allah, panutan kita Muhammad SAW Al-mustofah sebagai uswatun khasanah bagi orang-orang mukmin. Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen selaku koordinator laboratorium farmakognosi 2 dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga sengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin . Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kedua terkaya di dunia dalam halkeanekaragaman hayati. Terdapat sekitar 30.000 jenis (spesies) yang telahdiidentifikasi dan 950 spesies diantaranya diketahui memiliki fungsi biofarmaka,yaitu tumbuhan, hewan, maupun mikroba yang memiliki potensi sebagai obat,makanan kesehatan, nutraceuticals, baik untuk manusia, hewan maupun tanaman.Dengan kekayaan tersebut Indonesia berpeluang besar untuk menjadi salah satunegara terbesar dalam industri obat tradisional dan kosmetika alami berbahanbaku tumbuh-tumbuhan yang peluang pasarnya pun cukup besar.
Manusia telah mengenal pengobatan tradisional sejak berabad-abad lalu ketika manusia mengetahui bahwa tumbuh-tumbuhan dapat dijadikan sebagai obat. Namun penemuan-penemuan tersebut bukan berdasarkan perbuatan-perbuatan yang rasional, melainkan karena perasaan instriktif yang ternyata dapat memberikan sesuatu yang diharapkan yaitu dapat mengurangi dan menyembuhkan rasa sakit. Pengetahuan tersebut telah diturunkan secara turun-temurun dengan penuturan-penuturan secara lisan dan masih dipertahankan sampai saat ini.
Sebagai salah satu alternatif pengembangan biofarmaka, fitofarmaka ataulebih dikenal dengan tanaman obat, sangat berpotensi dalam pengembanganindustri obat tradisional dan kosmetika Indonesia. Selama ini, industri tersebut berkembang dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang diperoleh dari hutanalam dan sangat sedikit yang telah dibudidayakan petani. Bila adapun, teknik budidaya dan pengolahan bahan baku belum menerapkan persyaratan bahan bakuyang diinginkan industri , yaitu bebas bahan kimia dan tidak terkontaminasi jamurataupun kotoran lainnya.
Pada makalah farmakognosi ini, kita akan melakukan penelitian terhadap pada suatu yang diawali oleh mengidentifikasi kemotaksonominya dan akan diakhiri dengan pembuatan produk dari sampel tersebut. Sudah selayaknya dilakukan penelitian dan pengembangan dari tanaman-tanaman tersebut agar dapat diketahui senyawa kimia apa saja yang terkandung di dalamnya, sehingga manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.
Maksud
Maksud percobaan adalah agar mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik sediaan jamu.
Tujuan
Adapun tujuannya, yaitu:
Mengidentifikasi simplisia penyusun sediaan jamu secara organoleptik.
Membuat pengelompokkan simplisia penyusun sediaan jamu berdasarkan khasiat dan kandungannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. Jenis sediaan obat ini masih belum begitu populer di kalangan masyarakat, dibandingkan jamu-jamuan dan herba terstandar. Akan tetapi pada dasarnya sediaan fitofarmaka mirip dengan sediaan jamu-jamuan karena juga berasal dari bahan-bahan alami. Dalam ilmu pengobatan, fitofarmaka dapat diartikan sebagai sediaan jamu-jamuan yang telah tersentuh oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dengan demikian khasiat dan penggunaan fitofarmaka dapat lebih dipercaya dan efektif daripada sediaan jamu-jamuan biasa, karena telah memiliki dasar ilmiah yang jelas.
Walaupun sama-sama diracik dari bahan alami, namun Fitofarmaka jauh mengungguli sediaan jamu biasa, bahkan sediaan ini juga sudah dapat disetarakan dengan obat-obatan modern. Ini disebabkan fitofarmaka telah melewati beberapa proses yang setara dengan obat-obatan modern, diantaranya Fitofarmaka telah melewati standarisasi mutu, baik dalam proses pembuatan hingga pengemasan produk, sehingga dapat digunakan sesuai dengan dosis yang efektif dan tepat. Selain itu sediaan fitofarmaka juga telah melewati beragam pengujian yaitu uji preklinis seperti uji toksisitas, uji efektivitas, dll dengan menggunakan hewan percobaan dan pengujian klinis yang dilakukan terhadap manusia.
Fitofarmaka harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya :
Aman dan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik
Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi
Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
Tahap-tahap pengembangan dan pengujian fitofarmaka (Dep. Kes RI)
1. Tahap seleksi
Proses pemilihan jenis bahan alam yang akan diteliti sesuai dengan skala prioritas sebagai berikut:
Jenis obat alami yang diharapkan berkhasiat untuk penyakit-penyakit utama
Jenis obat alamai yang memberikan khasiat dan kemanfaatan berdasar pengalaman pemakaian empiris sebelumnya
Jenis OA yang diperkirakan dapat sebagai alternative pengobatan untuk penyakit-penyakit yang belum ada atau masih belum jelas pengobatannya.
Tahap penelitian farmakodinamik
Untuk melihat pengaruh calon fitofarmaka terhadap masing-masing sistem biologis organ tubuh
Pra klinik, in vivo dan in vitro,
Tahap ini dipersyaratkan mutlak, hanya jika diperlukan saja untuk mengetahui mekanisme kerja yang lebih rinci dari calon fitofarmaka.
Tahap pengembangan sediaan (formulasi)
Mengetahui bentuk-bentuk sediaan yang memenuhi syarat mutu, keamanan, dan estetika untuk pemakaian pada manusia.
Tata laksana teknologi farmasi dalam rangka uji klinik
Teknologi farmasi tahap awal
Pembakuan (standarisasi): simplisia, ekstrak , sediaan OA
Parameter standar mutu: bahan baku OA, ekstrak, sediaan OA
Tahap uji klinik pada manusia
Ada 4 fase yaitu:
Fase 1 : dilakukan pada sukarelawan sehat
Fase 2 : dilakukan pada kelompok pasien terbatas
Fase 3 : dilakukan pada pasien dengan jmlh yang lebih besar dari fase 2
Fase 4: post marketing survailence, untuk melihat kemungkinan efek samping yang tidak terkendali saat uji pra klinik maupun saat uji klinik fase 1-3.
Obat tradisional merupakan obat yang didapat dari bahan alam (mineral, tumbuhan, atau hewan ) diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional. (Syamsuni, 2005). Obat tradisional umumnya menggunakan bahan-bahan alam yang lebih dikenal sebagai simplisia.
Simplisia ialah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.(Amin, 2009) . Salah satu obat tradisional Indonesia yaitu jamu. Jamu sudah dikenal sudah berabad-abad di Indonesia yang mana pertama kali jamu dikenal dalam lingkungan Istana atau keraton. Jaman dahulu resep jamu hanya dikenal dikalangan keraton dan tidak diperbolehkan keluar dari keraton. Tetapi seiring dengan perkembangan jaman, orang-orang lingkungan keraton sendiri yang sudah modern, mereka mulai mengajarkan meracik jamu kepada masyarakat diluar keraton sehingga jamu berkembang sampai saat ini tidak saja hanya di Indonesia tetapi sampai ke luar negeri. Bagi masyarakat Indonesia, Jamu adalah resep turun temurun dari leluhurnya agar dapat dipertahankan dan dikembangkan. Bahan-bahan jamu sendiri diambil dari tumbuh-tumbuhan yang ada di Indonesia baik itu dari akar, daun, buah, bunga, maupun kulit kayu.
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK SEDIAAN JAMU
Jamu, obat tradisional Indonesia yang di duga berasal dari keraton Surakarta dan Yogyakarta di jawa Tengah, dari praktik budaya Jawa Kuno dan juga sebagai hasil pengaruh obat Cina, India dan Arab. Jamu berisi unsur-unsur TCM, seperti mengobati penyakit-penyakit “panas’ dengan obat “dingin”, da ayurveda, yang menggunakan aspek religius dan pemijatan sangat penting. (Heinrich,M.2009).
Sedian Jamu umumnya terdiri dari beberapa jenis simplisia yang berkhasiat farmakologi, baik berbentuk rajangan kasar contohnya jamu godog, maupun berbentu halus atau serbuk,adapula dalam bentuk ekstrak herbal terstandar, bahkan sedian bahan alam telah berbentuk sedian fitofarmaka (seperti temulawak, dan daun jambu).(anonim,2010)
Simplisia ialah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.(MMI,1995)
Simplisia nabati ialah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum merupakan zat kimia murni (MMI,1995).
Simplisia hewani ialah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.(MMI,1995)
Simplisia pelikan (mineral) ialah simplisia yang berupa bahan-bahan pelikan (mineral) yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni (MMI,1995).
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau galenik, atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.(Makhmud,Ilham,etc.2007)
Bahan baku adalah simplisia, sediaan galenik, bahan tambahan atau bahan lainnya, baik yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, yang berubah maupun tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat tradisional, walaupun tidak semua bahan tersebut terdapat dalam produk ruahan.(Makhmud,Ilham,etc.2007)
Perbedaan antara Jamu, ekstrak herbal terstandar dan fitofarmaka terletak terletak pada pengujian farmakologinya dan standarisasi bahan penanda (marker) yang ada dalam sediaan tersebut. jamu sebagai bentuk sediaa campuran simplisia masih dikelola secara sederhana oleh industri rumah tangga, sehingga dalam proses produksi dan pengemasan masih sangat sederhana dan dibawah standar GMP(Good Manufacturing Practice), selain itu pemberian ijin usaha dan pengawasan secara hukum tidak berada dalam satu Koordinasi dikarenakan tidak dilakukan di bawah satu Instansi pemerintah saja (BPOM), tetapi dapat pula dilakukan oleh Dinas kesehatan Kota. Kurangnya Koordinasi dari pihak pemerintah menyebabkan BKO (Bahan Kimia Obat) yang ditemukan dalam sedian jamu. (Anonim,2010).
Pemeriksaan organoleptik dilakukan menggunakan pancaindera dengan mediskripsikan bentuk, warna, bau dan rasa sebagai berikut:(Dirjen POM,2000)
Bentuk : Padat, serbuk, kering, kental, cair
Warna : warna dari ciri luar , dan wara bagian dalam
Bau : Aromatik, tidak berbau adn lain-lain
Rasa : Pahit, manis, khelat dan lain-lain
Ukuran : Panjang, lebar, dan diamdietil eter sediaan dalam satuan um,mm,cm,inci dan Mesh
Agar dapat mendukung hasil pemeriksaan, maka simplisia yang telah di identifikasi di kelompokkan berdasarkan jenisnya (spesies) dan khasiatnya
. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK SEDIAAN JAMU
Seperti halnya pemeriksaan makroskopik sediaan jamu, pemeriksaan mikroskopik juga digunakan untuk menjamin kebenaran dari simplisia penyusun sediaan jamu dengan mengamati bentuk fragmen spepisifik penyusun pada sediaan jamu. (Anonim,2010),
Berbeda dengan obat-obatan modern, standar mutu untuk jamu didasarkan pada bahan baku dan produk akhir yang pada umumnya belum memiliki baku standar yang sesuai dengan persyaratan. Simplisia nabati, hewani dan pelican yang dipergunakan sebagai bahan untuk memperoleh minyak atsiri, alkaloid, glikosida atau zat berkhasiat lainnya, tidak perlu memenuhi persyaratan yang tertera pada monografi yang bersangkutan. Identifikasi simplisia dapat dilakukan berdasarkan uraian mikroskopik serta identifikasi kimia berdasarkan kandungan senyawa yang terdapat didalamnya (MMI,1995)
Uji mikroskopik dilakukan dengan mikroskopik yang derajat perbesarannya disesuaikan denga keperluan. Uji mikroskopik serbuk jamu tidak hanya dapt dilakukan melihat bentuk anatomi jaringan yang khas, tetapi dapat pula menggunakan uji histokimia dengan penambahan pereaksi tertentu pada serbuk sediaan jamu uji, dan zat kandungan simplisia uji akan memebrikan warna spesifik, sehingga mudah di deteksi(Anonim, 2010).
Pemeriksaan anatomi serbuk dari suatu simplisia memiliki karakteristik tersendiri, dan merupakan pemeriksaan spesifik suatu simplisia atau penyusun jamu. sebelum melakukan pemeriksaan mikroskopik harus di pahami bahwa masing-masing jaringan tanaman berbeda bentuknya. ( Egon,1985)
ciri khas dari masing-masing organ batang, akar dan rimpang umumnya memiliki jaringan penyusun primer yang hampir sama yaitu epidermis,korteks dan endodermis, jari-jari empulur dan bentuk berkas pengangkutannya. Tipe berkas pengangkut umumnya mengacu pada kelas tanaman seperti monokotil memiliki tipe berkas pengankutan terpusat (konsentris), dan pada dikotil tersebar (kolateral). (Egon,1985)
Sedangkan jaringan sekunder pada organ batang , akar dan rimpang berupa periderm , dan ritidorm. Rambut penutup dan stomata merupakan ciri spesifik dari bagian daun serta tipe sel idoblas seringkalai menunjukkan ciri spesifik suatu bahan nabati.(Egon,1985)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Uraian Tanaman
Kemangi (Ocinum sanctum)
Klasifikasi tumbuhan Kemangi (Tjitrosoepomo, 2004)
Regnum : Plantae
Divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Tubiflorae (Solonales, personatae)
Famili : Labitae
Genus : Ocinum
Spesies : Ocinum sanctum
Morfologi Tanaman Kemangi
Bentuk pemerian dari tanaman kemangi (Ocinum sanctum) warna hijau sampai hijau kecoklatan; bau aromatik, khas; rasa agak pedas. Dilihat dari morfologinya yaitu helaian daun bentuk jorong memanjang bundar telur, ujung runcing, pangkal daun runcing atau tumpul sampai membundar, tulang-tulang daun menyirip, tepi bergerigi dangkal atau rata dan bergelombang, daging daun tipis, permukaan berambut halus, panjang daun 2,5 cm sampai 7,5 cm, lebar 1-2,5 cm, tangkai daun berpenampng bundar, panjang 1-2 cm berambut ( Steenis, 2006).
Mikroskopik
Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermidis atas terdiri dari satu lapis sel kecil, bentuk segi empat persegi panjang, warna jernih, dinding tipis, kutikula tipis dan licin. Pada pengamatan tangensial bentuk poligonal, berdinding lurus atau agak berkelok-kelok. Epidermis bawah terdiri dari satu lapis sel kecil bentuk empat persegi panjang, warna jernih, dinding tipis, kutikula tipis dan licin. Jaringan palisade terdiri dari selapis sel bentuk silindrik panjang dan berisi banyak butir klorofil. Jaringan bunga karang, dinding poligonal, dinding sampai lurus atau agak berkelok tipis, mengandung butir klorofil.
Kandungan Kimia Tanaman Kemangi
Kandungan kimia yang diperoleh yaitu orientin dan vicenin yang mampu melindungi struktur sel tubuh. Sedangkan cineole, myrcene dan eugenol berfungsi sebagai antibiotik almi dan antiperadangan. Selain itu kemangi kaya akan betakaroten dan magnesium, mineral penting yang berfungsi menjaga dan memelihara kesehatan jantung. Zat ariginin yang terdapat di dalam kemangi dapat berfungsi untuk memperkaya daya hidup sperma dan mencegah kemandulan. Ada lagi zat triptofan yang dapat menunda menopause (www. Desputro home’s Weblog.com).
Khasiat Tanaman Kemangi
Khasiat dari daun kemangi (Ocinum sanctum) dapat menyembuhkan diare, nyeri payudara, batu ginjal, gangguan pada vagina dan juga dapat mengatasi albuminaria yaitu adanya konsentrasi albumin di dalam air. Selain itu juga ampuh menyembuhkan sakit kepala, pilek, sembelit dan cacingan. Aroma daun kemangi dapat menolak gigitan nyamuk (Henry,_ A Dictionary of Practical Material Medical).
Kunci Determinasi ( Steenis, 2006)
1b..., 2b..., 3b..., 4b..., 6b..., 7b..., 9b..., 10b..., 11b...,12b..., 13b..., 14b..., 16a..., 239b..., 243b..., 244b..., 248b..., 249b..., 250b..., 266b..., 267b..., 268b..., 271b...
Bayam duri (Amaranthus spinosus)
a. Klasifikasi tumbuhan bayam duri (Tjitrosoepomo, 2004)
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus spinosus
b. Morfologi Bayam duri
Bayam Duri terna semusim, tumbuh tegak, tinggi bisa mencapai 1 m. Batang berwarna hijau atau atau kemerahan. bercabang banyak, berduri. Daun tunggal, bundar telur sampai lanset, tepi rata, bertangkai panjang, letak berseling. Bunga berkelamin tunggal, warna hijau agak putih. Buah bulat panjang, biji kecil, warna hitam. ( Steenis, 2006).
c. Anatomi Tanaman Bayam Berduri
Batang :
Jaringan epidermis yang terdiri dari selapis sel yang melindungi jaringan dibawahnya.
Jaringan korteks terdiri dari kolenkim, serabut-serabut dan parenkim.
Floem terdiri dari saluran dengan tapisan sebagai ciri khasnya, sel pengiring, serabut-serabut dan parenkim.
Xylem yang terdiri dari pembuluh dan tracheid yang merupakan penyusun utama xylem, serabut-serabut dan parenkim.
Tipe berkas pengangkut yang dimilki tanaman ini adalah kolateral terbuka, dimana xylem dan floem dipisahkan oleh kambium.
Akar :
Epidermis yang juga berderivat menjadi rambut akar untuk memperluas bidang penyerapan air.
Korteks, jaringan korteks akar lebih tebal dibanding jaringan korteks yang ada pada batang. Jaringan ini terdiri dari parenkim penyimpan dengan rongga sel yang luas.
Daun
Epidermis yang merupakan selapis sel dan disini terdapat stomata yang berfungsi penting dalam proses respirasi.
Mesofil , jaringan ini terbagi dua yaitu parenkim palisade yang terdapat dibawah epidermis. Parenkim spons yang disusun oleh sel yang tidak beraturan
Jaringan pengangkut terdiri dari berkas-berkas pengangkut, yaitu xylem dan floem.
d. Kandungan Kimia Tanaman Bayam duri
Kandungan kimia Amaranthus spinosus yaitu amaruntin, rutin, spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium nitrat, kalsium oksalat, garam fosfat, zat besi serta vitamin (www. Desputro home’s Weblog.com).
e. Khasiat Tanaman Bayam duri
Khasiat tanaman bayam duri yaitu pembersih darah, pelancar ASI, demam, eksim, bisul, bronkhitis, kencing nanah dandiuretik, peluruh haid, peluruh dahak, penawar racun dan menghilangkan bengkak (Henry,_ A Dictionary of Practical Material Medical).
f. Kunci Determinasi ( Steenis, 2006 )
1b..., 2b..., 3b..., 4b..., 6b..., 7b..., 9b..., 10b..., 11b..., 12b..., 13b..., 14b..., 16a..., 239b..., 243b..., 244b..., 248b..., 249b..., 250b..., 266b..., 267a..., 268a..., 269b..., 270b...
3. Bunga Pukul Empat (Mirabillis jalapa)
a. Klasifikasi bunga pukul empat (Tjitrosoepomo, 2004)
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Dicotyledoneae
Sub class : Monochlamydeae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Nyctaginaceae
Genus : Mirabillis
Spesies : Mirabillis jalapa
b. Morfologi Bunga pukul Empat
Daunnya tunggal, bentuk daun memanjang, letak daun menyirip berselang-seling, tepi daun rata, tulang daun menyirip. Pada batang, bentuknya bulat, arah tumbuh tegak lurus, permukaan licin. Pada akar termasuk akar tunggang.
c. Mikroskopik Bunga Pukul Empat
Pada penampang melinyang melalui tulang daun tampak epidermidis atas terdiri dari 1 lapis sel berbentuk segiempat, kutikula tipis, tidak terdapat stomata, sel ujung membulat, serbuk berwarna hijau tua, fragmen pengenal adalah rambut penutup seperti epidermidis atas. Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari 1 lapis sel, pada mesofil terdapat hablur kalsium oksalat berbentuk rafida, berkas pembuluh tipe kolateral, pada ibu tulang daun terdiri dari 4 berkas. Pada sayatan parademal tampak epidermis atas berbentuk polygonal, dinding antiklinal agak berombak, stomata tipe anomositik.
d. Kandungan Kimia Bunga Pukul Empat
Kandungan kimia Mirabillis jalapa yaitu daun dan bunga mengandung saponin (Lavanoida, disamping itu daunnya juga mengandung tanin dan bunga politenol), biji mengandung flavanoida dan politenol, akar mengandung betaxanthis, buah mengandung zat tepung, lemak, zat asam lemak dan zat asam minyak.
e. Khasiat Bunga Pukul Empat
Khasiat Bunga Pukul Empat yaitu untuk radang amandel, infeksi saluran kencing, keputihan, erosi mulut rahim, radang sendi yang akut. Di samping itu, pada daunnya berkhasiat sebagai obat bisul, akarnya untuk mengobati sembelit dan bengkak, bijinya sebagai bahan kosmetika.
f. Kunci Determinasi Bunga Pukul Empat
Familia 42. Nyctaginaceae
1b..., 2b..., 3b..., 4b..., 6b..., 7b..., 9b..., 10b..., 11b..., 12b..., 13b..., 14b..., 16a..., 239b..., 243b..., 244b..., 248b..., 249b..., 250b..., 266b..., 267b..., 273b..., 276b..., 278b..., 279a..., 280a...
4. Cabe Rawit (Capsicum frutescens) a. Klasifikasi (Steenis, 2006)
Kingdom : plantae
Subkingdom : trachebionta
Super divisi : Spermatopyta
Divisio : Magnolopyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum fructescens
b. Morfologi (Steenis, 2006)
Batang berbiku-biku atau bagian atasnya bersudut, dan tidak berbulu.Daunnya berbentuk bundar telur sampai lonjong atau bundar telur meruncing.
Mahkota bunga: Mahkota bunga berbentuk bintang, berwarna putih, putih kehijauan atau kadang-kadang ungu. Mempunyai garis tengah 1,75 mm sampai 2 mm.
Kelopak bunga: Kelopak bunga berbulu dan tidak berbulu. Mempunyai panjang 2 mm sampai 3 mm. Buah tegak kadang-kadang pada tanaman hibrid buah merunduk, berbentuk bulat telur, jorong panjang 0,75 mm sampai 1,50 mm. Lebar 2,5 cm sampai 12 cm. Buah muda berwarna hijau tua,putih kehijauan dan putih. Apabila masak berwarna merah terang dan bila setengah masak berwarna hijau rumput(lazim digunakan).
c. Anatomi
Kulit buah, epidermis luar terdiri dari selapis sel berbentuk poligonal, pipih ke arah tangensial, dinding tangensial luar sangat tebal dan bergaris; sel epidermis ini berisi tetes-tetes minyak berwarna kuning kemerahan. Hipodermis terdiri dari sel-sel kolenkimatik, tebal sampai 7 lapis sel, dinding sel putih kekuningan, berisi tetes minyak berwarna kuning kemerahan.
Parenkim mesokarp terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal, dinding tipis berisi tetes minyak berwarna kuning kemerahan; di antara sel parenkim terdapat berkas pembuluh bikolateral. Lapisan sel besar terdiri dari 1 atau 2 lapis sel berbentuk poligonal, dinding tipis, lumen lebar dan jernih, tidak terdapat tetes minyak. Epidermis dalam terdiri dari selapis sel berdinding tipis dan berdinding tebal; sel epidermis yang berdinding tipis berisi tetes-tetes minyak yang berwarna kuning kemerahan, sedang sel epidermis yang berdinding tebal terdapat di bawah sel besar, dinding bernoktah, serta menyerupai sel batu yang pada pengamatan tangensial tampak berkelompok, bentuk memanjang atau membundar dengan dinding berkelok-kelok,lumen agak lebar, tidak berisi tetes minyak; kutikula bagian dalam tipis.Serbuk,warna coklat kemerahan,rasa sangat pedas, bau merangsang. Fragmen pengenal adalah fragmen tangensial epidermis luar, dinding bernoktah; fragmen epidermis dalam berdinding tebal yang menyerupai sel batu terlihat tangensial; fragmen pembuluh kayu bernoktah atau dengan penebalan tangga dan spiral; fragmen hipodermis; fragmen serabut sklerenkim sangat sedikit.
Kandungan kimia
Kapsaian, solamine, minyak atsiri, solamargine, koloid, resin, vit. CBenang putih tempat biji menempel mengandung zat capcaisin yang bermanfaat untuk mengobati penyakit kulit. Selain itu, cabai juga mengandung vitamin C, saponin dan flavonida.
khasiat
Penyakit kulit, eksim, rematik, antioksidan, penambah nafsu makan, kaku karena kedinginan.
kunci determinasi
1b…,2b…,3b…,4b…,6b…,7b…,9b…10b…,11b…,12b…,13b…,14a…,15b…,197b…,208b…,219a…(Solanaceae)
5. Portulaka ( Portulaca grandifloa)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Portulacaceae
Genus : Portulaca
Spesies : Portulaca grandifloa
b. Marfologi
Daun dan batang tanaman ini tergolong semi sukulen. Dapat tumbuh sampai ketinggian 15cm dan batangnya dapat merambat sampai sepanjang 30cm. Tergolong ke dalam family Po rtulaceae.Daunnya berbentuk silinder dengan panjang 1-2cm. Bunganya mirip mawar, berdiameter 2-3cm, hadir dalam warna pink, merah kuning, putih dan oranye dengan susunan daun bertumpuk maupun tunggal. Tanaman ini berasal dari Brazil, Uruguay dan Argentina Utara.Bunga sutra Bombay hanya mekar saat cuaca cerah dan matahari terik, sebaliknya saat malam hari atau cuaca mendung bunganya akan mengucup atau layu.Tanaman yang telah tua akan malas berbunga, berdaun jarang, dan warnanya menjadi tidak menarik. Siapkanlah generasi baru dengan stek batang dari generasi sebelumnya, sehingga tanaman baru sudah siap ditanam begitu generasi sebelumnya malas berbun15-30 cm. Tanaman ini sering bercabang mulai dari pangkalnya, pada ruasnya berambut halus, dan warnanya merah atau hijauDaunnya tunggal, letak tersebar, tidak bertangkai, di ujung batang berjejal rapat, ke bagian pangkal daunnya lebih jarang. Helaian daun tebal berdaging, berair, bentuk jarum, bulat silindris, ujung tumpul, panjang 1-3,5 cm, warnanya hijau.
Bunga portulaka berkumpul berkelompok 2-8 di ujung batang, mekar pada pukul 8 pagi dan layu menjelang sore, warnanya merah, dadu, putih, oranye, atau kuning.
Buah bentuknya bulat telur, permukaan berambut, panjang 5-8 mm. Biji bulat, jumlah banyak, kecil dan berwarna cokelat muda.
c. Kandungan Kimia
Portulaka juga merupakan tanaman obat. Kandungan kimia pada seluruh tanaman portulaka adalah portulal. Batang dan bunga mengandung betacyanin, betanin, dan betanidin. Seluruh herba segar dapat digunakan sebagai obat.
d. Kegunaan Sakit tenggorokan, Sakit kepala, Hepatitis, Ekzema pada bayi, Bisul.
6. Gandarusa (Justicia gendarussa)
a. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Justicia
Jenis : Justicia gendarussa
b. Morfologi
Habitus : Perdu, tegak, tinggi ± 1,8 m.
Batang : Berkayu, segi empat, bercabang, beruas, coklat.
Daun : Tunggal, lanset, panjang 3-6,20 cm, lebar 1,5-3,5 cm, pertulangan menyirip, berhadapan, bertangkai pendek, hijau tua
Bunga : Majemuk, bentuk malai, panjang 3-12 cm, putik ungu,kepala sari kuning, mahkota bentuk tabung,berbibir dua, ungu
Buah : Bentuk gada, bertiji empat, licin, masih muda hijau setelah tua hitam
Biji : Kecil, keras, coklat.
Akar : Tunggang, coklat muda
c. Khasiat
Daun Justicia gendarussa berkhasiat sebagai obat pegal linu, obat pening dan obat haid tidak teratur.Untuk obat sakit pegal linu dipakai ± 15 gram daun segar Justicia gendarussa, dicuci, ditambah satu sendok teh minyak kelapa digerus sampai lumat,kemudian digosokan pada bagian yang sakit.
d. Kandungan kimia
Daun Justicia gendarussa mengandung alkaloida, saponin, flavonoida dan tanin.
e. Kunci determinan
1.b…2.b…3.b…4.b…6.b…7.b…9.b…10.b…11.b…12.b…13.b…14.b…16.a….239.b….243.b…244.b…248.b….249.b…250.b…266.b…267.b…273.b…276.b…278.b…279.b….282.b….283.b…284.b…285.b
7. Kangkung (Ipomoea aquatic)
a. Klasifikasi Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Asteridae Ordo : Solanales Famili : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan) Genus : Ipomoea Spesies : Ipomoea aquatica Forsk.
b. Morfologi
Tanaman menjalar berbatang bulat, beruas, dan berlubang di tengahnya ini ternyata tidak hanya lezat saat disantap dalam bentuk tumis atau model masakan lain. Lebih dari itu tanaman ini sangat bermanfaat membantu menyernbuhkan penyakit tertentu. Seorang pakar kesehatan dari Filipina, Herminia de Guzman Ladion, memasukkan kangkung dalam kelompok "Tanaman Penyembuh Ajaib Selain menyembuhkan penyakit seperti sembelit karena kandungan seratnya yang tinggi, juga bermanfaat mengatasi masalah seperti sulit tidur, mimisan, keracunan makanan, dan lain-lainnya Menurut Dr. R.A. Seno Sastroamidjojo, MD, nilai nutrisi 100 gram kangkung yang direbus tanpa garam adalah air 91,2 gr, energi 28 kcal, protein 1,9 gr, lemak 0,4 gr, karbohidrat 5,63 gr, serat 2 gr, dan ampas 0,87 gr.
c. Kandungan kimia
Mineral, vitamin A, B,C, asam amino, kalsium, fosfor, karoten, dan zat besi.
d. Kegunaan
Antiracun, peluruh, perdarahan, diuretik (pelancar kencing), antiradang, dan sedatif (penenang/obat tidur), Sebab itu tidak heran bila kita mudah mengantuk setelah makan banyak dengan menu utama kangkung. Mengurangi haid yang terlalu banyak, mengatasi keracunan makanan, kencing darah, anyang-anyangan (kencing sedikit-sedikit dan rasanya nyeri), mimisan, sulit tidur, dan wasir berdarah. Sebagai obat luar, kangkung bisa digunakan untuk mengobati bisul, kapalan, dan radang kulit bernanah
e. Kunci determinan
1.b….2.b…3.b….4.b…6.b….7.b…9.b….10.b…11.b…12.b…13.b…14.b…15.a…109.b…119.b…120.a…121.a…122.b…123.b (Convolvulaceae)
8. Daun Mangkokan (Nothophanax scutellaris)
a. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Nothopanax
Jenis : Nothopanax scutellaris
b. Morfologi
Dimana tanaman ini merupakan tanaman yang banyak ditemukan pada dataran tinggi yang merupakan daun tunggal berbentuk bulat berlekuk, letak daunnya beranak daun 1, tepi daunnya bergerigi, pertulangan daunnya menyirip berwarna hijau. Bentuk batangnya bulat (teres), panjang dan lurus, arah tumbuh batangnya monopodial, berwarna coklat, batangnya berkayu dan bercabang. Jenis akar tunggang, berwarna coklat, dan arah perakarannya tumbuh kebawah.
c. Kunci Determinasi
1b…,2b…,3b…,4b…,6b…,7b…,9b…,10b…,12b…,13a…,14a…,15b…197b…208a…, 209b….210b…211a….212b…213a…(Araliaceae)
d. Kegunaan
masyarakat Sumatra banyak menggunakan daun mangkokan muda sebagai campuran gulai otak atau gulai ikan, selain itu dauin ini juga enak diolah menjadi cam[uran urap, campuran pepes maupun pecel. Daun mudanya bisa dimakan mentah sebagai lalapan dengan sambal. Aromanya khas seperti daun kenikir. Aroma daun mangkokan dapat mengurangi aroma amis pada hidangan ikan dan jerowan maupun daging. Daun mangkokan juga dapat digunakan sebagai penyubur rambut, radang payudara, sukar kencing, bau badan, luka, pembengkakan dan melancarkan pengeluaran asi.
e. Kandungan Kimia
Batang dan daun mengandung kalsium-oksalat, peroksidase, amygdalin fosfor, besi, lemak, protein serta vitamin A, B1 dan C
Cara Kerja
Pemeriksaan makroskopik sediaan jamu
Dikeluarkan seluruh bahan jamu dari kemasannya kemudian, ditimbang berat totalnya lalu diamati satu persatu yang ada dan dipisahkan menurut jenis simplisianya serta ditimbang beratnya masing-masing kemudian dibandingkan hasil pengamatan dengan heksel pembanding dan digambar hasil pengamatan sampel selanjutnya dihitung persentase masing-masing simplisia dalam jamu kemudian ditulis klasifikasinya, kandungannya, dan khasiat dari masing-msing simplisia yang ada pada sampel.
Pemeriksaan mikroskopik sediaan jamu
Pertama-tama disiapkan alat dan bahan, dikeluarkan seluruh bahan jamu dari kemasannya, lalu sampel diamati dibawah mikroskop. Kemudian dibandingkan hasil pengamatan dengan serbuk sediaan pembanding yang tersedia di Laboratorium. Gambar hasil pengamatan sampel dan tulis klasifikasi, kandungan kimia dan khasiat dari masing-masing simplisia yang ada pada sampel.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Pemeriksaan Makroskopis suatu Sediaan Jamu
KS NAMA SAMPEL GAMBAR
SAMPEL ORGANOLEPTIK
BENTUK BAU WARNA RASA
MT 01 Feoniculi vulgare
KERING
AROMATIK KUNING ASIN
EC 02 Piper cubeba KERING TDK BERBAU COKELAT TDK BERASA
WN 03 Piper retrofracticum KERING AROMATIK COKELAT PEDIS
UM 04 Cordia oblique PADAT AROMATIK HITAM PAHIT
DJ 05 Coriandrum sativum PADAT AROMATIK KUNING PAHIT
AD 06 Gallae fructus PADAT AROMATIK COKELAT PAHIT
PS 07 Myristica fragrans KERING AROMATIK COKELAT HAMBAR
EL 08 Nigella sativum PADAT TDK BERBAU HITAM HAMBAR
QR 09 Sappan lignum KERING AROMATIK ORANGE HAMBAR
PR 10 Usnea tallus KERING KHELAT COKELAT HAMBAR
HR 11 Isorae fructus KERING AROMATIK COKELAT HAMBAR
IM 12 Languatis rhizome KERING TDK BERBAU KUNING HAMBAR
SR 13 Punica cortex PADAT TDK BERBAU COKELAT PAHIT
MU 14 Zingiber aromaticum PADAT AROMATIK KUNING PAHIT
PS 15 Melaleuca fructus BULAT TDK BERBAU COKELAT TDK BERASA
PENGELOMPOKKAN BAHAN BAKU JAMU BERDASARKAN AKTIVITAS DAN KANDUNGAN KIMIANYA
KODE SAMPEL
(KS) NAMA SIMPLISIA KANDUNGAN KIMIA KHASIAT
MT 01 Feoniculi vulgare m.atsiri, anetol, fenkon, pinen, limonen TBC, flatus, dingin dan dahak, menyehatkan saluran cerna
EC 02 Piper cubeba m.atsiri, asam kubebat, piperina Mengobati asma, gangguan jantung, disentri
WN 03 Piper retrofracticum Piperin, chavlonia, palmatic Analgetik, obat sakit perut.
UM 04 Cordia oblique Tannin,metil pelatanin Astringent, untuk sesak napas
DJ 05 Coriandrum sativum Sabinene, myrcene, terpinene, ocmene Meredakan pusing, influenza, muntah-muntah. Wasir
AD 06 Gallae fructus m.atsiri, tannin, kaukol Antipiretik, sembelit, demam.
PS 07 Myristica fragrans m.atsiri,gliserida, protein, lemak, pati Histeri, sembelit, sulit tidur, perut kembung.
EL 08 Nigella sativum m.atsiri, m.lemak, d-limonea, simen, glukosida, saponin, jigelin, timokanom Pelangsing, karminatif, kembung, sakit perut.
QR 09 Sappan lignum Saponin, m.atsiri, flavonoid Obat sesak nafas, penghilang bau mulut.
PR 10 Usnea tallus As.usnin, licherin Kembung, sariawan dan disentri
HR 11 Isorae fructus Alkaloid, saponin Pencegah tumor dan kanker
IM 12 Languatis rhizome m.atsiri Rematik, sakit limpa, panu, bronchitis, gairah seks, nafsu makan
SR 13 Punica cortex Alkaloid, zat penyamak Keputihan antiseptic
MU 14 Zingiber aromaticum Inulin, zat pedas, piperin Mencegah keguguran dan mengatur menstruasi
PS 15 Melaleuca fructus m.atsiri, melaleucin Meningkatkan nafsu makan, karminatif, obat sakit perut.
2. Pemeriksaan Mikroskopik Sediaan Jamu Godog Galian super
Identifikasi Mikroskopik Simplisia Dalam sediaan jamu
KS Nama sampel Nama simplisa Warna serbuk Fragmen identitas Identitas lain yang spesifik
RK Rimpang kunyit Curcuma Rhizoma Kuning Rambut penutup pada butir patu Selapis sel pipih bentuk polygonal
DB Daun beluntas Plucheae Folium hijau Bentuk batang dan jamur Mempunyai minyak atsiri
Pengelompokkan bahan baku jamu berdasarkan aktvitas dan kandungan kimianya
No Nama sampel Nama simplisia Kandungan kimia Khasiat
1 Rimpang kunyit Curcuma Rhizoma Kurkumin, dihidrokurkumin, desmetroksi Diabetes mellitus, usus buntu, disentri
2 Daun beluntas Plucheae Folium Minyak atsiri Untuk penyembuh bau badan, sakit perut, keputihan
PEMBAHASAN
Simplisia ialah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia nabati ialah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum merupakan zat kimia murni.
Simplisia hewani ialah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia pelikan (mineral) ialah simplisia yang berupa bahan-bahan pelikan (mineral) yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau galenik, atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Bahan baku adalah simplisia, sediaan galenik, bahan tambahan atau bahan lainnya, baik yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, yang berubah maupun tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat tradisional, walaupun tidak semua bahan tersebut terdapat dalam produk ruahan.
Prosedur Analisis
Uji Organoleptis dan Uji Makroskopik
Dilakukan uji organoleptis dengan mengamati bau, rasa, warna serta kelarutan jamu.
Dilakukan uji makroskopik dengan mengamati struktur dari simplisia bahan baku dari sediaan jamu yang dianalisis.
Hasil pengamatan dicatat dan dilaporkan dalam bentuk tabel.
Uji Mikroskopik
Dipersiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.
Sediaan jamu dalam bentuk rajangan dan serbuk dihaluskan, bagian serbuk halus diletakkan diatas object glass (dibuat 2 preparat).
Preparat pertama ditetesi dengan kloroform dan preparat kedua ditetesi dengan fluoroglusin, kemudian difiksasi dengan lampu spiritus.
Diletakkan deck glass pada tiap preparat, lalu diamati pada mikroskop dengan perbesaran 10 X 10.
Diamati dan dicatat pengamatan mikroskopik sampel,
Pemeriksaan Makroskopik sediaan jamu. Pada percobaan ini, akan dilakukan pemeriksaan mikroskopik dan makroskopik terhadap simplisia penyusun sediaan jamu, dimana pemeriksaan secara mikroskopik adalah salah satu metode pemeriksaan terhadap suatu tanaman atau simplisia untuk mengetahui kandungan kimia maupun fragmen-fragmen penyusunnya, yang mana bagian-bagian tersebut hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.
Adapun jamu yang akan diidentifikasi penyusunnya adalah jamu keputihan. Jamu keputihan adalah jamu berbentuk serbuk. Jamu ini terdiri dari beberapa jenis simplisia yang memiliki khasiat farmakologis yang berbeda-beda yaitu biji pala, buah kayu putih, buah adas, jintan hitam, kemukus, ketumbar, lengkuas, kulit buah delima, kayu angin, lempuyang wangi, buah cabe jawa, buah kendal, buah gallae, kayu sappan, buah kayu ulin dan dalam kombinasinya dapat digunakan sebagai bahan pengobatan untuk mencegah dan mengobati keputihan, mengurangi berat badan.
Pemeriksaan mikroskopik sediaan jamu. Pada percobaan ini dilakukan pemeriksaan anatomi dari sediaan jamu pelangsing dimana kita melihat jaringan anatomi dari penyusun serbuk jamu pelangsing dengan menggunakan mikroskop. Pertama-tama serbuk simplisia yang akan diamati terlebih dahulu ditetesi dengan air, dan ada pula yang ditambahkan dengan kloralhidrat. Penembahan air maupun kloralhidrat dimaksudkan untuk memudahkan kita dalam pengamatan. Melalui penambahan tersebut diharapkan fragmen-fragmen dari serbuk simplisia yang diamati mudah terlihat dengan jelas dibawah mikroskop.
Pada pengamatan mikroskopik dikeluarkan seluruh bahan jamu dari kemasannya kemudian, ditimbang berat totalnya lalu diamati satu persatu yang ada dan dipisahkan menurut jenis simplisianya serta ditimbang beratnya masing-masing kemudian dibandingkan hasil pengamatan dengan haksel pembanding dan digambar hasil pengamatan sampel selanjutnya dihitung persentase masing-masing simplisia dalam jamu kemudian ditulis klasifikasinya, kandungannya, dan khasiat dari masing-msing simplisia yang ada pada sampel.
Obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia obat (BKO).
Berdasarkan hasil pengawasan obat tradisional melalui sampling dan pengujian laboratorium tahun 2006, Badan POM menemukan sebanyak 93 produk obat tradisional yang dicampur dengan bahan kimia obat keras seperti Fenilbutazon, Metampiron, Deksametason, CTM, Allopurinol, Sildenafil Sitrat, Sibutramin Hidroklorida dan Parasetamol.
Mengkonsumsi obat tradisional mengandung Bahan Kimia Obat Keras membahayan kesehatan bahkan mematikan. Pemakaian obat keras, harus melalui resep dokter.
Berbagai resiko dan efek yang tidak diinginkan dari penggunaan Bahan Kimia Obat Keras tanpa pengawasan dokter, telah dilaporkan.
Kegiatan memproduksi dan atau mengedarkan obat tradisional yang mengandung Bahan Kimia Obat, melanggar Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan dengan pidana penjara paling lama 5(lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan Undang-Undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang dapat dikenakan sanksi dengan pidana penjara paling lama 5(lima) tahun dan atau denda paling banyak 2(dua) miliar rupiah.
Pada dasarnya pembagian obat-obatan alami hingga saat ini, dapat dikelompokkan atas 3 yaitu:
Jamu-jamuan Suatu sediaan obat yang berasal dari bahan alam tanpa tambahan bahan kimia (sintetis) lainnya, yang penggunaannya berdasarkan kepercayaan masyarakat secara turun temurun selama berpuluh hingga beratus tahun. Jamu-jamuan tidak memerlukan pengujian apapun, baik preklinis maupun klinis.
Herbal terstandar Merupakan sediaan jamu-jamuan yang telah diuji di laboratorium secara pre klinis, yaitu dengan menggunakan hewan-hewan percobaan. Seperti mencit, tikus, kelinci, monyet, kuda, dsb. Sediaan ini telah diketahui khasiatnya melalui hewan-hewan percobaan namun belum diuji langsung khasiatnya terhadap manusia. Sediaan ini juga telah distandarisasi, baik proses pembuatan hingga pengemasan sehingga setiap batch produk memiliki standar tersendiri yang tidak berubah-ubah.
Fitofarmaka Berawal dari sediaan jamu-jamuan yang kemudian distandarisasi dan diuji preklinis hingga dikatakan sebagai ‘herbal terstandar’. Kemudian dilakukan pula uji klinis terhadap manusia, jika berhasil maka sediaan ini dapat dikatakan sebagai Fitofarmaka. Jadi dapat dikatakan penggunaan fitofarmaka sudah memiliki dasar ilmiah yang jelas dan telah melewati uji preklinis dan klinis sehingga efektivitasnya lebih terpercaya.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Pemeriksaan Makroskopik dan mikroskopik Sediaan Jamu
Pada pemeriksaan makroskopik Jamu terdiri dari beberapa jenis simplisia yang memiliki khasiat farmakologis yang berbeda-beda, yaitu biji pala, buah kayu putih, buah adas, jintan hitam, kemukus, ketumbar, lengkuas, kulit buah delima, kayu angin, lempuyang wangi, buah cabe jawa, buah kendal, buah gallae, kayu sappan, buah kayu ulin dan dalam kombinasinya dapat digunakan sebagai bahan pengobatan untuk mencegah dan mengobati keputihan, mengurangi berat badan.
Saran
Semoga laboratorium farmakognosi ke depannya lebih lengkap lagi baik dalam hal kelengkapan alat maupun bahan-bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Asni, 2009. “Penuntun Praktikum farmakognosi II” UMI-Press : Makassar
Anonym, 2008. http://www.depkes.go.id/ downloads/
Dirjen POM. 1989. “ Materi Medika Indonesia “ Departemen Kesehatan Republik Indonesia. : Jakarta
Gembog, 2001, Morfologi Tumbuhan, Universitas Gajah Mada, Jakarta.
Hargono, michael.2005. Sediaan Galenik, Bukit Husada, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Iskandar S., 2005. Wawasan Ilmu Farmasi. Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia. Makassar
Sudjadi, Drs., 1986, "Metode Pemisahan", UGM Press, Yogyakarta.
Tjirisoepomo, gembong. 1979.Taksonomi Tumbuhan. Universitas Gajah mada ; Yokyakarta.
Wijaya H. M. Hembing. 1992. ”Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia”, Cet 1 :Jakarta .
www.google.com
Logo Jamu:
Logo Obat Herbal terstandar :
Logo Fitofarmaka
Pemeriksaan Makroskopik dan mikroskopik Sediaan Jamu
a. gambar mikroskopik/foto serbuk jamu
Serbuk simplisia pembanding
1. Plucheae Folium ( daun beluntas )
Menurut literature (materia
Medika terapi) :
Epidermis atas terlihat
Intergral
Epidermis bawah
Rambut penutup
Rambut penutup dan
Rambut kelenjar
Serabut
Pembuluh kayu berpembuluh
2. Curcuma Rhizoma ( rimpang kunyit )Anita Adriana Anashttp://www.blogger.com/profile/10868112968115903263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5062619921748973044.post-38042172520251196822012-05-18T07:08:00.000-07:002012-05-18T07:08:30.155-07:00MAKALAH Identifikasi Kemotaksonomi Bahan Baku Sediaan Farmasi .KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam terpatri kepada kekasih Allah, panutan kita Muhammad SAW Al-mustofah sebagai uswatun khasanah bagi orang-orang mukmin. Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen selaku koordinator laboratorium farmakognosi 2 dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga sengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin . Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dari zaman dahulu sampai sekarang ini, zaman era globalisasi. Daerah di Indonesia khususnya di dataran rendah. Pada penelitian ini lebih menekankan pada bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat. Berbagai metode pengobatan pun tersebar di Indonesia bahkan hingga ke mancanegara. Metode pengobatan ini meliputi pengobatan tradisional ataupun pengobatan modern,khususnya bagi pengobatan modern ini telah dikembangkan dalam bidang kedokteran dan farmasi yang telah menciptakan bahan-bahan pengobatan yang akan digunakan bahkan tidak sedikit pengobatan secra tradisional maupunmodern menimbulkan efek samping, sehingga dari hal inilah memaksa manusia untuk kembali ke alam mengolah tanaman sebagai tanaman obat dalam proses penyembuhan suatu penyakit.
Tumbuhan merupakan gudang berbagai jenis senyawa kimia serta beragam jenis sifat atau ciri-ciri yang dimilikinya yang dimanfaatkan sebagai suatu tumbuan obat. Hal semacam ini mempunyai hubungan yang baikdengan objek yang dituju dalam hal ini manusia yang kemudian dimanfaatkan untuk dikembangbiakkan atau dibudidayakan sebagai suatu usaha atau bisnis tumbuhan obat yang dapat mendatangkan banyak keuntungan serta memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat khususnya sebagai konsumen.
Beragam upaya dilakukan dalam pencarian tumbuhan berkhasiat obat dimulai dari mengidentifikasi kandungan zat kimia apa di dalamnya serta bentuk morfologi dari tumbuhan tersebut yang memberikan cirri khas. Namun,tidak semua pula tumbuhan berkhasiat yang memberikan ciri khas itu dapat dikategorikan sebagai tumbuhan berkhasiat obat.Dewasa ini penelitian dan pengembangan tumbuhan obat baik didalam maupun diluar negeri berkembang pesat. Penelitian yang berkembang, terutama dari segi farmakologi maupun fitokimianya penelitian dilakukan berdasarkan indikasi tumbuhan obat yang telah digunakan oleh sebagian masyarakat dengan khasiat yang teruji empiris.
Penggunaan obat-obatan walaupun dalam bentuk yang sederhana tidak diragukan lagi sudah berlangsung sejak jauh sebelum adanya sejarah yang ditulis karena naluri orang-orang primitif untuk menghilangkan rasa sakit pada luka dengan merendamnya dalam air dingin atau menempelkan daun segar pada luka tesebut atau menutupinya dengan Lumpur, hanya berdasarkan pada kepercayaan. Orang-orang primitif belajar dari pengalaman dan mendapatkan cara pengobatan yang satu lebih efektif dari yang lain, dari dasar permulaan ini pekerjaan terapi dengan obat dimulai. Namun seiring dengan berkembangnya zamanpenggunaan obat-obatan sudah mulai memasuki tahap modern misalnya dengan menggunakan alat-alat canggih akan tetapi penggunaan obat secara primitif tidak boleh dilupakan karena dari sinilah awal semuanya.
Maksud
Maksud percobaan adalah agar mahasiswa dapat mengetahui cara identifikasi secara kemotaksonomi dalam sediaan fito farmasi dan produksi sediaan fitofarmasi.
Tujuan
Tujuan praktikum adalah untuk mengetahui cara identifikasi kemotaksonomi dalam sediaan fito farmasi, dan produksi sediaan fitofarmasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Taksonomi
Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani tassein yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik.
Definisi taksonomi adalah ilmu untuk menggolong-golongkan makhluk hidup (Mayr et al., 1953). Lebih lanjut, Simpson (1961) mendefinisikan taksonomi sebagai suatu kajian teoritik tentang penggolongan, termasuk di dalamnya dasar-dasar, prinsip, cara kerja dan aturan-aturan yang berlaku. Sementara Evans (1984) menyatakan bahwa taksonomi juga mencakup penemuan pola-pola yang ada di dalam suatu keanekaragaman.
Klasifikasi Taksonomi
Taksonomi dalam Biologi
Dalam biologi, taksonomi merupakan cabang ilmu tersendiri yang mempelajari penggolongan atau sistematika makhluk hidup. Sistem yang dipakai adalah penamaan dengan dua sebutan, yang dikenal sebagai tata nama binomial atau binomial nomenclature, yang diusulkan oleh Carl von Linne (Latin: Carolus Linnaeus), seorang naturalis berkebangsaan Swedia. Ia memperkenalkan enam hierarki (tingkatan) untuk mengelompokkan makhluk hidup. Keenam hierarki (yang disebut takson) itu berturut-turut dari tingkatan tertinggi (umum) hingga terendah (spesifik) adalah :
Phylum/Filum untuk hewan, atau Divisio/Divisi untuk tumbuhan
Classis/Kelas,
Ordo/Bangsa,
Familia/Keluarga/Suku,
Genus/Marga, dan
Spesies (Jenis).
Dalam tatanama binomial, penamaan suatu jenis cukup hanya menyebutkan nama marga (selalu diawali dengan huruf besar) dan nama jenis (selalu diawali dengan huruf kecil) yang dicetak miring (dicetak tegak jika naskah utama dicetak miring) atau ditulis dengan garis bawah. Aturan ini seharusnya tidak akan membingungkan karena nama marga tidak boleh sama untuk tingkatan takson lain yang lebih tinggi. Perkembangan pengetahuan lebih lanjut memaksa dibuatnya takson baru di antara keenam takson yang sudah ada (memakai awalan 'super-' dan 'sub-'). Dibuat pula satu takson di atas Phylum, yaitu Regnum (secara harafiah berarti Kingdom atau Kerajaan) untuk membedakan Prokariota (terdiri dari Regnum Archaea dan Bacteria) dan Eukariota (terdiri dari Regnum Fungi atau Jamur, Plantae atau Tumbuhan, dan Animalia atau Hewan).]
Taksonomi dalam pedologi
Dalam cabang ilmu tanah (pedologi), taksonomi tanah dibuat berdasarkan sejumlah variabel yang mencirikan keadaan suatu jenis tanah. Karena klasifikasi awal tidak sistematis, pada tahun 1975 tim dari 'Soil Survey Staff' dari Departemen Pertanian Amerika Serikan (USDA) menerbitkan suatu kesepakatan dalam taksonomi tanah. Sejak saat itu, setiap jenis tanah paling sedikit memiliki dua nama. Meskipun nama baru sudah diberikan, nama lama seringkali masih dipakai karena aturan dari Soil Survey Staff dianggap terlalu rinci.
Taksonomi dalam pendidikan
Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut sebagai "Taksonomi Bloom".
Tujuan taksonomi
Tujuan Taksonomi tumbuhan adalah:
1. Untuk penemuan flora-flora di dunia
2. Memberikan sebuah metode identifikasi dan komunikasi yang tepat
3. Menghasilkan sistem klasifikasi yang terkait dan menyeluruh
4. Memberikan nama ilmiah yang benar pada setiap takson tumbuhan sesuai dengan aturan tata nama tumbuhan.
5. Membuat keteraturan dan keharmonian ilmu pengetahuan mengenai organisme sehingga tercipta suatu sistim yang sederhana dan dapat digunakan orang lain.
Ahli taksonomi tumbuhan mempunyai peranan dan tanggung jawab dalam membantu usaha konservasi jenis, membuat cagar alam dan mencegah punahnya jenis-jenis tumbuhan tertentu. Taksonomi tumbuhan juga mempunyai peranan dalam program-progam pembangunan menuju ke swasembada pangan mencakup:
Intensifikasi; yaitu dengan memberikan saran dalam memilih tumbuhan antar varietas atau antar jenis yang hendak disilangkan untuk memperoleh bibit unggul.
Diversifikasi (pembudidayaan berbagai jenis tanaman); taksonomi tumbuhan dapat membantu memilih jenis-jenis tumbuhan yang cocok untuk tujuan tersebut.
Ekstensifikasi (perluasan areal); taksonomi dapat memilih jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai indikator tanah.
Peran Taksonomi
Taksonomi juga berperan dalam pengembangan obat-obat tradisional. Dalam industri tempe misalnya, taksonomi dapat berperan dalam memilih jenis-jenis lain yang semarga dengan kedelai (bahan baku tempe) yang mempunyai kadar lemak dan protein yang lebih tinggi, sehingga secara teoritis dapat juga dipakai sebagai bahan baku tempe di samping kedele yang sudah umum dikenal (Rideng, 1989).
Taksonomi dapat dianggap sebagai dasar bagi penelitian ilmu hayati (Hardy, 1988). Lebih lanjut, taksonomi dapat pula dianggap sebagai “gerbang” untuk merancang strategi pengelolaan suatu spesies hama, karena pencirian dan pengenalan spesies yang tepat akan memudahkan kita untuk mencari titik lemah dari bioekologi satu spesies hama. Hardy menyatakan pula bahwa banyak kegagalan pengendalian hama lebih disebabkan karena salah identifikasi yang berujung pada kegagalan pemilihan strategi pengendalian yang tepat berdasarkan ciri bioekologi hama yang bersangkutan.
Salah satu contoh kegagalan pengendalian hama serangga akibat salah identifikasi terjadi pada pengendalian kutu olive scale, Parlatoria oleae (Colvee) di Kalifornia menggunakan parasitoid Aphytis maculicornis (Masi) yang diimpor dari Mesir pada tahun 1951 (DeBach, 1974). Pada mulanya, upaya pengendalian tersebut gagal, yaitu tidak ada seekor parasitoidpun yang mampu hidup dan berkembang di lapangan. Penelitian selanjutnya membuktikan bahwa koloni parasitoid tersebut terdiri dari empat strain, dan hanya strain Persia yang mampu memparasitoid dan hidup pada kutu tersebut. Hal tersebut membuktikan, bahwa pengelompokan-pengelompokan yang terjadi di dalam satu spesiespun mampu menentukan keberhasilan upaya pengendalian hama di lapangan. Dari pengalaman di atas terbukti, bahwa pencirian dan kemudian pengelompokan yang tepat mampu menemukan bahwa strain Persia adalah kelompok yang paling berhasil mengendalikan kutu olive, dan bukan tiga strain yang lain.
Ulasan yang disampaikan White (1988) juga menarik untuk disimak, yaitu bahwa penelitian taksonomi yang dikembangkan pada lalat buah tephritid mampu menghasilkan data tentang spesies lalat buah yang hidup di suatu daerah dengan data pendukung berupa inang khas yang diserangnya, sehingga dapat dibuat sebuah peta distribusi serangan lalat buah spesies khas pada inang yang khas pula. Hal ini tentunya mempermudah pengelolaan populasi lalat buah di daerah yang bersangkutan.
Penelitian taksonomi juga sudah mengarah ke pengamatan karakter spesies atau variannya menggunakan teknik-teknik molekuler, misalnya teknik Polymerase Chain Reaction-Random Amplified Polymorphic DNA atau PCR-RAPD. Teknik lain misalnya dengan mengamati ciri isozim pada satu kelompok serangga. Penelitian taksonomi molekuler ini ternyata cukup ampuh untuk mengenali variasi genetik yang terjadi pada satu spesies serangga hama yang terjadi akibat pengaruh perbedaan daerah penyebaran. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Mendel et al (1984) pada kutu. Matsucoccus josephi menunjukkan bahwa teknik PCR-RAPD dapat digunakan untuk menentukan asal dari spesies kutu tersebut. Dengan teknik ini pula, penerapan pengendalian hayati menggunakan parasitoid yang harus diimpor dari tempat asal kutu tersebut dapat dilakukan, sehingga kegagalan yang pernah terjadi pada pengendalian kutu olive di Kalifornia dapat dihindari.
Penelitian yang dilakukan oleh Ooi (1988) merupakan contoh pengembangan teknik penggunaan isozim untuk menemukan variasi genetik pada satu spesies serangga. Dari hasil penelitiannya, Ooi menemukan bahwa spesies lalat buah Bactrocera dorsalis (Diptera: Tephritidae) di Malaysia mempunyai dua varian yang disebut Takson A dan Takson B. Data ini tentu sangat berguna sebagai dasar untuk menerapkan pengendalian hayati B. dorsalis menggunakan spesies musuh alami yang bersifat monofaga, atau pengendalian kimiawi menggunakan feromon yang bersifat sangat khas spesies.
Hubungan dengan Ilmu Botani lain
Seorang ahli taksonomi harus mempunyai pengetahuan tentang morfologi, embriologi,anatomi, sitogenetik dan ilmu sejenis lainnya. Cabang ilmu ini merupakan dasar dari botani, tapi di lain pihak perkembangannya sangat tergantung pada kemajuan cabang-cabang botani lainnya. Data-data yang diungkapkan sebagai hasil penelitian sitologi, genetika, anatomi, ekologi, morfologi, palinologi, palaentologi, fitogeografi, fitokimia dan cabang-cabang botani lain sangat berguna bagi botani sistematika. Akan tetapi ilmu-ilmu itu sendiri tidaklah akan berjalan pesat secara efisien tanpa bantuan botani sistematika. Percobaan-percobaan yang dilakukan dalam cabang-cabang botani yang banyak tersebut tidak mungkin dapat diulangi dan kebenaran kesimpulannya dikukuhkan kalau identitas atau nama tumbuhan objeknya meragukan. Kekurangcermatan dalam penamaan objek percobaan akan menyebabkan nilai suatu penelitian merosot atau bahkan tidak ada harganya sama sekali (Rifai, 1989).
Tahap Perkembangan
Menurut Davis and Heywood (1963), ada 4 tahapan perkembangan taksonomi yaitu: 1.Fase eksplorasi; 2. Fase konsolidasi; 3. Fase biosistematik; 4. Fase ensiklopedik. Turril (1935) membagi tahap ini dengan cara yang berbeda, lebih menunjukkan kesinambungan antara satu fase ke fase yang lain, yaitu: taksonomi alfa yang ekuivalen dengan fase eksplorasi dan konsolidasi, dan taksonomi omega ekuivalen dengan fase ensiklopedik. Taksonomi alfa lebih kurang sepenuhnya tergantung pada ciri morfologi luar, sedangkan taksonomi omega menekankan pada semua ciri taksonomi yang ada.
Fase Eksplorasi
Fase eksplorasi disebut juga fase pioneer, sesuai dengan salah satu tujuan taksonomi yaitu inventarisasi semua tumbuhan yang ada di muka bumi. Pada fase ini yang lebih ditekankan adalah identifikasi yang didasarkan pada herbarium yang jumlahnya terbatas. Acuan utama adalah morfologi dan distribusi tumbuhan tersebut.
Fase Konsolidasi
Fase ini disebut juga fase sistematika. Pada fase ini studi lapangan dilakukan secara intensif dan bahan herbarium sudah lebih lengkap. Banyak tumbuhan yang dinyatakan sebagai jenis pada fase eksplorasi ternyata merupakan varian dari jenis lainnya dan banyak menemukan jenis-jenis baru. Pada fase ini flora dan dasar-dasar monografi mulai diterbitkan.
Fase Biosistematika
Fase ini disebut juga fase eksperimental. Pengetahuan terhadap tumbuhan bukan hanya pada distribusi geografis tetapi juga informasi pada tingkat yang lebih luas misalnya jumlah dan morfologi kromosom. Pada fase ini kegiatan yang menonjol adalah: analisis sistem kawin silang, pola variasi dan penelitian yang menyangkut aspek-aspek taksonomi di bidang kimia (kemotaksonomi), taksonomi kuantitatif (numerical taxonomy), sitologi, anatomi, embriologi, palinologi.
Fase Ensiklopedik
Fase ini merupakan koordinasi dari ketiga fase sebelumnya. Semua data (ciri taksonomi) yang ada dianalisis dan disintesis untuk membuat satu atau lebih sistem klasifikasi yang mencerminkan hubungan kekerabatan secara filogenetis.
Tinjauan Tentang Pemeriksaan Farmakognostik
Pengertian dan sejarah Farmakognosi
Istilah Farmakognosi pertama kali dicetuskan oleh C.A. Seydler (1815), seorang peneliti kedokteran di Haalle Jerman, dalam disertasinya berjudul Anelecta Pharmacognostica. Farmakognosi berasal dari bahasa Yunani, pharmacon yang artinya "obat" (ditulis dalam tanda petik karena obat disini maksudnya adalah obat alam, bukan obat sitetis) dan gnosis yang artinya pengetahuan. Jadi farmakognosi adalah pengretahuan tentang obat-obat alamiah (Sri mulyani, dkk, 2004).
Farmakognosi mencakup seni dan pengetahuan pengobatan dari alam yang meliputi tanaman, hewan, mikroorganisme dan mineral. Keberadaan farmakognosi dimulai sejak manusia pertama kali mulai mengenal penyakit, seperti menjaga kesehatan, menyembuhkan penyakit, meringankan penderitaan, menanggulangi gejala penyakit dan rasa sakit, serta semua yang berhubungan dengan minuman dan makanan kesehatan (Gunawan, 2004).
Ruang lingkup Pemeriksaan Farmakognostik
Identifikasi dan determinasi Tumbuhan
Dalam melakukan suatu determinasi tanaman itu membutuhkan alat-alat khusus dalam mengolah tanaman bandotan tersebut di samping itu bahan-bahan tumbuhan tidak lupa pula untuk turut disertakan dalam penentuan determinasi ini yang meliputi beberapa eksemplar yang kalau dikumpulkan member gambaran yang lebih lengkap.
Menentukan kunci determinasi tanaman dilakukan berdasarkan bentuk morfologi tanaman melalui uraian tanaman atau cirri-ciri umum tanaman secara lengkap serta tak lupa pula dari segi pengelompokkan atau klasifikasi tanaman yang mempermudah dalam menentukan kunci determinasi tanaman tersebut.. Dalam praktikum ini pula bertujuan untuk membuat herbarium baik itu herbarium basah maupun herbarium kering. Adapun pengertian dari herbarium adalah penyimpanan dan pengawetan tumbuhan. Untuk herbarium kering perlakuannya disimpan dalam keadaan kering sedangkan herbarium basah disimpan dalam keadaan basah dengan cairan tertentu.
Pembuatan herbarium tanaman dilakukan dengan mengumpulkan seluruh bagian tanaman yang utuh (akar, batang, daun), termasuk bagian-bagian khusus tanaman seperti bunga, buah dan bij,bila tidak dikumpulkan secara lengkap akan susah untuk mengidentifikasinya serta jangan sekali-kali mengambil tanaman pada waktu yang berbeda kemudian dikumpulkan menjadi satu, itu akan membuat herbarium memberikan hasil yang tidak baik (Vansteenis,1972)
.
Didalam ruang lingkup pemeriksaan farmakognostik, dilakukan dentifikasi dan determinasi tumbuhan yaitu dengan 2, yiatu :
Morfologi Tumbuhan
Ilmu tumbuhan saat ini telah mengalami kemajuan yang demikian pesat, dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri adalah morfologi tumbuhan mempelajari tentang morfologi luar atau morfologi dalam arti yang sempit, yang selain memuat tentang istilah-istilah yang lazim dipakai dalam ilmu tumbuhan, kususnya dalam taksonomi tumbuhan, sekaligus juga berisi tuntunan bagaimana caranya mencandra (mendeskripsi) tumbuhan. Morfologi tumbuhan disini lebih menjelaskan tentang bagaimana bentuk batang,daun,akar,ataupun buah dari suatu tumbuhan, jadi, hanya akan menyangkut dua golongan tumbuhan yaitu: Pteridophyta (tumbuhan paku) dan Spermatophyta (tumbuhan biji). Rupanya morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga bertugas untuk menentukan apakah fungsi masing-masing bagian itu dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga berusaha mengetahui darimana asal bentuk dan susunan tubuh yang demikian tadi. Selain dari itu morfologi harus pula dapat memberikan jawaban atas pertanyaan mengapa bagian-bagian tubuh tumbuhan mempunyai bentuk dan susunan yang beraneka ragam tersebut (Gembong,1999).
Anatomi Tumbuhan
Pengetahuan tentang anatomi tumbuhan adalah ilmu yang merangkum uraian organ, susunan, bagian, atau fungsi dari organ tumbuhan itu, pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari unsur-unsur anatomi serta fragmen pengenal jaringan serbuk yang khas, guna mengetahui jenis-jenis simplisia yang diuji berupa sayatan melintang, membujur atau serbuk dari tanaman
Tinjauan Tentang Tanaman
Dimana pada tinjauan tentang tanaman ini yaitu mencaku beberapa hal seperti Kindom, Super divisi, Divisi, Kelas, Sub kelas, Ordo, Famili, Genus, dan Spesisnya.
Identifikasi Kandungan Kimia Tumbuhan (Asni, 2009)
Uji dengan reaksi warna dilakukan terhadap hasil penyaringan zat berkhasiat baik sebagai hasil mikrosublimasi atau langsung terhadap irisan serbuk simplisia (uji histokimia) dan ekstrak, meliputi uji lignin, seberin, kutin, minyak lemak, minyk atsiri, getah dan resin, pati dan aleuron, lender dan pectin, selulosa, zat zamak atau tannin dan katekol, dioksiantrakinon bebas, fenol,saponin, flvanoid, karbohidrat, glikosida, glikosida antrakinon dan steroid contohnya : asam sinamat dipasahkan dalam bentuk Kristal dari tolu balsam setelah didihkan dengan air kapur + HCl + kalium permanganate terbentuk benzaldehid.
Uji reaksi pengendapan dilakukan dengan melihat warna endapan yang terjadi contohnya uji alkaloid
Mikrosubmasi untuk konstituen mudah menyublin dalam bentuk Kristal di lakukan uji KLT dan reaksi warna.
Identifikasi Kandungan Kimia Tanaman Secara Kemotaksonomi
Penggolongan Tanaman berdasarkan Kemotaksonomi (uraikan tentang penggolongan tanaman berdasarkan suku/familinya,disertai rumus struktur tiap golongan). Pengolongan tumbuhan bandotan ini mrupakan suku atau family compositae atau asteraceae atau tumbuhan yang mempunyai daun bersilang dan berhadapan. Bandotan ini merupakan herba terna semusim,tegak atau berbaring dan dari bagian ini keluar akarnya. khususnya di Indonesia tumbuhan ini merupakan tumbuhan pengganggu yang terkenal.
Kegunaan Umum Tanaman Berdasarkan Kemotaksonomi
Cara mengidentifikasi Kandungan Kimia Simplisia (Berdasarkan Literatur MMI/FI/Handbook lain).a. Reaksi warna
1. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P, terjadi warna coklat kehijauan.
2. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N, terjadi warna hijau tua.
3. Pada 2 mg serbuk dau tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v dalam etanol, terjadi warna hijau.
4. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetesamonia (25%) P, terjadi warna coklat kehijauan.
5. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v, terjadi warna hijau kecoklatan.
b. Reaksi pengendapan
Alkaloid Merupakan senyawa organic yang mengandung unsure nitrogen dan bersifat basa. Senyawa ini dijumpai pada golongan tanaman leguminosae, rubiaceae, ladoceae,dan liliaceae. Untuk menentukan adanya alkaloid maka ditimbang 500 mg serbuk simplisia, tambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air, panaskan di atas penangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring, pindahkan masing-masing 3 tetes filtrate pada dua kaca arloji:
Tambahkan 2 tetes mayer LP pada kaca arloji pertama, terbentuk endapan menggumpal berwarna putih
Tambahkan 2 tetes bouchardat LP pada kaca arloji kedua, terbentuk endapan berwarna coklat sampai hitam
BAB III
URAIAN TANAMAN
Kemangi (Ocinum sanctum)
Klasifikasi tumbuhan Kemangi (Tjitrosoepomo, 2004)
Regnum : Plantae
Divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Tubiflorae (Solonales, personatae)
Famili : Labitae
Genus : Ocinum
Spesies : Ocinum sanctum
Morfologi Tanaman Kemangi
Bentuk pemerian dari tanaman kemangi (Ocinum sanctum)
Warna hijau sampai hijau kecoklatan; bau aromatik, khas; rasa agak pedas. Dilihat dari morfologinya yaitu helaian daun bentuk jorong memanjang bundar telur, ujung runcing, pangkal daun runcing atau tumpul sampai membundar, tulang-tulang daun menyirip, tepi bergerigi dangkal atau rata dan bergelombang, daging daun tipis, permukaan berambut halus, panjang daun 2,5 cm sampai 7,5 cm, lebar 1-2,5 cm, tangkai daun berpenampng bundar, panjang 1-2 cm berambut ( Steenis, 2006).
Kandungan Kimia Tanaman Kemangi
Kandungan kimia yang diperoleh yaitu orientin dan vicenin yang mampu melindungi struktur sel tubuh. Sedangkan cineole, myrcene dan eugenol berfungsi sebagai antibiotik almi dan antiperadangan. Selain itu kemangi kaya akan betakaroten dan magnesium, mineral penting yang berfungsi menjaga dan memelihara kesehatan jantung. Zat ariginin yang terdapat di dalam kemangi dapat berfungsi untuk memperkaya daya hidup sperma dan mencegah kemandulan. Ada lagi zat triptofan yang dapat menunda menopause (www. Desputro home’s Weblog.com).
Khasiat Tanaman Kemangi
Khasiat dari daun kemangi (Ocinum sanctum) dapat menyembuhkan diare, nyeri payudara, batu ginjal, gangguan pada vagina dan juga dapat mengatasi albuminaria yaitu adanya konsentrasi albumin di dalam air. Selain itu juga ampuh menyembuhkan sakit kepala, pilek, sembelit dan cacingan. Aroma daun kemangi dapat menolak gigitan nyamuk (Henry,_ A Dictionary of Practical Material Medical).
Kunci Determinasi ( Steenis, 2006)
1b..., 2b..., 3b..., 4b..., 6b..., 7b..., 9b..., 10b..., 11b...,12b..., 13b..., 14b..., 16a..., 239b..., 243b..., 244b..., 248b..., 249b..., 250b..., 266b..., 267b..., 268b..., 271b...
Bunga Pukul Empat (Mirabillis jalapa)
a. Klasifikasi bunga pukul empat (Tjitrosoepomo, 2004)
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Dicotyledoneae
Sub class : Monochlamydeae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Nyctaginaceae
Genus : Mirabillis
Spesies : Mirabillis jalapa
b. Morfologi Bunga pukul Empat
Daunnya tunggal, bentuk daun memanjang, letak daun menyiripberselang-seling, tepi daun rata, tulang daun menyirip. Pada batang,bentuknya bulat, arah tumbuh tegak lurus, permukaan licin. Pada akar termasuk akar tunggang.
c. Kandungan Kimia Bunga Pukul Empat
Kandungan kimia Mirabillis jalapa yaitu daun dan bunga mengandung saponin (Lavanoida, disamping itu daunnya juga mengandung tanin dan bunga politenol), biji mengandung flavanoida dan politenol, akar mengandung betaxanthis, buah mengandung zat tepung, lemak, zat asam lemak dan zat asam minyak.
d. Khasiat Bunga Pukul Empat
Khasiat Bunga Pukul Empat yaitu untuk radang amandel, infeksi saluran kencing, keputihan, erosi mulut rahim, radang sendi yang akut. Di samping itu, pada daunnya berkhasiat sebagai obat bisul, akarnya untuk mengobati sembelit dan bengkak, bijinya sebagai bahan kosmetika.
Kunci Determinasi Bunga Pukul Empat
Familia 42. Nyctaginaceae
1b..., 2b..., 3b..., 4b..., 6b..., 7b..., 9b..., 10b..., 11b..., 12b..., 13b..., 14b..., 16a..., 239b..., 243b..., 244b..., 248b..., 249b..., 250b...,266b..., 267b..., 273b..., 276b..., 278b..., 279a..., 280a...
Gandarusa (Justicia gendarussa)
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Justicia
Jenis : Justicia gendarussa
Morfologi
Habitus : Perdu, tegak, tinggi ± 1,8 m.
Batang : Berkayu, segi empat, bercabang, beruas, coklat.
Daun : Tunggal, lanset, panjang 3-6,20 cm, lebar 1,5-3,5 cm, pertulangan menyirip, berhadapan, bertangkai pendek, hijau tua
Bunga : Majemuk, bentuk malai, panjang 3-12 cm, putik ungu,kepala sari kuning, mahkota bentuk tabung,berbibir dua, ungu
Buah : Bentuk gada, bertiji empat, licin, masih muda hijau setelah tua hitam
Biji : Kecil, keras, coklat.
Akar : Tunggang, coklat muda
Khasiat
Daun Justicia gendarussa berkhasiat sebagai obat pegal linu, obat pening dan obat haid tidak teratur.Untuk obat sakit pegal linu dipakai ± 15 gram daun segar Justicia gendarussa, dicuci, ditambah satu sendok teh minyak kelapa digerus sampai lumat,kemudian digosokan pada bagian yang sakit.
d. Kandungan kimia
Daun Justicia gendarussa mengandung alkaloida, saponin, flavonoida dan tanin.
e. Kunci determinan
1.b…2.b…3.b…4.b…6.b…7.b…9.b…10.b…11.b…12.b…13.b…14.b…16.a….239.b….243.b…244.b…248.b….249.b…250.b…266.b…267.b…273.b…276.b…278.b…279.b….282.b….283.b…284.b…285.b
4. Daun Mangkokan (Nothophanax scutellaris)
a. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Nothopanax
Jenis : Nothopanax scutellaris
b. Morfologi
Dimana tanaman ini merupakan tanaman yang banyak ditemukan pada dataran tinggi yang merupakan daun tunggal berbentuk bulat berlekuk, letak daunnya beranak daun 1, tepi daunnya bergerigi, pertulangan daunnya menyirip berwarna hijau. Bentuk batangnya bulat (teres), panjang dan lurus, arah tumbuh batangnya monopodial, berwarna coklat, batangnya berkayu dan bercabang. Jenis akar tunggang, berwarna coklat, dan arah perakarannya tumbuh kebawah.
Kegunaan
Masyarakat Sumatra banyak menggunakan daun mangkokan muda sebagai campuran gulai otak atau gulai ikan, selain itu dauin ini juga enak diolah menjadi cam[uran urap, campuran pepes maupun pecel. Daun mudanya bisa dimakan mentah sebagai lalapan dengan sambal. Aromanya khas seperti daun kenikir. Aroma daun mangkokan dapat mengurangi aroma amis pada hidangan ikan dan jerowan maupun daging. Daun mangkokan juga dapat digunakan sebagai penyubur rambut, radang payudara, sukar kencing, bau badan, luka, pembengkakan dan melancarkan pengeluaran asi.
Kandungan Kimia
Batang dan daun mengandung kalsium-oksalat, peroksidase, amygdalin fosfor, besi, lemak, protein serta vitamin A, B1 dan C.
Kunci Determinasi
1b…,2b…,3b…,4b…,6b…,7b…,9b…,10b…,12b…,13a…,14a…,15b…197b…208a…, 209b….210b…211a….212b…213a…(Araliaceae)
5.. Bayam duri (Amaranthus spinosus)
a. Klasifikasi tumbuhan bayam duri (Tjitrosoepomo, 2004)
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus spinosus
b. Morfologi Bayam duri
Bayam Duri terna semusim, tumbuh tegak, tinggi bisa mencapai 1 m. Batang berwarna hijau atau atau kemerahan. bercabang banyak, berduri. Daun tunggal, bundar telur sampai lanset, tepi rata, bertangkai panjang, letak berseling. Bunga berkelamin tunggal, warna hijau agak putih. Buah bulat panjang, biji kecil, warna hitam. ( Steenis, 2006).
c. Kandungan Kimia Tanaman Bayam duri
Kandungan kimia Amaranthus spinosus yaitu amaruntin, rutin, spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium nitrat, kalsium oksalat, garam fosfat, zat besi serta vitamin (www. Desputro home’s Weblog.com).
d. Khasiat Tanaman Bayam duri
Khasiat tanaman bayam duri yaitu pembersih darah, pelancar ASI, demam, eksim, bisul, bronkhitis, kencing nanah dandiuretik, peluruh haid, peluruh dahak, penawar racun dan menghilangkan bengkak (Henry,_ A Dictionary of Practical Material Medical).
e. Kunci Determinasi ( Steenis, 2006 )
1b..., 2b..., 3b..., 4b..., 6b..., 7b..., 9b..., 10b..., 11b..., 12b..., 13b..., 14b..., 16a..., 239b..., 243b..., 244b..., 248b..., 249b..., 250b..., 266b..., 267a..., 268a..., 269b..., 270b...
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Identifikasi kemotaksonomi
No Bahan Baku Aktivitas Farmakologi Kandungan kimia
Pustaka etnofarmakologi
1 Ocinum folium Mencegah kemandulan, bau badan, ereksi, menopause . Sakit perut, pelumas terhadap encok. Minyak atsiri, triptopan, betakaroten.
2 Gandrusa folium Memar, sakit kepala, rematik, sedatif, antipiretik. Alat kontrasepsi pria, tanaman hias. Alkaloid, saponin, flavanoid, polifenol, minyak atsiri.
3 Amaranthus folium Kencing nanah, gangguan pernapasan, bronkhitis, memproduksi asi, tambah darah. Bahan makanan, tanaman hias, diuretik, penambah darah. Amaruntin, rutin, spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium.
4 Mirabilis folium Obat bisul, sembelit, bengkak, bahan kosmetik Tanaman hias Saponin, flavanoid, beta xantin, zat tepung, polifenol.
5 Nothopanax folium Radang payudara, bau badan, pembengkakan Bau badan, penyubur rambut, bumbu masak Kalsium oksalat, besi, fosfor, protein, Vit A, B1 dan C.
PEMBAHASAN
Tumbuhan sangat penting tidak hanya sebagai bahan sandang, pangan, papan tetapi juga sebagai penghasil bermacam-macam senyawa kimia. Sebagian besar dari senyawa kimia yang diambil dari tumbuhan berupa metabolit sekunder (Mann, 1989). Metabolit sekunder merupakan hasil yang khas dari tumbuhan, dibentuk dan diakumulasikan pada bagian-bagian tertentu dari tumbuhan. Lindsey & Jones (1989) menyatakan bahwa manfaat metabolit sekunder adalah :
Melalui kultur jaringan tumbuhan dapat dibentuk senyawa yang bermanfaat dalam kondisi terkontrol dan dalam waktu yang relatif lebih singkat.
Sel-sel tumbuhan dapat diperbanyak dengan mudah untuk memperoleh metabolit tertentu.
Pertumbuhan sel secara otomatis terawasi dan proses metabolisme dapat diatur secara rasional.
Hasil produksi yang diperoleh lebih konsisten, baik dalam kualitas maupun kuantitas.
Melalui kultur jaringan tumbuhan dapat dibentuk senyawa baru yang tidak terdapat dalam tanaman induknya dan senyawa baru ini mungkin berguna untuk dikembangkan atau dimanfaatkan lebih jauh.
Kultur tidak bergantung pada kondisi lingkungan seperti keadaan geografis, iklim, musim dan tidak memerlukan lahan yang luas.
Kondisi tempat tumbuh juga sangat berpengaruh terhadap kualitas tanaman obat. Sintesis kerangka karbon dari metabolit sekunder yang aktif sangat tergantung pada sinar matahari sebagai sumber energi untuk fotosintesis. Oleh karena itu lama waktu, intensitas dan spektrum sinar matahari selama pertumbuhan sangat berpengaruh terhadap kualitas tanaman obat.
Cuaca panas disukai dalam proses fotosintesis dan sebaliknya cuaca hujan menghambat pembentukan alkaloid pada berbagai species (Bernard, 1986). Memang sangat sulit mengatur cuaca sesuai dengan kebutuhan, hal ini mempunyai implikasi terhadap kualitas produk fitofarmaka yang dihasilkan nantinya. Sebagai contoh adalah tanaman Atropa belladonna yang ditumbuhkan di Peninsula Crimean mengandung alkaloid aktif sebesar 1,3%, sedangkan yang ditumbuhkan di Leningrad ternyata hanya mengandung 0,3% alkaloid aktif (Waller dan Nowacki, 1978).
Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik. Definisi taksonomi adalah ilmu untuk menggolong-golongkan makhluk hidup (Mayr et al., 1953). Lebih lanjut, Simpson (1961) mendefinisikan taksonomi sebagai suatu kajian teoritik tentang penggolongan, termasuk di dalamnya dasar-dasar, prinsip, cara kerja dan aturan-aturan yang berlaku. Sementara Evans (1984) menyatakan bahwa taksonomi juga mencakup penemuan pola-pola yang ada di dalam suatu keanekaragaman.
Identifikasi Kemoktasonomi. Farmakognosi berasal dari bahasa Yunani, pharmakon yang artinya “obat” dimana obat yang dimaksud disini adalah obat alam bukan obat sintesis dan gnosis yang artinya pengetahuan. Jadi, Farmakognosi adalah pengetahuan tentang obat-obat alamiah.
Kemotaksonomi adalah pengelompokan tanaman berdasarkan kandungan kimianya.
Fitofarmaka adalah sediaan obat tradisional yang telah terbukti keamanan dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari bahan tanaman yang memenuhi persyaratan yang berlaku.
Etnofarmasi sebagai salah satu interdisipliner ilmu pengetahuan berkenan dengan studikefarmasian yang mempertimbangkan hubungan dengan faktor penentu budaya yang mengenali penggunaan suatu obat oleh manusia berdasarkan kelompok,penggolongan dan teori kategorisasi bahan alami yang akan diproduksi (ethnobiologi).
Farmakognosi merupakan cara pengenalan cirri-ciri atau karakteristik obat yang berasal dari bahan alam .Farmakognosi mencakup seni dan pengetahuan pengobatan dari alam yang meliputi tanaman, hewan, mikroorganisme, dan mineral. Perkembangan farmakognosi saat ini sudah melibatkan hasil penyarian atau ekstrak yang tentu akan sulit dilakukan indentifikasi zat aktif jika hanya mengandalkan mata. Dengan demikian, cara identifikasi juga semakin berkembang dengan menggunakan alat-alat cara kimia dan fisika.
Sehubungan dengan hal tersebut muncul berbagai macam upaya dalam mencari dan menemukan bahan-bahan alam khususnya tanaman untuk dimanfaatkan sebagai sumber bahan obat dan usaha meminilisasi kekurangannya, salah satu caranya dengan melakukan penelitian untuk memperoleh data-data tentang tanaman obat tradisional yang dijadikan sebagai salah satu syarat standar resmi yang berlaku dalam pengolahan bahan baku tanaman obat.
Dalam ilmu pengobatan, fitofarmaka dapat diartikan sebagai sediaan jamu-jamuan yang telah tersentuh oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dengan demikian khasiat dan penggunaan fitofarmaka dapat lebih dipercaya dan efektif daripada sediaan jamu-jamuan biasa, karena telah memiliki dasar ilmiah yang jelas.
Walaupun sama-sama diracik dari bahan alami, namun Fitofarmaka jauh mengungguli sediaan jamu biasa, bahkan sediaan ini juga sudah dapat disetarakan dengan obat-obatan modern. Ini disebabkan fitofarmaka telah melewati beberapa proses yang setara dengan obat-obatan modern, diantaranya Fitofarmaka telah melewati standarisasi mutu, baik dalam proses pembuatan hingga pengemasan produk, sehingga dapat digunakan sesuai dengan dosis yang efektif dan tepat. Selain itu sediaan fitofarmaka juga telah melewati beragam pengujian yaitu uji preklinis seperti uji toksisitas, uji efektivitas, dll dengan menggunakan hewan percobaan dan pengujian klinis yang dilakukan terhadap manusia.
Pada dasarnya pembagian obat-obatan alami hingga saat ini, dapat dikelompokkan atas 3 yaitu:
Jamu-jamuan Suatu sediaan obat yang berasal dari bahan alam tanpa tambahan bahan kimia (sintetis) lainnya, yang penggunaannya berdasarkan kepercayaan masyarakat secara turun temurun selama berpuluh hingga beratus tahun. Jamu-jamuan tidak memerlukan pengujian apapun, baik preklinis maupun klinis.
Herbal terstandar Merupakan sediaan jamu-jamuan yang telah diuji di laboratorium secara pre klinis, yaitu dengan menggunakan hewan-hewan percobaan. Seperti mencit, tikus, kelinci, monyet, kuda, dsb. Sediaan ini telah diketahui khasiatnya melalui hewan-hewan percobaan namun belum diuji langsung khasiatnya terhadap manusia. Sediaan ini juga telah distandarisasi, baik proses pembuatan hingga pengemasan sehingga setiap batch produk memiliki standar tersendiri yang tidak berubah-ubah.
Fitofarmaka Berawal dari sediaan jamu-jamuan yang kemudian distandarisasi dan diuji preklinis hingga dikatakan sebagai ‘herbal terstandar’. Kemudian dilakukan pula uji klinis terhadap manusia, jika berhasil maka sediaan ini dapat dikatakan sebagai Fitofarmaka. Jadi dapat dikatakan penggunaan fitofarmaka sudah memiliki dasar ilmiah yang jelas dan telah melewati uji preklinis dan klinis sehingga efektivitasnya lebih terpercaya.
Telah disampaikan tentang peracikan obat tradisional dengan komposisi yang rasional. Contoh simplisia yang disampaikan dalam makalah ini tidak menutup pengetahuan dari literatur lain yang menunjang serta perkembangan penelitian yang lebih mutakhir. Oleh karena itu, penulis juga menganjurkan kepada pembaca yang berminat mendalami pengetahuan ini agar memperkaya dengan tambahan pengetahuan dari sumber-sumber lain. Pemahaman akan lebih baik lagi bila ditunjang dengan pengenalan tentang tanaman obat yang mudah dijumpai di wilayah masing-masing. Pengetahuan dan pemahaman tentang hal ini akan sangat berguna, khususnya bagi petugas kesehatan yang terlibat langsung dengan pembinaan dan pengawasan obat tradisional di wilayah kerjanya.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Identifikasi kemotaksonomi
Berdasarkan dari percobaan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Ocinum folium (Mencegah kemandulan, bau badan, ereksi, menopause ), Gandrusa folium (Memar, sakit kepala, rematik, sedatif, antipiretik), Amaranthus folium (Kencing nanah, gangguan pernapasan, bronkhitis, memproduksi asi, tambah darah), Mirabilis folium (Obat bisul, sembelit, bengkak, bahan kosmetik ), Nothopanax folium (Radang payudara, bau badan, pembengkakan).
Saran
Semoga laboratorium farmakognosi ke depannya lebih lengkap lagi baik dalam hal kelengkapan alat maupun bahan-bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Asni, 2009. “Penuntun Praktikum farmakognosi II” UMI-Press : Makassar
Ditjen POM. 1979.Farmakope Indoneia Edisi III. Depkes RI :Jakarta.
Sri, Mulyani dkk. 2004. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press :., Yogyakarta.
Redaksi Agromedia,2008. Tanaman Obat. Jakarta.
Tjitrosoepomo.G, 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Wijaya H. M. Hembing. 1992. ”Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia”, Cet 1 :Jakarta .
www.google.com
Identifikasi Kemataksonomi Bahan Baku Sediaan FitofarmasiAnita Adriana Anashttp://www.blogger.com/profile/10868112968115903263noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5062619921748973044.post-53169229573483330682012-05-18T07:06:00.000-07:002012-05-18T07:06:01.712-07:00MAKALAH PARAMETER SPESIFIK DALAM SEDIAAN FITOFARMASIBAB I
PENDAHULUAN
PARAMETER SPESIFIK DALAM SEDIAAN FITOFARMASI
(PENETAPAN KADAR SARI DAN KADAR KANDUNGAN KIMIA)
Standardisasi ekstrak tumbuhan obat di Indonesia merupakan salah satu tahapan penting dalam pengembanganobat asli Indonesia. Ekstrak tumbuhan obat dapat berupa bahan awal, bahan antara, atau bahan produk jadi. Ekstrak sebagai bahan awal dianalogikan dengankomoditi bahan baku obat yang dengan teknologi fitofarmasi diproses menjadi produk jadi. Ekstrak sebagai bahan antara merupakan bahan yang dapat diproses lagi menjadi fraksi-fraksi, isolat senyawa tunggal ataupun tetap sebagai campuran dengan ekstrak lain. Adapun jika sebagai produk jadi berarti ekstrak yang berada dalam sediaan obat jadi siap digunakan, baik dalam bentuk kapsul, tablet, pil, maupun dalam bentuk sediaan topikal. Berbagai penelitian dan pengembangan yang memanfaatkan kemajuan teknologi dilakukan sebagai
upaya peningkatan mutu dan keamanan produk yang diharapkan dapat lebih meningkatkan kepercayaan terhadap manfaat obat yang berasal dari bahan alam. Salah satu penelitian yang telah dilakukan adalah pembuatan ekstrak tumbuhan berkhasiat obat yang dilanjutkan dengan standardisasi kandungannya untuk memelihara keseragaman mutu, keamanan, dan khasiatnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Tanaman gedi (Abelmoschus manihot), suku Malvaceae, merupakan tumbuhan tahunan yang berbatang tegak dengan tinggi sekitar 1,2 – 1,8 m. Kandungan mucilago dari tanaman tersebut terdiri atas polisakarida dan protein. Tanaman ini mengandung quercetin-3-o-robinobiosid, hyperin, isoquercetin, gossipetin-8-o glukuronid, dan myricetin (Liu et al., 2006).
Bunganya mengandung quercetin-3-robinoside, quercetin-3’-glikosida, hyperin, myrecetin, antosianin, dan hyperoside. Hyperoside memiliki kemampuan antivirus, antinosiseptif, antiinflamasi, kardioprotektif, hepatoprotektif, dan efek protektif terhadap gastrimukosal (lapisan membran mukus pada lambung). Daun gedi juga telah diuji dapat mencegah ovariectomy-induced femoral ostopenia (kondisi densitas mineral tulang yang lebih rendah dari batas normal pada bagian sendi tungkai akibat operasi pengangkatan rahim/ovarium) (Lin-lin et al., 2007; Jain et al., 2009).
Tanaman gedi juga dapat meningkatkan fungsi penyaringan glomerular, mengurangi proteinuria, hyperplasia messangium yang dapat mengurangi kerusakan jaringan ginjal (Shao-Yu et al., 2006).
Senyawa flavonoid mempunyai berbagai fungsi penting untuk kesehatan, antara lain dalam menurunkan risiko serangan penyakit kardiovaskuler, tekanan darah, aterosklerosis, dan sebagai antioksidan (Hodgson et al., 2006).
Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam terbesar yang terdapat dalam semua tumbuhan berpembuluh. Berdasarkan strukturnya, flavonoid adalah turunan senyawa induk flavon yang mempunyai sejumlah sifat yang sama. Aglikon flavonoid terdapat pada tumbuhan dengan bentuk struktur yang berbeda-beda. Setiap struktur mengandung atom karbon dalam inti dasar yang tersusun dalam bentuk konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan tiga karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga. Semua varian flavonoid saling berkaitan karena alur biosintesis yang sama dari alur sikimat dan alur asetat malonat. Flavonoid dalam tumbuhan umumnya terikat sebagai glikosida, baik O-glikosida maupun Cglikosida (Markham, 1988; Harborne, 1987).
Flavonoid pada sayuran merupakan metabolit sekunder yang dimanfaatkan untuk kesehatan dan bahan pengkhelat yang menjadi penyumbang utama terhadap kapasitas fungsinya sebagai antioksidan. Selain berfungsi sebagai antioksidan, flavonoid juga dapat memodulasi jalur sinyal sel dan efeknya dapat ditandai pada fungsi sel dengan mengubah protein dan fosforilasi lemak dan modulasi ekspresi gen (Číž et al., 2010).
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai standardisasi mutu ekstrak tanaman gedi (Abelmoschus manihot L.) Medik agar diperoleh keseragaman mutu, keamanan, dan khasiatnya sebagai antioksidan.
a. Pembuatan Ekstrak
Daun gedi diambil pada pagi hari yaitu daun yang kelima dari pucuk hingga ke bawah yang masih hijau, dipetik secara langsung dengan tangan. Daun yang telah dikumpulkan dari ketiga daerah, yakni daerah Makassar, Palu, dan Gorontalo masing-masing disortasi basah atau dicuci dengan air mengalir, kemudian dikeringkan. Daun yag telah kering disortasi kering dan diserbukkan. Serbuk daun gedi diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi dan infundasi. Mula-mula 800 g serbuk daun gedi dimaserasi dengan pelarut etanol 70% dan 96% selama 3x24 jam pada wadah kaca yang berbeda hingga 1- 3 cm di atas serbuk. Filtrat dikumpulkan lalu diuapkan dengan rotavapor hingga diperoleh ekstrak kental etanol 70% dan 96%. Selain itu, dibuat infusa dari daun gedi dengan menimbang sebanyak 500 gram serbuk daun gedi, kemudian dibasahkan dengan 5000 ml air suling di
dalam panci. Pemanasan dilakukan pada suhu 90°C selama 15 menit sambil sesekali diaduk. Infus disekai sewaktu masih panas melalui kain flannel dan untuk mencukupi volumenya, ditambahkan air mendidih melalui ampasnya. Kemudian dikeringkan secara freeze drying.
b. Penentuan parameter-parameter standardisasi
Parameter spesifik
1. Penetapan organoleptik ekstrak meliputi bentuk, warna, rasa, dan bau.
2. Penetapan kadar senyawa terlarut dalam pelarut tertentu.
a. Kadar senyawa yang larut dalam air
Sejumlah 2,5 g ekstrak dimaserasi selama 24 jam dengan 50 ml air-kloroform LP, menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam, kemudian disaring. Diuapkan 10 ml filtrat hingga kering dalam cawan penguap, residu dipanaskan pada suhu 105°C hingga bobot tetap. Dihitung kadar dalam persen senyawa yang larut dalam air terhadap berat ekstrak awal. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
b. Kadar senyawa yang larut dalam etanol
Sejumlah 2,5 g ekstrak dimaserasi selama 24 jam dengan 50 ml etanol 95% menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Disaring cepat dengan menghindari penguapan etanol, kemudian diuapkan 10 ml filtrat hingga kering dalam cawan penguap yang telah ditera, residu dipanaskan pada suhu 105°C hingga bobot tetap. Dihitung kadar dalam persen senyawa yang larut dalam etanol terhadap berat ekstrak awal. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
3. Analisis kandungan flavonoid total
a. Proses Hidrolisis
Ekstrak 200 mg simplisia ditimbang dan dimasukan ke dalam labu alas bulat. Ditambahkan sistem hidrolisis: 1 ml larutan 0,5% b/v heksametilenetramina, 20 ml aseton, dan 2 ml larutan 25% HCl dalam air. Dilakukan hidrolisis dengan pemanasan sampai mendidih (digunakan pendingin air untuk refluks) selama 30 menit. Campuran hasil hidrolisis disaring menggunakan kapas ke dalam labu ukur 100 ml. Residu hidrolisis ditambah 20 ml aseton untuk didiihkan kembali sebentar, dilakukan dua kali dan filtrat dikumpulkan semua ke dalam labu ukur. Setelah labu ukur dingin, maka volume ditepatkan sampai tepat 100,0 ml dan dikocok rata. 20 ml filtrat hidrolisa dimasukkan ke corong pisah dan ditambahkan 20 ml H2O. Selanjutnya dilakukan ekstraksi kocok, pertama dengan 1ml etilasetat. Kemudian dua kali dengan 10 ml etilasetat, dan dikumpulkan fraksi etilasetat ke dalam labu ukur 50 ml, akhirnya ditambahkan etilasetat sampai tepat 50 ml. dilakukan replikasi 3 – 4 kali.
Cara Perhitungan Kadar Sari :
Berat Ekstrak = (Berat total penimbangan – Berat cawan kosong)
Kadar sari Larut etanol (N) = x 100 %
Kadar Sari Rata-rata = x 100 %
b. Pembuatan larutan baku flavonoid
Rutin yang telah dihidrolisis ditimbang teliti sejumlah 5 mg, kemudian dilarutkan dengan alkohol 96% pada labu ukur hingga 100 ml sehingga diperoleh konsentrasi 20 ppm. Larutan tersebut dipipet sebanyak 1; 2; 3; 4; dan 5 ml ke dalam labu ukur 10 ml dan ditambahkan 1 ml larutan 2 g AlCl3 dalam 100 ml larutan asam asetat glasial 5% v/v. Larutan dicukupkan volumenya dengan larutan asam asetat glasial 5%v/v hingga 10 ml sehingga diperoleh 5 konsentrasi,yakni 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm.
c. Penentuan λ maksimum
Salah satu konsentrasi larutan baku diukur serapannya pada λ 200 – 500 nm. λ yang menunjukkan serapan tertinggi merupakan λ maksimum.
d. Pengukuran serapan flavonoid total
Sejumlah 10 ml larutan fraksi etilasetat (hidrolisa) dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml kemudian ditambahkan 1 ml larutan 2 g AlCl3 dalam 100 ml larutan asam asetat glasial 5% v/v. Larutan ini kemudian ditambahkan larutan asam asetat glasial 5%v/v sampai tepat 25 ml. Hasil reaksi siap diukur pada spektrometer UV-VIS setelah 30 menit berikutnya pada λ maksimum yang diperoleh.
Kadar Flavanoid Total =
BAB III
KESIMPULAN
Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui rumus struktur
senyawa aktif yang terdapat dalam ekstrak daun Gedi.
Ekstrak daun gedi (Abelmoschus manihot L.) Medik yang dipersyaratkan adalah ekstrak etanol 96%, yakni: Secara organoleptis ekstrak yang berasal dari ketiga daerah tidak berbeda, yakni berbentuk kental, berwarna hijau kecoklatan, berbau khas, dan berasa sepat.
Parameter spesifik meliputi
Susut pengeringan
Kadar air
Kadar abu
Bobot jenis
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, S. T. 2005. Pengujian Cemaran Bakteri Dan Cemaran Kapang/Khamir Pada Produk Jamu Gendong Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pharmacon.
Sudarmadji, S., Haryono, B., & Suhardi. 1986. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty. Yogyakarta.
Widowati, W., Astiana S., dan Raymond J. 2008. Efek Toksik Logam, Pencegahan, dan Penanggulangan Pencemaran. CV Andi Offset. Jakarta.
Harborne. I.B., 1987. Metode Fitokimia , terjemahan K. Radmawinata dan I. Soediso. penerbit ITB. Bandung.
Arifin, H.,Nelvi, A., Dian, H., Roslinda, R. 2006. Standarisasi Ekstrak Etanol Daun Eugenia Cumini Merr.J. Sains Tek.
www.pdf.parameter spesifik dan parameter non spesifik
MAKALAH
PARAMETER NON SPESIFIK DALAM SEDIAAN FITOFARMASI
(PENETAPAN KADAR AIR DAN KADAR ABU)
NAMA : EBNI SUHARA
STAMBUK : 150 209 315
KELAS : L 2 / 09
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUN
PARAMETER NON SPESIFIK DALAM SEDIAAN FITOFARMASI
(PENETAPAN KADAR ABU AIR DAN KADAR ABU)
Sediaan obat tradisional atau herbal dibuat dari simplisia tanaman atau bagian dari hewan, atau mineral dalam keadaan segar atau telah dikeringkan dan diawetkan. Agar sediaan obat tradisional atau herbal tersebut dapat dipakai dengan aman, terjaga keseragaman mutu dan kadar kandungan senyawa aktifnya, maka diperlukan standardisasi baik standardisasi sediaan maupun standarisasi bahan baku simplisia
Kontrol kualitas merupakan parameter yang digunakan dalam proses standardisasi suatu simplisia. Parameter standardisasi simplisia meliputi parameter non spesifik dan spesifik. Parameter nonspesifik lebih terkait dengan faktor lingkungan dalam pembuatan simplisia sedangkan parameter spesifik terkait langsung dengan senyawa yang ada di dalam tanaman.
BAB II
PEMBAHASAN
Parameter nonspesifik
1. Parameter kadar air
Sejumlah 1 g ekstrak ditimbang dalam krus porselen bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105°C selama 90 menit dan telah ditera. Ratakan dengan menggoyangkan hingga merupakan lapisan setebal 10 – 15 mm dan dikeringkan pada suhu penetapan hingga bobot tetap, buka tutupnya, biarkan krus dalam keadaan tertutup dan mendingin dalam desikator hingga suhu kamar, kemudian dicatat bobot tetap yang diperoleh untuk menghitung persentase susut pengeringannya. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
2. Parameter kadar abu
Sejumlah 2 gram ekstrak ditimbang dengan seksama ke dalam krus yang telah ditera, dipijarkan perlahanlahan. Kemudian suhu dinaikkan secara bertahap hingga 600 ± 250C sampai bebas karbon, Selanjutnya, didinginkan dalam desikator, serta ditimbang berat abu. Kadar abu dihitung dalam persen berat sampel awal. Dilakukan sebanyak tiga kali replikasi. Kadar abu yang tidak larut dalam asam Abu yang diperoleh dari penetapan kadar abu, kemudian dididihkan dengan 25 ml asam klorida encer P selama 5 menit. Bagian yang tidak larut asam dikumpulkan, disaring
melalui kertas saring bebas abu, dicucidengan air panas, disaring dan ditimbang, ditentukan kadar abu yang tidak larut asam dalam persen terhadap berat sampel awal. Dilakuakn replikasi sebanyak tiga kali.
3. Penentuan total bakteri dan total
kapang
a. Penetuan total bakteri
Sejumlah 1 ml ekstrak dari pengenceran 10-4 dipipet dengan pipet steril, kemudian ditanamkan dalam medium NA, lalu diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Kemudian diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh dan dikalikan dengan faktor pengenceran. Dilakukan replikasi sebanyak tiga kali.
b. Penentuan total kapang
Sejumlah 1 ml ekstrak dari pengenceran 10-1 dipipet dengan pipet steril, kemudian ditanam dalam medium PDA, lalu diinkubasi pada suhu 25°C selama tiga hari. Kemudian diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh dan dikalikan dengan faktor pengenceran. Dilakukan replikasi sebanyak tiga kali.
4. Penentuan batas logam timbal (Pb)
Penentuan batas logam Pb di dalam ekstrak dilakukan secara destruksi basah ekstrak dengan asam nitrat dan hidrogen peroksida, kadar Pb ditentukan dengan spektrofotometri serapan atom.
Ekstraksi
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah daun gedi (Abelmoschus manihot L. Medik) yang diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi dan infudasi. Metode maserasi dipilih sebagai metode dalam mengekstraksi karena adanya sifat daun yang lunak dan mudah mengembang dalam cairan pengekstraksi. Selain itu, maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana karena cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif ini akan larut dan adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam dengan di luar sel menyebabkan larutan yang terpekat keluar hingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di dalam dengan di luar sel. Cairan penyari yang digunakan dalam proses maserasi ini adalah etanol 70% dan 96%. Etanol dipertimbangkan sebagai cairan penyari karena:
1. lebih selektif,
2. kapang sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas,
3. tidak beracun,
4. netral,
5. absorbsinya baik,
6. etanol dapat bercampur dengan air dalam segala perbandingan,
7. memerlukan panas yang lebih sedikit untuk proses pemekatan, dan
8. zat pengganggu yang larut terbatas.
Pelarut etanol dipilih sebagai cairan penyari karena senyawa yang akan diekstraksi adalah senyawa fenolik. Ekstraksi senyawa fenolik dari jaringan tumbuhan dalam bentuk glikosida menggunakan pelarut metanol atau etanol pada suhu kamar dengan cara maserasi (Andersen, 2006; Markham, 1988).
Infudasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Cara ini sangat sederhana dan sering digunakan oleh perusahaan obat tradisional. Cairan penyari yang digunakan dalam metode infudasi ini adalah air. Air dipertimbangkan sebagai
penyari karena:
1. murah dan mudah diperoleh,
2. stabil,
3. tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar,
4. tidak beracun, dan
5. alamiah.
Parameter Organoleptik
Standardisasi merupakan proses penjaminan produk akhir (obat, ekstrak, atau produk ekstrak) agar mempunyai nilai parameter tertentu yang konstan dan ditetapkan terlebih dahulu. Untuk menjamin mutu dari ekstrak tanaman obat, perlu dilakukan penetapan standar mutu spesifik dan non spesifik agar nantinya ekstrak terstandar dapat digunakan sebagai obat yang mengandung kadar senyawa aktif yang konstan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Parameter organoleptik ekstrak bertujuan memberikan pengenalan awal ekstrak secara objektif berupa bentuk, warna, bau, dan rasa. Data ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menguji simplisia secara fisis selama penyimpanan yang dapat mempengaruhi khasiatnya.
Penentuan Kadar Senyawa Terlarut Dalam Pelarut Etanol dan Air
Parameter senyawa terlarut dalam pelarut tertentu bertujuan memberikan gambaran awal jumlah kandungan senyawa yang dapat diekstraksi. Penentuan parameter ini
dilakukan secara gravimetrik dan mempersyaratkan untuk menggunakan dua pelarut, yaitu pelarut air dan etanol. Kedua pelarut ini dan campuran keduanya merupakan cairan pelarut yang diperbolehkan dan memenuh syarat kefarmasian (pharmaceutical grade).
Pelarut air dimaksudkan untuk melarutkan senyawa polar dan etanol untuk melarutkan senyawa kurang polar yang terdapat dalam ekstrak. Pada penelitian ini persentase kadar senyawa terlarut dalam air dan persentase kadar senyawa terlarut
dalam etanol pada ekstrak daun gedi dapat dilihat pada tabel 3. Dari data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa ekstrak daun gedi yang diperoleh dari infudasi mengandung senyawa yang lebih polar, sedangkan untuk ekstrak yang diperoleh dari proses maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70% dan 96% mengandung senyawa yang kurang polar.
Penentuan Kadar Air
Untuk penentuan kadar air digunakan metode gravimetrik, yang pada prinsipnya menguapkan air yang ada pada bahan dengan jalan pemanasan pada suhu 1050C, kemudian menimbang bahan sampai berat konstan. Pada penelitian ini persentase kadar air ekstrak daun gedi dapat dilihat pada tabel 3. Pada penelitian ini, persentase kadar air dalam ekstrak daun gedi tergolong memenuhi syarat . Menurut literatur, kadar air dalam ekstrak tidak boleh lebih dari 10%. Hal ini bertujuan untuk
menghindari cepatnya pertumbuhan jamur dalam ekstrak (Soetarno dan Soediro, 1997).
Cara perhitungan Kadar Abu = (Berat total penimbangan-Berat cawan kosong)
Kadar Abu Total (N) = x 100%
Kadar Abu Rata-rata = x 100%
Penetapan kadar abu total dan abu tidak larut asam
Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara pengabuannya. Kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan. Mineral yang terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua macam garam yaitu :
1. Garam-garam organik, misalnya garam dari asam malat, oksalat, asetat, pektat, dan lain-lain
2. Garam-garam anorganik, misalnya fosfat, karbonat, klorida, sulfat nitrat danlogam alkali.
Selain kedua garam tersebut, kadang-kadang mineral dapat terbentuk sebagai senyawa yang kompleks yang bersifat organis. Apabila akan ditentukan jumlah mineralnya dalam bentuk aslinya adalah sangat sulit. Oleh karenanya biasanya dilakukan dengan menentukan sisa pembakaran garam mineral tersebut yang dikenal dengan pengabuan (Sudarmadji, 1986).
Penentuan kadar abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan antara lain:
1. menentukan baik tidaknya suatu pengolahan,
2. mengetahui jenis bahan yang digunakan, dan
3. penentuan parameter nilai gizi pada bahan makanan.
Data kadar abu total dan abu tidak larut dalam asam yang terdapat pada ekstrak daun gedi Besarnya kadar abu total dalam setiap ekstrak daun gedi mengindikasikan bahwa ekstrak yang diperoleh dari proses maserasi dan infudasi banyak mengandung mineral. Adanya kandungan abu yang tidak larut dalam asam yang rendah menunjukkan adanya pasir atau kotoran yang lain dalam kadar rendah.
Cara Kerja
Penetapan Kadar Sari
Penetapan Kadar sari yang larut dalam etanol
Timbang serbuk sampel sebanyak 5 gram
Maserasi dengan 100 ml etanol (95%) selama 24 jam menggunakan labu bersumbat kaca sambil sekali-kali dikocok selama 6 jam, kemudian diamkan selama 18 jam.
Saring dengan menggunakan corong buchner dengan bantuan pompa vakum
Uapkan 20 ml filtrat dalam cawan dangkal dasar rata yang telah ditera diatas tangas air hingga ekstrak kering
Panaskan ekstrak pada suhu 1050C hingga bobot tetap/konstan.
Hitung kadar dalam persen terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.
Penetapan kadar sari yang larut dalam air
Timbang serbuk sampel sebanyak 5 gram
Maserasi dengan 100 ml air kloroform (2,5 ml kloroform dalam 1000 ml air).Selama 24 jam menggunakan labu bersumbat kaca sambil sekali-kali dikocok selama 6 jam,Kemudian diamkan selama 18 jam, saring .
Uapkan 20 ml filtrat dalam cawan dangkal dasar rata yang telah ditera diatas tangas air hingga ekstrak kering,
Panaskan ekstrak pada suhu 1050C hingga bobot tetap/konstan
Hitung kadar dalam persen terhadap bahan yang telah dikeringkan diudara.
Penetapan Kadar kandungan Kimia
Tentukan kadar zat aktif sesuai dengan bahan yang akan diujikan, dan ikuti prosedur kerja yang ada
Konsultasikan ke dosen tutorial atau asisten pembimbing jika anda menemui kesultan dalam menetapkan kadar zat aktif yang dikerjakan.
BAB III
KESIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
Kadar rata-rata senyawa yang terlarut dalam air yakni 7,38 ± 0,22 – 8,91±0,21 %b/b.
Kadar rata-rata senyawa yang terlarut dalam etanol yakni 21,12 ± 0,16 – 29,44±0,2 %b/b.
Kadar air maksimum yang terkandung yakni 8,25± 2,51%b/b.
Kadar abu total maksimum yang terkandung yakni 22,00 ± 1,46%b/b.
Kadar abu tidak larut asam maksimum yang terkandung yakni 0,50 ± 0,12%b/b.
Parameter nonspesifik meliputi
Identitas
Pola kromatogram
Kadar sari
Organoleptik
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, S. T. 2005. Pengujian Cemaran Bakteri Dan Cemaran Kapang/Khamir Pada Produk Jamu Gendong Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pharmacon.
Sudarmadji, S., Haryono, B., & Suhardi. 1986. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty. Yogyakarta.
Widowati, W., Astiana S., dan Raymond J. 2008. Efek Toksik Logam, Pencegahan, dan Penanggulangan Pencemaran. CV Andi Offset. Jakarta.
Harborne. I.B., 1987. Metode Fitokimia , terjemahan K. Radmawinata dan I. Soediso. penerbit ITB. Bandung.
Arifin, H.,Nelvi, A., Dian, H., Roslinda, R. 2006. Standarisasi Ekstrak Etanol Daun Eugenia Cumini Merr.J. Sains Tek.
www.pdf.parameter spesifik dan parameter non spesifikAnita Adriana Anashttp://www.blogger.com/profile/10868112968115903263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5062619921748973044.post-87883453972770776812012-05-18T07:00:00.000-07:002012-05-18T07:00:42.085-07:00Farmakogosi II ebny suharaMakalah Ekstraksi
EKSTRAKSI
1.Pengertiaan
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia
Ekstraksi adalah penarikan zat pokok yang diinginkan dari bahan mentah obat dan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang diinginkan larut. Bahan mentah obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan tidak perlu diproses lebih lanjut kecuali dikumpulkan atau dikeringkan. Ekstrak tidak mengandung hanya satu unsur saja tetapi berbagai macam unsur, tergantung pada obat yang digunakan dan kondisi ekstraksi (Ansel, 1989).
Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyaring simplisia nabati dan hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh matahari yang langsung. Ekstrak kering harus lebih mudah digerus menjadi serbuk (Anonim, 1979).
2.Tujuan Ekstraksi
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Secara umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi:
a) Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme. Dalam kasus ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapat diikuti dan dibuat modifikasi yang sesuai untuk mengembangkan proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
b) Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini bahkan keberadaannya belum diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum yang dapat digunakan untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal ini diikuti dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok senyawa kimia tertentu
c) Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional, dan biasanya dibuat dengan cara, misalnya Tradisional Chinese medicine (TCM) seringkali membutuhkan herba yang dididihkan dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan sebagai obat. Proses ini harus ditiru sedekat mungkin jika ekstrak akan melalui kajian ilmiah biologi atau kimia lebih lanjut, khususnya jika tujuannya untuk memvalidasi penggunaan obat tradisional.
d) Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara apapun. Situasi ini (utamanya dalam program skrining) dapat timbul jika tujuannya adalah untuk menguji organisme, baik yang dipilih secara acak atau didasarkan pada penggunaan tradisional untuk mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas biologi khusus.
3. Metode Ekstraksi
a) Cara Dingin
- Maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.
Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin.
Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin
Prinsip Maserasi. Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
Prinsip Ekstraksi/(Maceration)
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya. (Lucas, Howard J, David Pressman. Principles and Practice In Organic Chemistry)
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengektraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi standar baku yang ditetapkan. Proses ekstraksi bahan atau bahan obat alami dapat dilakukan berdasarkan teori tentang penyarian. Penyarian merupakan peristiwa pemindahan massa. Zat aktif yang semula berada di dalam sel, ditarik oleh cairan penyari sehingga terjadi larutan zat aktif dalam cairan penyari tersebut.
Ada tiga macam metode penyarian yang dapat digunakan, yaitu :
1. Maserasi
2. Perkolasi
3. Ekstraksi dengan menggunakan Soxhlet
4. Ekstraksi dengan menggunakan gas superkritis
Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, stirak, dan bahan sejenis yang mudah mengembang. Cairan penyari yang Bila cairan penyari digunakan air maka untuk mencegah timbulnya kapang, dapat ditambahkan bahan pengawet yang diberikan pada awal penyarian. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, stirak dan lilin. Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Sedangkan digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau pelarut lain. kerugiannya adalah pengerjaannya lama dan penyariannya kurang sempurna.
Maserasi dapat dimodifikasi menjadi beberapa metode yaitu :
1. DigestiDigesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu 40-50oC. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan.
2. Maserasi dengan mesin pengadukPenggunaan mesin pengaduk berputar terus-menerus waktu proses maserasi dapat dipersingkat 6-24 jam.
3. RemaserasiCairan penyari dibagi 2 seluruh serbuk simplisia dimaserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah dienap-tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua.
4. Maserasi melingkarMaserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara berkesinambungan melalui serbuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.
Hal-hal yang sangat mempengaruhi lama waktu proses ekstraksi antar lain:
1. Kapasitas produk mesin
2. Jenis bahan baku herbal
3. Kandungan zat aktif bahan herbal
4. Pelarut yang dipakai yang sesuai dengan kandungan zat aktif
Hasil akhir yang diperoleh pada proses ekstraksi adalah: ekstrak kental / liquid kental yang mengandung sari / kandungan dari bahan baku tanaman tanpa adanya ampas tanaman. Hasil ekstrak / liquid kental di atas dapat dilanjutkan ke proses lebih lanjut, seperti berikut ini :
1. Dibuat ekstrak powder / kapsul ekstrak
2. Ekstrak granul instant
3. Ekstrak powder instant untuk minuman
4. Kaplet ekstrak
Prinsip maserasi penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar, terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan. Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.
4.1.3 Sistem problematis Komposisi Pelarut
Campuran Dengan Eter
Penggunaan dietil eter, yang dikenal hanya sebagai "ether", memerlukan perawatan khusus oleh pengguna karena dari b.p. yang sangat rendah dan flash titik. Sebelum digunakan, eter harus diuji untuk ketidakhadiran peroksida, juga, setiap residu pelarut yang tersisa setelah proses kromatografiharus dibuang secara terpisah dari pelarut lainnya. Alasan mengapa DAB(1993, Lampiran 2) diresepkan sistem "eter metanol +" pelarut (90 + 10 ml) untuk tes identitas untuk akar jelatang menyengat sulit dimengerti, seperti, di musim panas bulan, komposisi dari sistem pelarut setelah pengisian ke ruang KLT akan sama seperti yang dari campuran awal hanya jika pekerjaan itu dilakukan dalam iklim laboratorium. Penggunaan sistem pelarut ini justru akan membunuh dua burung dengan satu batu, sebagai deteksi scopoletine (Gambar 53a3) di bawah 365-nm UV dilakukan sebelum derivatisasi dengan vanilin-asam fosfat dan penentuan-sitosterol (Gambar 53a1). Namun, tergantung pada kualitas dari obat awal, scopoletine konten dapat sangat rendah, sehingga identifikasi yang jelas menjadi lebih seperti menebak
permainan. Persiapan yang terpisah dan sistem TLC untuk kedua substansi ini telah dilakukan sebagai berikut. Untuk-sitosterol tes identitas dilakukan pada sampel yang diambil dari setiap wadah batch (Gambar 53B), dan untuk uji kemurnian scopoletine dilakukan pada sampel campuran, yaitu campuran homogen dari sampel yang diambil dari kontainer satu batch, setelah berkonsentrasi substansi, menggunakan campuran pelarut cocok untuk coumarin (Gambar 53c) [51]. Untuk-sitosterol, sistem pelarut "toluena +etil asetat "(50 + 20 ml) cukup memuaskan, tidak hanya untuk deteksi kualitatif tetapi juga untuk pengujian setelah validasi yang sesuai (Gambar 53d). Semua kondisi eksperimental untuk kromatografi dari ekstrak kering akar jelatang menyengat diberikan dalam Tabel 14. Kromatogram diperoleh dengan menggunakan sistem DAB pelarut juga diberikan untuk perbandingan. Di sini, pembangunan dilakukan pada suhu 5 ° C. Hasilnya adalah ditunjukkan pada Gambar. 53a2.
Diklorinasi Hidrokarbon (CHCs)
Setelah keputusan Konferensi Menteri Kebudayaan Jerman, Pendidikandan Urusan Gereja, CHCs harus tidak lagi digunakan dalam pelajaran kimia sekolah, dan harus dikeluarkan dari laboratorium sesegera mungkin. Sayangnya, ini tidak akan terjadi sangat cepat, karena zat ini sering diresepkan dalam monograf DAB dan di monographs, Farmakope negara lain, misalnya sebagai pelarut untuk ibuprofen dan haloperidol atau dalam persiapan sampel obat dan persiapan obat, misalnya khloroform untuk celandine lebih besar dan diklorometana untuk ekstrak cair thyme. Mereka juga sering digunakan untuk chromaphotography berikutnya, misalnya kloroform dan campuran yang dengan toluena untuk hormon steroid dan diklorometana untuk ekstrak cair thyme.
Beberapa lapisan precoated modern telah dikembangkan dengan tujuan untuk menghindari CHCs dalam sistem pelarut [52]. Misalnya, pemisahan telah dilakukan pada RP- 18 lapisan menggunakan sistem pelarut tanpa CHCs, yang kontras digunakan untuk kromatografi pada lapisan silika gel. Sebuah perbandingan CHC yang mengandung dan CHC bebas TLC sistem diberikan dalam dua contoh di bawah ini.
Penggantian CHCs ditentukan dalam publikasi resmi akan mengambil beberapa tahun, sebagai pengalaman masa lalu menunjukkan. Oleh karena itu muncul pertanyaan mengapa setiap pengguna tidak harus bebas menggunakan pelarut ramah lingkungan alternatif setelah validasi yang sesuai, tanpa kebutuhan untuk audit atau diskusi dengan inspektur FDA atau badan lain, mengingat fakta bahwa farmakope mengijinkan penggunaan pengujian alternatif prosedur yang diberikan bahwa ini mengarah pada hasil yang sama seperti yang diperoleh oleh diresepkan prosedur (DAB, Bab IV, Petunjuk Umum).
Praktis Tips untuk penggantian CHCs:
Dalam banyak kasus, adalah mungkin untuk menggantikan CHCs oleh pelarut lainnya. Di sini, hal ini bisa terjadi bahwa volume yang lebih besar dari pelarut baru yang diperlukan untuk melarutkan jumlah yang diberikansubstansi. Volume larutan harus diterapkan Sejalan lebih besar
Jika tidak ada cukup waktu yang tersedia untuk merancang sistem kromatografi CHC-bebas, upaya setidaknya harus dibuat untuk mengganti kloroform dalam sistem pelarut oleh diklorometana. Namun, metode ini kemudian harus divalidasi ulang.
"Kritis" Komposisi Pelarut
Dua contoh berikut tidak begitu problematis sehubungan dengan penangananpelarut, namun sangat penting sehubungan dengan reproduktifitas ini:
Hal ini tidak dianjurkan untuk menyimpan sistem pelarut yang mengandung alkohol dan asam, seperti komponen ini cenderung esterify, dan ini akhirnya mengarah ke kromatogram diubah. Sebuah contoh dari ini adalah campuran yang sering digunakan "1-butanol + asetat glasial asam + air ".
Saponifikasi ester yang mengandung dalam sistem pelarut juga harus dianggap sebagai masalah, seperti asam bebas dan alkohol menimbulkan pergeseran polaritas, yang lagi-lagi sangat mempengaruhi hasil kromatografi.
Pelarut sistem dalam diagram fase yang ada dalam setiap bahaya celah miscibility juga penting. Bahkan dengan perubahan kecil dalam suhu, ini dapat menyebabkan emulsi pembentukan pemisahan, yaitu campuran (contoh: sistem DAB pelarut untuk gula fruktosa, glukosa, laktosa dan sukrosa).Anita Adriana Anashttp://www.blogger.com/profile/10868112968115903263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5062619921748973044.post-82583370733245167642012-03-21T08:41:00.001-07:002012-03-21T08:41:31.821-07:00<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 17.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">RINGKASAN EKSKUSIF PENELITIAN TESIS<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">PERLINDUNGAN HUKUM <o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">TERHADAP <i>TRADITIONAL
KNOWLEDGE </i>DI MADURA<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">(Studi Perlindungan Ramuan Asli Madura)<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l2 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">A.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Latar Belakang <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Sistem IPR (<i>Intellectual Property Rights</i>) yang telah
dibangun oleh negara-negara maju dan menjadi perjanjian internasional melalui <i>Agreement on Trade-Related Aspects of
Intellectual Property Rights </i>(<i>TRIPs
Agreement</i>) yang merupakan <i>Annex</i>
1C dari <i>Ageement Establishing The World
Trade Organizations</i> (WTO) ternyata telah melahirkan beberapa pertentangan
kepentingan antara negara-negara maju yang menguasai <i>science and technology and capital </i>dengan negara-negara berkembang
terkait dengan pemberian perlindungan terhadap <i>Traditional Knowledge.</i> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Pertentangan
kepentingan tersebut terjadi karena disatu sisi sistem IPR melindungi terhadap
invensi negara-negara maju yang bersumber dari
obat tradisional. Akan tetapi di sisi lain, sistem IPR tidak melindungi
terhadap obat tradisional yang banyak
terdapat di negara-negara berkembang. <i><o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Bangsa Indonesia
yang kaya akan TK bidang obat tradisional sebagai warisan budaya dan menjadi
indentitas masyarakat lokal telah banyak dieksploitasi secara komersial dan
diklaim sebagai hasil <i>intellectual
property </i>dari negara-negara maju, di antaranya adalah :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l35 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Dari 45 jenis obat penting yang terdapat di Amerika
Serikat berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan 14 jenis di antaranya berasal dari
Indonesia, seperti tumbuhan “tapak dara” yang berfungsi sebagai obat kanker.</span><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l35 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Banyak pemberian hak paten di Jepang atas obat-obatan
yang bahan bakunya bersumber dari <i>biodiversity
</i>dan TK Indonesia dan hasil kompilasi berjumlah 41 paten.</span><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l35 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">36 Paten yang didaftarkan oleh perusahaan Kosmetika dan
Farmasi Jepang di Kantor Paten Eropa adalah berasal dari sumber daya hayati (<i>genetic resources</i>) dan TK masyarakat
Indonesia.</span><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Di antara salah
satu suku yang mempunyai beberapa TK yang merupakan bagian dari obat tradisonal adalah suku Madura. Bagi masyarakat
Madura, obat tradisonal yang bersumber
dari TK tersebut dikenal dengan istilah Ramuan Asli Madura. Jadi, konsep Ramuan
Asli Madura ini sama dengan obat tradisonal. Ramuan Asli Madura merupakan bagian
dari TK bidang keanekaragamaan hayati (<i>biological
diversity</i>) yang terkait dengan obat tradisional. Dengan demikian, Ramuan
Asli Madura juga merupakan hasil kreativitas intelektual masyarakat Madura
dengan kepemilikan secara bersama-sama oleh segenap anggota masyarakat Madura,
tidak ada klaim individu dan dipraktikkan secara turun temurun dari satu
generasi ke generasi dan telah menjadi identitas budaya bagi masyarakat Madura.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Dengan adanya
eksistensi Ramuan Asli Madura tersebut, maka perlu dilakukan upaya perlindungan
hukum melalui sistem paten bagi masyarakat Madura sebagai pemilik Ramuan Asli Madura
dan harus dilakukan upaya oleh semua Pemerintah Daerah yang terdapat di pulau Madura.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Perlindungan
hukum bagi Ramuan Asli Madura yang banyak terdapat di pulau Madura ini
didasarkan oleh kewenangan yang bersifat pilihan yang dimiliki oleh Pemerintah
Daerah di Madura sebagai daerah otonom sebagaimana yang diatur di dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (yang untuk
selanjutnya disingkat UU Pemda). Di dalam UU Pemda ini terdapat urusan yang
menjadi wewenang pemerintah daerah kabupaten/kota yang bersifat pilihan, yaitu
di dalam 14 ayat (2) UU Pemda, yang berbunyi :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 9.0pt; text-align: justify;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">“Urusan
pemerintahan kabupaten/kota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan
yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang
bersangkutan”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l2 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">B.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Perumusan Masalah<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l37 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Bagaimanakah
sistem paten memberikan perlindungan hukum terhadap TK<i>,</i> khususnya di bidang Ramuan Asli Madura ?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l37 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Bagaimanakah
upaya yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah di Madura dalam melindungi TK
di bidang Ramuan Asli Madura ?</span><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l2 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">C.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Tujuan Penelitian<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l6 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Untuk melakukan analisis konseptual yuridis terhadap
sistem paten bagi perlindungan hukum terhadap TK<i>,</i> khususnya di bidang Ramuan Asli Madura.</span><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l6 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Untuk melakukan analisis terhadap upaya yang dapat
dilakukan oleh Pemerintah Daerah di Madura dalam melindungi TK di bidang Ramuan
Asli Madura.</span><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l2 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">D.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Metode Penelitian<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l19 level1 lfo12; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Pendekatan Masalah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Pendekatan masalah
yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah yuridis empiris</span><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l19 level1 lfo12; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Spesifikasi Penelitian<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Melihat
permasalahan di atas, maka spesifikasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif analitis</span><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l19 level1 lfo12; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Jenis dan Sumber Data<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l8 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Data Primer<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Data primer adalah data yang diperoleh
dan bersumber langsung dari masyarakat yang termasuk sampel dalam penelitian
ini dan merupakan hasil dari analisis yang dilakukan sendiri<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></a>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l8 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Data Sekunder<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Adapun yang dimaksud dengan data
sekunder ini adalah data yang yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka. Di dalam
data sekunder ini terdiri dari tiga bahan hukum, yaitu<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></a> :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l11 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">1)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Bahan Hukum Primer<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Bahan hukum
primer ini diperoleh dari beberapa perjanjian Internasional dan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap TK bidang obat
tradisional, di antaranya <i>Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual
Property Rights </i>1994 dan Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten serta beberapa perjanjian internasional dan
peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait dengan penelitian ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l11 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">2)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Bahan Hukum Sekunder<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Bahan hukum
sekunder ini memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer yang berasal
dari beberapa literatur dan tulisan ilmiah lainnya yang dapat menjelaskan terhadap
permasalahan penelitian ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l11 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">3)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Bahan Hukum Tersier<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Sedangkan yang
dimaksud dengan bahan hukum tersier adalah bahan yang memberika penjelasan
maupun petunjuk terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang dapat
berasal dari kamus hukum, ensiklopedia dan sebagainya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l19 level1 lfo12; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Metode Pengumpulan Data<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah Penelitian Kepustakaan dan Dokumentasi (<i>library
and documentation research</i>) dan Penelitian Lapangan (<i>field research</i>)
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: .25in; mso-list: l19 level1 lfo12; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Populasi dan Sampling<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Populasi adalah
seluruh objek, seluruh gejala, seluruh unit yang akan diteliti dalam penelitian
ini. Oleh karena populasi itu sangat besar dan sangat luas dan tidak
memungkinkan untuk diteliti secara keseluruhan, sehingga populasi tersebut
hanya cukup diambil sebagian saja untuk diteliti sebagai sampel untuk memberikan
gambaran yang tepat dan benar dalam penelitian ini</span><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Pengambilan
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik <i>Non Random
Sampling</i> dengan metode <i>Purposive Sampling,</i> yaitu penarikan sampel
yang dilakukan dengan cara memilih atau mengambil subjek-subjek yang didasarkan
pada beberapa tujuan dalam penelitian ini.</span><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Adapun beberapa responden
yang ditentukan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah terdiri dari :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l4 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI; mso-fareast-font-family: Arial;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur di Surabaya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l4 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Surabaya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l4 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan di empat Kabupaten
di Madura.</span><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l4 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Para Peramu dan Pemilik Perusahaan Ramuan Asli Madura di
empat Kabupaten di Madura sebanyak 12 orang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l19 level1 lfo12; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Metode Analisis Data<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Di dalam
penelitian ini tidak hanya akan menganalisis terhadap data sekunder, tetapi
juga akan menganalisis terhadap data primer yang akan dikumpulkan dari hasil
penelitian lapangan (<i>field research</i>). Atas dasar inilah, maka dalam
penelitian ini akan dilakukan metode analisis data secara <span style="background: white;">kualitatif empiris</span>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l4 level2 lfo8; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;">A.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP RAMUAN
ASLI MADURA MELALUI SISTEM PATEN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l14 level1 lfo38; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Konsep Ramuan Asli Madura<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Di dalam beberapa
regulasi terdapat istilah ”Jamu” dan”obat tradisional”. Dalam Pasal 1 angka 2
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor : HK.00.05.41.1384
tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal
Berstandar dan Fitofarmaka (Peraturan Kepala BPOM tentang Kriteria dan Tata
Laksana Pendaftaran) disebutkan bahwa yang dimaksud ”Jamu adalah Obat
Tradisional Indonesia”. Sedangkan yang dimaksud dengan ”Obat Tradisional”
menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor :
246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan
Pendaftaran Obat Tradisional (Permenkes tentang Izin Usaha dan Pendaftaran Obat
Tradisional), yaitu : <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 9.0pt; text-align: justify;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">”Obat tradisional
adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara
tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Berdasarkan
pengertian di atas, Istilah ”obat tradisional” ini merujuk pada dua unsur,
yaitu bahan dan ramuan bahan. Dengan demikian, penggunaan istilah ”obat
tradisional” ini lebih luas dari istilah ”ramuan” sebagaimana yang digunakan
dalam istilah Ramuan Asli Madura. Obat tradisional merujuk pada bahan atau
ramuan bahan, sedangkan Ramuan Asli Madura hanya merujuk pada ramuan bahan saja
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sebagai hasil kreativitas intelektual
masyarakat lokal di Madura. Atas dasar inilah, maka di dalam penelitian ini
digunakan istilah Ramuan Asli Madura. Hal ini dimaksudkan untuk lebih
mengkhususkan terhadap hasil kreativitas intelektual masyarakat lokal di Madura
yang berupa metode ramuan saja dari bahan tumbuhan sebagai bagian dari TK
bidang obat tradisional.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Definisi yuridis
dari Ramuan Asli Madura ini sesuai dengan produk Ramuan Asli Madura yang dibuat
oleh masyarakat Madura. Dengan demikian, Ramuan Asli Madura dapat diartikan
sebagai hasil kreativitas intelektual masyarakat Madura berupa metode ramuan
dengan formula</span><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn10" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;"> serta
komposisi</span><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn11" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="FI" style="font-size: 12pt;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;"> dari bahan
tumbuhan sehingga dapat mengandung khasiat khusus bagi praktik pengobatan yang
diperoleh secara turun temurun berdasarkan pengalaman. Hal ini berarti bahwa
konsep dasar yang terkandung dalam Ramuan Asli Madura ini adalah adanya ramuan,
komposisi dan formula atas obat tradisional yang dihasilkan dari kreativitas
intelektual masyarakat Madura. Adapun bahan bakunya tidak hanya berasal dari
Madura, tetapi merupakan hasil campuran dengan bahan baku yang berasal dari
luar Madura.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l14 level1 lfo38; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Beberapa Jenis Ramuan Asli Madura<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Di antara
beberapa nama jenis Ramuan Asli Madura yang terdapat pada keempat Kebuapaten di
Madura tersebut yang dapat diidentifikasi adalah sebagaimana tampak dalam tabel
berikut :<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Tabel 5<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Daftar Nama
Beberapa Jenis Ramuan Asli Madura<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-bottom-style: none; border-collapse: collapse; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; margin-left: 5.4pt; width: 528px;">
<tbody>
<tr>
<td style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: .4in;" width="38">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">No<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 166.5pt;" width="222">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Nama Jenis
Ramuan Asli Madura<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 26.9pt;" width="36">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">No<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 173.8pt;" width="232">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Nama Jenis
Ramuan Asli Madura<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: .4in;" width="38">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">1<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 166.5pt;" width="222">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Ma’jun Raja<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 26.9pt;" width="36">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">12<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 173.8pt;" width="232">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Penyubur Kandungan<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: .4in;" width="38">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">2<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 166.5pt;" width="222">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Sehat Pria/Perkasa<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 26.9pt;" width="36">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">13<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 173.8pt;" width="232">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Galian Wanita<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: .4in;" width="38">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">3<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 166.5pt;" width="222">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Jantala/Tahan Lama<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 26.9pt;" width="36">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">14<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 173.8pt;" width="232">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Galian Patmosari<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: .4in;" width="38">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">4<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 166.5pt;" width="222">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Galian Rapet<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 26.9pt;" width="36">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">15<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 173.8pt;" width="232">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Spesial Keputihan<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: .4in;" width="38">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">5<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 166.5pt;" width="222">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Dalima (Keputihan)<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 26.9pt;" width="36">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">16<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 173.8pt;" width="232">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Kunir Putih & Temu Putih<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: .4in;" width="38">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">6<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 166.5pt;" width="222">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Galian Sehat (Montok)<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 26.9pt;" width="36">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">17<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 173.8pt;" width="232">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Asam Urat & Kolesterol<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: .4in;" width="38">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">7<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 166.5pt;" width="222">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Pegal Linu<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 26.9pt;" width="36">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">18<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 173.8pt;" width="232">
<div class="MsoNormal" style="margin-right: -5.4pt;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Legit Madura
(Cempaka Putih)<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: .4in;" width="38">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">8<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 166.5pt;" width="222">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Selokarang<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 26.9pt;" width="36">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">19<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 173.8pt;" width="232">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Kecantikan<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: .4in;" width="38">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">9<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 166.5pt;" width="222">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Harumita (Empot Super)<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 26.9pt;" width="36">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">20<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 173.8pt;" width="232">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Sumirat<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: .4in;" width="38">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">10<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 166.5pt;" width="222">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Galian Singset (Susut Perut)<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 26.9pt;" width="36">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">21<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 173.8pt;" width="232">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Jamu Maag<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: .4in;" width="38">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">11<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 166.5pt;" width="222">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Remaja Puteri<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 26.9pt;" width="36">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">22<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 173.8pt;" width="232">
<div class="MsoNormal">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Bangkes<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-bottom-style: none; border-collapse: collapse; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; width: 543px;">
<tbody>
<tr>
<td style="border: solid white 1.0pt; mso-border-alt: solid white .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 59.4pt;" valign="top" width="79">
<div class="MsoNormal" style="margin-right: -.2in; text-align: justify;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Sumber
:<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-left: none; border: solid white 1.0pt; mso-border-alt: solid white .5pt; mso-border-left-alt: solid white .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 347.75pt;" valign="top" width="464">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Data diperoleh dari hasil
wawancara dengan Para Pemilik Perusahaan Ramuan Asli Madura di Madura (2009).<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Selain dari
beberapa jenis Ramuan Madura di atas, masih banyak terdapat beberapa jenis Ramuan
Madura lagi, tetapi dengan komposisi bahan dan khasiat yang merupakan derivasi
atau variasi di antara beberapa jenis Ramuan Asli Madura di atas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l14 level1 lfo38; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Bahan Baku Dalam Ramuan Asli Madura<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Ramuan Asli Madura
merupakan hasil kreativitas intelektual masyarakat Madura yang berupa ramuan
bahan obat tradisional, dimana bahan bakunya tidak hanya berasal dari Madura,
tetapi juga berasal dari luar Madura, seperti jawa, sumatera, kalimantan bahkan
juga ada yang dari luar negeri seperti India<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn12" name="_ftnref12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[12]</span></span><!--[endif]--></span></a>
dan Thailand<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn13" name="_ftnref13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[13]</span></span><!--[endif]--></span></a>. Dengan demikian, bahan
baku dari Ramuan Asli Madura tidak semuanya dari Madura, tetapi juga berasal
dari luar Madura.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Berdasarkan hasil
wawancara dengan beberapa peramu Ramuan Asli Madura yang terdapat di keempat
Kabupaten di Madura diketahui bahwa sebagian besar atau pada umumnya bahan baku
yang dipergunakan dalam pembuatan Ramuan Asli Madura adalah 50% dari Madura dan
50% berasal dari luar Madura. Di antara beberapa bahan baku yang banyak diambil
dari Madura adalah temu ireng (<i>curcuma
aeruginosa roxb</i>.), temu lawak (<i>curcuma
xanthorrhiza roxb.</i>), jahe (<i>zingiber
officinale, rose</i>), kencur (<i>kaempfeteria
galanga</i>), lempuyang (<i>zingiber aromaticum</i>),
bangle (<i>zingiber purpureum</i>),
sambiloto (<i>andrographis paniculata</i>), laos
(<i>galangae rhizoma</i>), kunir (<i>Curcuma domestica R</i>), kunyit (<i>curcuma domestica val.</i>), kunci (<i>boesenbergia pandurata</i>), daun sirih (<i>piperis folium</i>), pinang (<i>areca semen</i>), cabe jamu (<i>piper retrofractum, vahl.</i>). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Bahan baku Ramuan
Asli Madura yang berasal dari Madura biasanya langsung dibeli dari petani atau
juga ada yang diantarkan ke tempat produksi. Sedangkan bahan baku yang berasal
dari jawa banyak yang dibeli dari Toko Bahan Baku Jamu yang banyak terdapat di
Madura dan Surabaya. Adapun bahan baku yang berasal dari luar negeri biasanya
dibeli melalui pesanan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l14 level1 lfo38; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI; mso-fareast-font-family: Arial;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Proses Pembuatan Ramuan Asli Madura<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Pada umumnya
proses pembuatan Ramuan Asli Madura ini dilakukan dengan cara yang sama, hanya
saja pada proses akhirnya yang berbeda tergantung pada bentuk sediaannya yang
akan dibuat. </span><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Adapun proses pembuatan dari semua jenis Ramuan Asli
Madura itu adalah diawali dengan masing-masing bahan dicuci secara
sendiri-sendiri. Kemudian semua bahan baku tersebut dijemur sampai kering.
Setelah itu disangrai dan dicampur menjadi satu. Campuran bahan tersebut
kemudian digiling. Setelah itu ada yang disangrai ulang dan diayak untuk
menghasilkan bubuk yang semakin halus. Setelah itu pada proses terakhir, bubuk
itu dibuat sesuai dengan bentuk sediaan yang akan dipasarkan.</span><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn14" name="_ftnref14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="FI" style="font-size: 12pt;">[14]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Pembuatan bentuk
sediaan dari produk ramuan asli Madura ini didasarkan pada dua hal : pertama,
bagi Ramuan Asli Madura yang telah mempunyai izin produksi yang berupa Izin
Usaha IKOT (Industri Kecil Obat Tradisional) dari Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur dan Izin Edar (TR/<i>Traditional</i>)
dari Kepala BPOM RI (Badan Pengawas Obat dan Makanan), maka bentuk sediaan dari
produk ramuan asli Madura ini sesuai dengan izin produksi dan izin edar
tersebut. Sedangkan yang kedua, bagi Ramuan Asli Madura yang tidak memiliki
kedua izin tersebut, maka bentuk sediaan dari produk Ramuan Asli Madura ini
didasarkan pada kemauan pasar atau konsumen.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Adapun bentuk
sediaan dari produk ramuan asli Madura ini berdasarkan hasil penelitian di
lapangan terdapat beberapa macam, di antaranya dalam bentuk Serbuk,
pil/plintiran, kapsul, jenang, dodol, rajangan, parem, pilis, dan tapel. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l14 level1 lfo38; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Konsep Ramuan Asli Madura Dalam Sistem Paten<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Ramuan Asli
Madura merupakan kreativitas intelektual masyarakat lokal di Madura yang berupa
metode ramuan dengan formula dan komposisi bahan yang berupa tumbuh-tumbuhan
sehingga memiliki khasiat khusus dalam praktik pengobatan. Proses pembuatan
Ramuan Asli Madura tersebut telah sesuai dengan standar persyaratan obat
tradisional di Indonesia melalui pemeriksaan Dokumen CPOTB serta Dokumen Mutu
dan Teknologi sehingga bisa mendapatkan Izin Usaha IKOT dari Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Izin Edar dari Kepala BPOM.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Berdasarkan hal
tersebut, Ramuan Asli Madura dapat dikonsepsikan sebagai paten produk maupun
paten proses. Konsepsi Ramuan Asli Madura sebagai paten produk maupun sebagai
paten proses tersebut didasarkan pada alasan berikut :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l28 level1 lfo50; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Alasan bahwa Ramuan Asli Madura dapat dikonsepsikan
sebagai paten produk karena Ramuan Asli Madura ini merupakan produk yang
dihasilkan dengan proses (<i>product by
proses</i>) yang di dalamnya juga mencakup formula dan komposisi dari tumbuhan
yang mengandung khasiat untuk praktik pengobatan. Di samping itu juga,
karena produk Ramuan Asli Madura dapat
dibuat secara berulang-ulang (dalam jumlah yang banyak) dengan kualitas yang
sama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l28 level1 lfo50; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Alasan bahwa Ramuan Asli Madura dikonsepsikan sebagai
paten proses karena Ramuan Asli Madura terdapat proses dan metode pembuatan
mulai tahap pembersihan bahan baku sampai menjadi bentuk sediaan serta juga
berisikan tentang penggunaan dari Ramuan Asli Madura tersebut. Di samping itu,
karena proses pembuatan, metode pembuatan serta penggunaan dari Ramuan Asli
Madura tersebut dapat dijalankan dalam kegiatan praktik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Konsepsi Ramuan
Asli Madura sebagai paten produk maupun sebagai paten proses ini didasarkan
pada konsep dari bentuk paten sebagaimana terdapat di dalam UU Paten, yaitu
bahwa yang dimaksud dengan paten produk adalah mencakup alat, mesin, komposisi,
formula, <i>product by process</i>, dan
sistem. Sedangkan yang dimaksud dengan paten proses adalah mencakup proses, metode
dan penggunaan<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn15" name="_ftnref15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[15]</span></span><!--[endif]--></span></a>Jika paten itu dimaksudkan
sebagai produk, maka produk itu harus mampu dibuat secara berulang-ulang
(secara massal) dengan kualitas yang sama. Jika suatu petan itu dimaksudkan
sebagai proses, maka proses itu harus mampu dijalankan atau digunakan dalam
praktik<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn16" name="_ftnref16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[16]</span></span><!--[endif]--></span></a>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Untuk melihat
apakah Ramuan Asli Madura itu dilindungi dari segi produknya atau prosesnya
adalah dapat dilihat pada klaim<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn17" name="_ftnref17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[17]</span></span><!--[endif]--></span></a>
sebagaimana diuraikan dalam Deskripsi Paten. begitupun juga, lingkup
perlindungan hukumnya juga didasarkan pada klaim produk maupun pada klaim
prosesnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Meskipun Ramuan
Asli Madura dapat dikonsepsikan sebagai paten produk maupun sebagai paten
proses, akan tetapi Ramuan Asli Madura tersebut tidak dapat dilindungi dengan
paten sederhana. Hal ini didasarkan pada ketentuan yang terdapat dalam UU
Paten, yaitu :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l14 level4 lfo38; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Dengan diberlakukannya UU Paten yang baru, paten proses
sudah tidak lagi dapat dilindungi dengan paten sederhana. </span><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Berbeda dengan UU
Paten lama yang memperbolehkan paten proses dilindungi dengan paten sederhana.</span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l14 level4 lfo38; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Bersadarkan angka 1 huruf b Penjelasan Umum UU Paten dikatakan bahwa proses, penggunaan,
komposisi, dan produk yang merupakan <i>product
by process</i> tidak bisa diberikan perlindungan melalui paten sederhana. Menurut
UU Paten bahwa objek paten sederhana hanya dibatasi pada hal-hal yang bersifat
kasat mata (<i>tangible</i>), bukan yang
tidak kasat mata (<i>intangible</i>), dengan
bentuk, konfigurasi, konstruksi atau komponennya sederhana, dan mempunyai nilai
kegunaan praktis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Dengan tidak
diperbolehkannya perlindungan hukum terhadap Ramuan Asli Madura melalui paten
sederhana akan berakibat pada semakin sulit dan beratnya untuk melakukan
perlindungan Ramuan Aslli Madura melalui sistem paten. karena perlindungan
hukum terhadap Ramuan Asli Madura melalui paten biasa itu mewajibkan kepada
pemegang paten untuk membayar biaya tahunan (<i>annual fee</i>) selama 20 tahun secara bertahap. Namun, jika melalui
paten sederhana terhadap pemegang paten tidak ada kewajiban untuk membayar
biaya tahunan tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Pembatasan
terhadap perlindungan invensi melalui paten sederhana itu merupakan <i>legislative choice</i> dari Pemerintah
Indonesia, karena di dalam <i>TRIPs
Agreement </i>tidak ada batasan seperti itu. Dari perspektif perlindungan hukum
terhadap TK bidang obat tradisional
(termasuk juga Ramuan Asli Madura), hal itu sangat tidak menguntungkan bagi
keberlangsungan dan perlindungan <i>technological
interest </i>(kepentingan pengembangan teknologi) dan <i>economic interest</i> (kepentingan pertumbuhan ekonomi) di Indonesia.
Seharusnya Indonesia tetap mempertahankan konsep mengenai objek paten yang
dapat dilindungi dengan paten sederhana sebagaimana dalam Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989
tentang Paten (UU Paten lama), yaitu :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 9.0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Setiap penemuan berupa produk
atau proses yang baru dan memiliki kualitas penemuan yang sederhana tetapi
mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkan karena bentuk konfigurasi,
konstruksi atau komponennya dapat memperoleh perlindungan hukum dalam bentuk
Paten Sederhana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Paten diberikan
dalam rangka untuk mendorong timbulnya teknologi dan industri baru serta untuk
memberikan imbalan ekonomis terhadap inventor. Adapun yang dimaksud dengan
inventor dalam UU Paten adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang
yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan
yang menghasilkan invensi. Oleh karena itu, sistem paten hanya melindungi
terhadap hak-hak individu (<i>individual
right</i>)<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn18" name="_ftnref18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[18]</span></span><!--[endif]--></span></a>. Dengan demikian, konsep
kepemilikan dalam paten ini adalah <i>individual
ownership </i>(kepemilikan individu). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Sementara itu,
Ramuan Asli Madura merupakan hasil kreativitas intelektual masyarakat madura
yang diperoleh secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya tanpa
diketahui siapa penemunya. Sehingga pengetahuan Ramuan Asli Madura itu telah
tidak menjadi rahasia lagi dan telah diketahui serta dimanfaaatkan oleh banyak
masyarakat di Madura. Akibat tidak diketahuinya penemu yang pertama dari Ramuan
Asli Madura tersebut, sehingga tidak ada seorangpun atau suatu kelompok apapun
yang dapat mengklaim sebagai inventornya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Semua masyarakat
madura mempunyai hak yang sama untuk memanfaatkan Ramuan Asli Madura sebagai
sebuah warisan budaya (<i>cultural heritage</i>),
sepanjang pengetahuan Ramuan Asli Madura tersebut sudah menjadi <i>public domain,</i> atau disebut juga warisan
leluhur yang sudah dapat dinikmati secara umum (<i>common heritage of mankind</i>) dan bukan merupakan hasil dari
pengembangan. Suatu invensi di bidang obat-obatan yang dihasilkan dari proses
pengembangan dari TK bidang obat tradisional melalui kegiatan <i>reseaech and development </i>(R & D)
disebut <i>tradisional sharing</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Dengan demikian,
konsep kepemilikan dalam Ramuan Asli Madura dapat berupa dua macam, yaitu <i>collective ownership</i> (kepemilikan
bersama) bagi Ramuan Asli Madura yang telah menjadi <i>public domain</i>. Dan <i>individual ownership </i>(kepemilikan
individu) bagi Ramuan Asli Madura yang dapat dibuktikan sebagai hasil dari <i>tradisional sharing</i> dan masih belum
diketahui oleh umum. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sampai saat ini
tidak ada Ramuan Asli Madura yang merupakan hasil dari pengembangan sehingga
memenuhi persyaratan <i>patentability</i>.
Semua Ramuan Asli Madura sekarang masih merupakan pengetahuan yang diperoleh
secara turun temurun berdasarkan pengalaman.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l14 level1 lfo38; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES; mso-fareast-font-family: Arial;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Persyaratan <i>Patentability</i>
Dalam Ramuan Asli Madura<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="ES" style="font-family: Arial, sans-serif;">Persyaratan
<i>patentability</i> bila diterapkan
terhadap Ramuan Asli Madura :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l6 level2 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Baru (<i>Novelty</i>)<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">Suatu
invensi harus memenuhi unsur kebaruan ini. Suatu invensi dapat dikatakan baru
jika invensi itu belum diketahui dan belum pernah diungkapkan kepada publik.
Untuk menentukan bahwa invensi tersebut belum pernah dipublikasikan, pemeriksa
paten akan melakukan <i>prior art search</i>
secara internasional bagi paten biasa dan secara nasional bagi paten sederhana.
Sarana yang pada umumnya dipergunakan dalam melakukan <i>prior art search </i>oleh Direktorat Paten adalah melalui dokumen
paten, maupun melalui berbagi media lainnya yang tersedia dalam masyarakat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">Dalam
syarat <i>novelty</i> ini mengharuskan untuk
adanya bukti dokumen, baik dokumen resmi maupun dokumen tidak resmi. Dokumen
resmi adalah berupa dokumen paten</span><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn19" name="_ftnref19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="ES" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="ES" style="font-size: 12pt;">[19]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;"> yang telah dikeluarkan oleh negara. Sedangkan dokumen tidak resmi adalah
dokumen yang dapat menerangkan adanya pengungkapan sebelumnya (<i>prior art</i>) terhadap suatu invensi yang
dapat berupa penggambaran (<i>description</i>),
tertulis maupun lisan, penggunaan baik berupa pameran, penjualan atau
penawaran, atau cara-cara lain melalui rekaman video atau suara atau melalui
internet</span><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn20" name="_ftnref20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="ES" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="ES" style="font-size: 12pt;">[20]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">Bagi
peramu atau pemilik Perusahaan Ramuan Asi Madura, tradisi dokumentasi merupakan
sesuatu yang belum banyak dikenal. Hal ini karena memang sifat pewarisan atau
pengalihan dari Ramuan Asli Madura ini berlangsung secara tradisonal, yaitu
secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya dengan
menggunakan media lisan tanpa dokumen. Sehingga lahirnya Ramuan Asli Madura
dalam masyarakat lokal di Madura ini tidak ada dokumen yang dapat membuktikan
siapa, kapan dan dimana Ramuan Asli Madura itu berkembang dan dipergunakan
dalam praktik pengobatan. Mengenai hal ini, Agus Sardjono dalam bukunya “Hak
Kekayaan Intelektual dan Pengetahuan Tradisional” mengatakan bahwa</span><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn21" name="_ftnref21" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="ES" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="ES" style="font-size: 12pt;">[21]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;"> :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 9.0pt; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">Pada
masa lampau, cukup banyak dijumpai diperkampungan, seorang ibu mengajari
anaknya bagaimana meracik dan membuat jamu. Para tetangga yang mengatahui bahwa
di lingkungannya tinggal seorang yang mempunyai pengetahuan tentang bagaimana
mengobati orang sakit, acapkali datang kepadanya untuk berobat. Ketika orang
yang datang semakin banyak, orang “yang berpengetahuan” tersebut mengajak
anaknya, adiknya, atau sanak saudaranya untuk membantu meracik jamu yang
bersangkutan. Dengan cara itulah pengetahuan tentang pengobatan tradisional
beralih dari generasi ke generasi berikutnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">Proses
peralihan pengobatan tradisional sebagaimana yang diungkapkan oleh Agus
Sardjono di atas juga terjadi pada proses peralihan pengetahuan Ramuan Asli
Madura. Dengan demikian, Ramuan Asli Madura sebenarnya telah menjadi <i>prublic domain</i> di kalangan masyarakat
Madura. Meskipun demikian, di beberapa industri Ramuan Asli Madura masih
terdapat ciri khas dari masing-masing produk yang dibuatnya, tetapi ciri khas
tersebut bukan termasuk sesuatu yang baru karena masih merupakan derivasi dari
pengetahuan Ramuan Madura yang telah ada atau lebih gamblangnya disebut
variasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">Jika
dikaitkan dengan unsur <i>novelty </i>dalam Ramuan
Asli Madura sebagai syarat untuk memperoleh paten adalah tidak terpenuhi. Hal
ini berdasarkan alasan bahwa pengetahuan tentang Ramuan Asli Madura telah
menjadi <i>public domain</i> bagi kalangan
masyarakat Madura dan alasan kedua adalah tidak adanya dokumen yang dapat
membuktikan penggungkapan dari Ramuan Asli Madura.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l6 level2 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Mengandung Langkah Inventif (<i>Inventive Step</i>)<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">Dalam
UU Paten dijelaskan bahwa Suatu Invensi dapat disebut mengandung langkah
Inventif jika Invensi tersebut memenuhi dua unsur, yaitu :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l7 level1 lfo51; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">Invensi tersebut merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya (<i>non obvious</i>) menurut seseorang yang
mempunyai keahlian tertentu di bidang teknik; dan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l7 level1 lfo51; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">Penilaian bahwa suatu Invensi itu <i>non
obvious</i> harus dilakukan dengan memperhatikan keahlian yang ada pada saat Permohonan
diajukan atau yang telah ada pada saat diajukan permohonan pertama dalam hal
Permohonan itu diajukan dengan Hak Prioritas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">Syarat
<i>non obvious</i> ini tidak dihasilkan
secara tradisional, tetapi didasarkan pada proses <i>research and development</i> (R & D) sehingga menghasilkan sebuah
invensi baru. Dalam proses <i>research and
development</i> harus mendasarkan pada metode keilmuan tertentu (dalam hal ini
adalah farmakologi untuk ilmu di bidang obat-obatan). Sebuah metode keilmuan
harus tersusun secara sistematis dan dapat membuktikan kebenaran suatu
penelitian tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">Untuk
menilai apakah Ramuan Asli Madura itu bersifat <i>non obvious</i> atau tidak, harus dilihat dari sudut pandang
farmakologi<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn22" name="_ftnref22" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="color: black; font-size: 12pt;">[22]</span></span><!--[endif]--></span></a>. Ramuan
Asli Madura merupakan hasil dari kreasi intelektual masyarakat Madura yang
berupa metode ramuan, formula dan komposisi bahan dari tumbuh-tumbuhan sehingga
memiliki khasiat khusus dalam praktik pengobatan. Sementara itu, farmakologi
secara umum hanya dapat mengetahui kandungan mutu, keamanan dan khasiat yang
terdapat dalam bahan obat tradisional, bukan terhadap kandungan bahan bila
diramu, dikomposisi dan diberikan formula. Ramuan Asli Madura merupakan hasil
dari pengalaman yang ada dalam masyarakat Madura, sehingga tidak diketahui
dalam perspektif farmakologi. Atas dasar inilah, maka Ramuan Asli Madura
memenuhi unsur <i>non obvious </i>dalam <i>inventive step.<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">Meskipun
Ramuan Asli Madura memenuhi unsur <i>non
obvious, </i>akan tetapi Ramuan Asli Madura tersebut tidak dapat didaftarkan
untuk mendapatkan perlindungan paten, karena Ramuan Asli Madura tersebut masih
tidak memenuhi unsur <i>inventive step </i>yang
kedua, yaitu ”Penilaian bahwa suatu Invensi merupakan hal yang tidak dapat
diduga sebelumnya harus dilakukan dengan memperhatikan keahlian yang ada pada
saat Permohonan diajukan”. Sementara itu, keahlian dalam membuat Ramuan
Asli Madura telah menjadi pengetahuan
umum di kalangan masyarakat Madura. Atas dasar inilah, maka dapat dikatakan
bahwa Ramuan Asli Madura tidak memenuhi syarat <i>inventive step, </i>karena tidak memenuhi syarat <i>inventive step </i>yang kedua. Hal ini dikecualikan terhadap Ramuan
Asli Madura yang merupakan hasil dari pengembangan (<i>traditional sharing</i>) dan memang terdapat usaha merahasikan
invensinya tersebut, maka Ramuan Asli Madura ini dapat memenuhi semua syarat
dalam <i>inventive step</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l7 level1 lfo51; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Dapat Diterapkan </span></b><b><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Dalam Kegiatan Industri (<i>Industrial
Applicable</i>)</span></b><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">Menurut UU Paten bahwa suatu invensi
dikatakan memenuhi syarat <i>industrially
applicable</i> jika Invensi tersebut dapat dilaksanakan dalam industri
sebagaimana yang diuraikan dalam Permohonan. Unsur <i>disclosour</i> dalam <i>industrially applicable</i> ini sebenarnya
menjadi asas dalam sistem perolehan paten. </span><span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">Manfaat (<i>utility</i>)
dari suatu invensi yang dapat diterapkan dalam industri tersebut harus dapat
diakses dari pengungkapan (<i>disclosure</i>),
sehingga kepada semua orang dapat mempelajari dan mengembangkan invensi
tersebut berdasarkan dokumen yang terdapat di dalam Dekripsi Paten dan akhirnya
akan lahir invensi yang baru lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">Adanya asas </span><i><span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">disclosure</span></i><span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;"> di
dalam permohonan paten itu diharuskan terhadap dua macam bentuk paten, yaitu
terhadap paten produk dan paten proses. Sehingga jika suatu invensi dimaksudkan
sebagai produk, maka produk tersebut harus mampu dibuat secara berulang-ulang
(secara masal) dengan kualitas yang sama. Begitupun juga, jika suatu invensi tersebut
berupa proses, maka proses tersebut harus mampu dijalankan atau digunakan dalam
praktik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">Ramuan Asli Madura merupakan produk yang
dihasilkan dengan proses (<i>product by
proses</i>) yang di dalamnya mencakup formula dan komposisi dari tumbuhan dan
dibuat secara berulang-ulang (dalam jumlah yang banyak) dengan kualitas yang
sama oleh masyarakat Madura. Di samping itu, Ramuan Asli Madura juga mengandung
teknologi yang berupa proses yang di dalamnya mencakup metode pembuatan serta
penggunaan dari Ramuan Asli Madura tersebut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">Syarat <i>industrially
applicable</i> ini pada dasarnya tidak ada masalah yang prinsipil jika
diterapkan pada Ramuan Asli Madura. Ramuan Asli Madura ini, baik yang
dikonsepsikan sebagai <i>product by proses </i>maupun
yang dikonsepsikan sebagai proses, pada dasarnya semuanya dapat diungkapkan di
dalam Deskripsi Paten pada saat Permohonan Pendaftaran Paten. Dengan demikian,
syarat <i>industrially applicable </i>ini
dapat terpenuhi dalam Ramuan Asli Madura.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">Akan tetapi masalahnya adalah apakah peramu
atau pemilik industri Ramuan Asli Madura tersebut bisa mengungkapkan invensi
tersebut secara jelas dan lengkap sebagaimana struktur dalam deskripsi paten
dan menurut sudut pandang farmakologi. Sebagai solusi atas masalah ini adalah
seorang Apoteker yang menjadi penanggung jawab teknis dalam proses pembuatan
Ramuan Asli Madura harus juga diberikan tugas untuk bisa mengungkapkan invensi
dari Ramuan Asli Madura di dalam deskripsi paten atau dengan cara meminta
bantuan dari Konsultan HKI untuk bisa mengungkapkan invensi dari Ramuan Asli
Madura tersebut dalam Dokumen Deskripsi Permohonan Pendaftaran Paten.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .25in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l14 level1 lfo38; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">7.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Konsep Alternatif Perlindungan Hukum Terhadap <i>Traditional Knowledge</i> Bidang Obat
Tradisional Melalui Sistem Paten<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Terdapat beberapa
konsep alternatif yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk
memberikan perlindungan hukum terhadap TK</span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> bidang obat tradisional</span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">, termasuk bidang Ramuan Asli Madura melalui sistem paten
sebagai langkah preventif untuk mencegah terjadinya <i>misappropriation</i>. Di antara konsep alternatif tersebut adalah
sebagai berikut :</span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l6 level3 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Konsep Kepemilikan atas TK Bidang Obat Tradisional oleh
Negara<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Indonesia memang
tidak dapat menghindar dari <i>TRIPs
Agreement</i> untuk melaksanakan berdasarkan prinsip <i>full compliance</i>. Namun, bukan berarti Indonesia tidak boleh membuat
pengecualian-pengecualian atau membuat ketentuan-ketentuan baru di bidang paten
untuk memberikan perlindungan hukum terhadap TK bidang obat tradisional,
sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip <i>TRIPs
Agreement. </i>Landasan hukum dari argumen ini adalah dapat dilihat dalam </span><i><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">article 8 (1) </span></i><i><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">TRIPs Agreement</span></i><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;"> di atas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Indonesia
sebenarnya telah melaksanakan ketentuan pengecualian yang diatur dalam </span><i><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">article 8 (1) </span></i><i><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">TRIPs Agreement</span></i><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;"> tersebut, yaitu dengan
diterapkannya Pasal 10<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn23" name="_ftnref23" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[23]</span></span><!--[endif]--></span></a>
UU Hak Cipta menyangkut perlindungan hukum terhadap ekspresi folklor<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn24" name="_ftnref24" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[24]</span></span><!--[endif]--></span></a>
(<i>traditional cultural expression</i>/TCe).
Konsep kepemilikan di dalam folklor itu adalah <i>collective ownership</i>, sama dengan konsep TK bidang obat-obatan.
Pengertian kolektif di sini bukan dalam arti gabungan individu-individu (<i>group of individuals</i>), melainkan
kolektif dalam arti pemilikan oleh masyarakat lokal yang bersangkutan, baik
yang terorganisir maupun tidak. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Karena tidak
adanya pihak yang dapat mengklaim atas ekspresi
folklor di Indonesia tersebut, maka
negara mengambil alih hak tersebut demi memberikan perlindungan hukum terhadap
ekspresi folklor tersebut dari tindakan <i>misappropriation</i>. Di dalam ketentuan Pasal
10 UU Hak Cipta ditentukan bahwa negara memegang hak atas ekspresi folklor
tersebut. Segala tindakan pengumuman dan perbanyakan terhadap ekspresi folklor oleh orang yang bukan warga
negara Indonesia harus terlebih dahulu mendapat izin dari ”instansi yang
terkait”<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn25" name="_ftnref25" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[25]</span></span><!--[endif]--></span></a> dalam masalah tersebut.</span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: SV;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Tidak adanya
pihak yang dapat mengklaim sebagai pemilik atau pemegang hak atas TK bidang
obat tradisional, apalagi ditambah lagi dengan tidak adanya kepedulian dari
masyarakat lokal (<i>indigenous peoples</i>)
atas tindakan <i>misappropriation</i> karena
pengaruh paradigma kolektivisme dan spritualisme yang diyakininya, telah
menjadi penyebab terjadinya tindakan <i>misappropriation
</i>oleh pihak asing yang telah merugikan kepentingan ekonomi dan budaya bangsa
Indonesia. Untuk memberikan perlindungan hukum, maka negara harus memegang hak
atas TK bidang obat tradisional,
termasuk juga Ramuan Asli Madura sebagaimana
yang diberlakukan terhadap ekspresi folklor<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn26" name="_ftnref26" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[26]</span></span><!--[endif]--></span></a>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Meskipun izin
pemanfaatan oleh pihak asing atas TK bidang obat tradisonal berada pada negara,
akan tetapi dalam prosedur pemberian izin itu harus tetap didasarkan pada
persetujuan dari masyarakat lokal yang bersangkutan melalui <i>prior informed concent</i>. Dengan kata
lain, Pemerintah sebagai Pemegang Hak hanya bersifat teknis prosedural dalam pemberian izin,
sedangkan pihak yang menentukan dalam proses perizinan itu adalah adanya
persetujuan dari masyarakat lokal sendiri sebagai pemilik dari TK bidang obat
tradisional. Untuk itulah maka harus ada </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Lembaga Perwakilan Masyarakat
tradisional </span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">yang dapat mengakomodir aspirasi dan mewakili masyarakat
lokal serta yang dapat menentukan mengenai persetujuan atas pemanfaatan TK
bidang obat tradisional tersebut. Dengan demikian, di dalam perubahan UU Paten<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn27" name="_ftnref27" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[27]</span></span><!--[endif]--></span></a>
harus juga diperjelas mengenai persyaratan dan prosedur pemberian izin atas
pemanfaatan TK bidang obat tradisional tersebut<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn28" name="_ftnref28" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[28]</span></span><!--[endif]--></span></a>. </span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Pemanfaatan atas TK bidang obat tradisional yang dimaksud
disini adalah pemanfaatan atas hak eksklusif oleh pihak asing sebagaimana yang
ditentukan di dalam Pasal 16 ayat (1) dan ayat (2) UU Paten, yaitu :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l3 level2 lfo52; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">(1)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Pemegang Paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan
Paten yang dimilikinya dan melarang pihak lain tanpa persetujuannya ;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 45.0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l39 level2 lfo22; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">dalam hal
Paten-produk: membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan,
menyerahkan, atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau di diserahkan
produk yang diberi Paten;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 45.0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l39 level2 lfo22; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">dalam hal
Paten-proses: menggunakan proses produksi yang diberi Paten untuk membuat
barang atau tindakan lainnya sebagaimana dimaksud dalam huruf a.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l39 level1 lfo22; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">(2)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Dalam hal
Paten-proses, larangan terhadap pihak lain yang tanpa persetujuannya melakukan
impor sebagimana dimaksud pada ayat (1) hanya berlaku terhadap impor produk
yang semata-mata dihasilkan dari penggunaan Paten-proses yang dimilikinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<br /></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<br /></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Beralihnya pemegang hak atas TK bidang obat tradisional
berakibat beralihnya pula hak eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
ayat (1) dan ayat (2) UU Paten kepada negara. Akan tetapi, hak eksklusif yang
dimaksud hanya untuk melarang atau memberikan izin yang bersifat teknis
prosedural atas pemanfaatan TK bidang obat tradisional, bukan untuk
melaksanakan. Pemberian izin atas pemanfaatan TK bidang obat tradisional
tersebut hanya terhadap pihak asing, bukan terhadap warga negara Indonesia. Hal
ini sebagaimaana diberlakukan juga terhadap pemanfaatan folklor dalam Pasal 10
ayat (3) UU Hak Cipta. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">TK bidang obat
tradisonal diperoleh secara turun temurun dan dimanfaatkan dalam jangka waktu
yang tidak terbatas. Oleh karena itu, negara sebagai pemegang hak atas TK
bidang obat tradisional itu harus tanpa dibatasi dengan jangka waktu
perlindungan. ketentuan tanpa batas jangka waktu perlindungan itu sesuai juga
dengan ketentuan yang diberlakukan terhadap hak atas folklor yang dipegang oleh
negara sebagaimana ditentukan dalam Pasal 31 ayat (1) huruf a UU Hak Cipta,
yaitu ”Hak cipta atas ciptaan yang dipegang atau dilaksanakan oleh negara
berdasarkan Pasal 10 ayat (2) berlaku tanpa batas waktu”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Meskipun negara
menjadi pemagang hak atas TK bidang obat Tradisional, bukan berarti TK bidang
obat tradisional tidak bisa dimiliki secara individu. Jika suatu invensi
dihasilkan dari pengembangan (<i>tradisional
sharing</i>) dari TK bidang obat tradisional, maka invensi tersebut dapat
dimiliki secara individual dan dapat dimohonkan paten, asalkan memenuhi
persyaratan <i>patentability.</i> Dengan
demikian, negara hanya menjadi pemegang hak terhadap TK bidang obat tradisional
yang telah menjadi <i>public domain</i>.
Sedangkan terhadap invensi yang dihasilkan dari proses pengembangan, maka
sebagai pemegang haknya adalah pihak yang menghasilkan invensi tersebut (<i>inventor</i>)<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn29" name="_ftnref29" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[29]</span></span><!--[endif]--></span></a>.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Berikut bagan
mengenai konsep kepemilikan atas TK bidang obat tradisional (termasuk bidang
pengetahuan Ramuan Asli Madura) sebagaimana dijelaskan di atas : <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Bagan 2<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Konsep
Kepemilikan atas TK Bidang Obat Tradisional<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<!--[if gte vml 1]><v:rect id="_x0000_s1026" style='position:absolute;
left:0;text-align:left;margin-left:0;margin-top:47.1pt;width:153pt;height:36pt;
text-indent:0;z-index:251644928'>
<v:textbox style='mso-next-textbox:#_x0000_s1026'>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<i
style='mso-bidi-font-style:normal'><span style='font-size:6.0pt;mso-bidi-font-size:
12.0pt;font-family:"Arial","sans-serif"'><o:p> </o:p></span></i></p>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<i
style='mso-bidi-font-style:normal'><span style='font-family:"Arial","sans-serif"'>PUBLIC
DOMAIN<o:p></o:p></span></i></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:rect><v:rect id="_x0000_s1027" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:243pt;margin-top:47.1pt;width:153pt;height:36pt;
text-indent:0;z-index:251645952'>
<v:textbox style='mso-next-textbox:#_x0000_s1027'>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<i
style='mso-bidi-font-style:normal'><span style='font-size:6.0pt;mso-bidi-font-size:
12.0pt;font-family:"Arial","sans-serif"'><o:p> </o:p></span></i></p>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<i
style='mso-bidi-font-style:normal'><span style='font-family:"Arial","sans-serif"'>TRADITIONAL
SHARING<o:p></o:p></span></i></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:rect><v:rect id="_x0000_s1028" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:0;margin-top:100.2pt;width:153pt;height:36pt;
text-indent:0;z-index:251646976'>
<v:textbox style='mso-next-textbox:#_x0000_s1028'>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<span lang=DE
style='font-family:"Arial","sans-serif";mso-ansi-language:DE'>PEMERINTAH
SEBAGAI PEMEGANG HAK<o:p></o:p></span></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:rect><v:rect id="_x0000_s1029" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:122.25pt;margin-top:146.95pt;width:153pt;height:36pt;
text-indent:0;z-index:251648000'>
<v:textbox style='mso-next-textbox:#_x0000_s1029'>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<span
style='font-family:"Arial","sans-serif"'>LINDUNGI DENGAN SISTEM PATEN<o:p></o:p></span></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:rect><v:rect id="_x0000_s1030" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:243pt;margin-top:100.2pt;width:153pt;height:36pt;
text-indent:0;z-index:251649024'>
<v:textbox style='mso-next-textbox:#_x0000_s1030'>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<span
style='font-family:"Arial","sans-serif"'>INVENTOR SEBAGAI PEMEGANG HAK<o:p></o:p></span></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:rect><v:line id="_x0000_s1031" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;z-index:251650048' from="1in,82.2pt" to="1in,100.2pt">
<v:stroke endarrow="block"/>
</v:line><v:line id="_x0000_s1032" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;z-index:251651072' from="324pt,82.2pt" to="324pt,100.2pt">
<v:stroke endarrow="block"/>
</v:line><v:line id="_x0000_s1033" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;z-index:251652096' from="1in,19.3pt" to="122.75pt,19.3pt"/><v:line
id="_x0000_s1034" style='position:absolute;left:0;text-align:left;z-index:251653120'
from="276.1pt,19.3pt" to="324pt,19.3pt"/><v:line id="_x0000_s1035" style='position:absolute;
left:0;text-align:left;z-index:251654144' from="324pt,19.3pt" to="324pt,48.75pt">
<v:stroke endarrow="block"/>
</v:line><v:line id="_x0000_s1036" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;z-index:251655168' from="1in,135.3pt" to="1in,165.4pt"/><v:line
id="_x0000_s1037" style='position:absolute;left:0;text-align:left;z-index:251656192'
from="324pt,135.3pt" to="324pt,165.4pt"/><v:line id="_x0000_s1038" style='position:absolute;
left:0;text-align:left;flip:x;z-index:251657216' from="275.25pt,164.95pt"
to="323.15pt,164.95pt">
<v:stroke endarrow="block"/>
</v:line><v:line id="_x0000_s1039" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;z-index:251658240' from="1in,164.5pt" to="122.75pt,164.5pt">
<v:stroke endarrow="block"/>
</v:line><v:line id="_x0000_s1040" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;z-index:251659264' from="153pt,63.45pt" to="243pt,63.45pt">
<v:stroke endarrow="block"/>
</v:line><v:rect id="_x0000_s1041" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:123.75pt;margin-top:1.3pt;width:153pt;height:36pt;
text-indent:0;z-index:251660288'>
<v:textbox style='mso-next-textbox:#_x0000_s1041'>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<span
style='font-family:"Arial","sans-serif"'>TK BIDANG OBAT TRADISIONAL<o:p></o:p></span></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:rect><v:line id="_x0000_s1049" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;z-index:251668480' from="1in,19.3pt" to="1in,48.75pt">
<v:stroke endarrow="block"/>
</v:line><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="height: 249px; left: -1px; mso-ignore: vglayout; position: relative; top: 1px; width: 534px; z-index: 251644928;"><img height="248" src="file:///C:/Users/Maizun/AppData/Local/Temp/OICE_D65AF46A-5469-4F9E-9385-FDCDC63A5647.0/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif" v:shapes="_x0000_s1026 _x0000_s1027 _x0000_s1028 _x0000_s1029 _x0000_s1030 _x0000_s1031 _x0000_s1032 _x0000_s1033 _x0000_s1034 _x0000_s1035 _x0000_s1036 _x0000_s1037 _x0000_s1038 _x0000_s1039 _x0000_s1040 _x0000_s1041 _x0000_s1049" width="534" /></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<br /></div>
<br clear="ALL" />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Keterangan :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l1 level1 lfo53; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">TK bidang obat tradisional itu terdapat dua macam, yaitu ada
yang telah menjadi <i>public domain</i> dan
ada yang merupakan hasil pengembangan (<i>traditional sharing</i>) dari TK bidang obat
tradisional yang telah menjadi <i>public
domain</i>;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l1 level1 lfo53; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Terhadap TK bidang obat tradisional yang telah menjadi <i>public domain</i>, maka Pemerintah sebagai
pemegang haknya. Sedangkan terhadap TK bidang obat tradisional yang merupakan
hasil pengembangan (<i>traditional sharing</i>)
dari TK bidang obat tradisional yang telah menjadi <i>public domain</i>, maka pihak yang menghasilkan pengembangan tersebut (<i>inventor</i>) sebagai pemegang haknya;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l1 level1 lfo53; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Baik terhadap TK bidang obat tradisional yang telah
menjadi <i>public domain</i> dimana
Pemerintah sebagai pemegang haknya maupun terhadap TK bidang obat tradisional yang
merupakan hasil pengembangan (<i>traditional sharing</i>) dari TK bidang obat
tradisional yang telah menjadi <i>public
domain</i> yang dipegang oleh <i>inventor </i>adalah
sama-sama dapat dilindungi dengan sistem paten.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 14.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.0pt;">
<b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">b. Persyaratan Dokumen Tambahan
Dalam Pendaftaran Permohonan Paten<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Direktorat
Jenderal HKI merupakan ”benteng pertahanan” dalam melakukan langkah preventif
untuk mencegah terjadinya tindakan <i>misappropriation.</i>
Pemerintah Indonesia harus menentukan mengenai persyaratan dokumen tambahan
yang harus disertakan dalam permohonan Pendaftaran paten d Indonesia, baik
dengan melakukan perubahan atas UU Paten atau membuat undang-undang <i>sui generis</i> tersendiri maupun cukup
dengan hanya dibuatkan Peraturan Pemerintah<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn30" name="_ftnref30" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[30]</span></span><!--[endif]--></span></a>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Penyertaan
persyaratan dokumen tambahan dalam permohonan pendaftaran paten di Indonesia ini
hanya diberlakukan terhadap invensi di bidang obat-obatan yang dihasilkan dari
proses pengembangan atas TK bidang obat tradisional melalui kegiatan <i>Research and Development</i> (R & D)
yang akan dimohonkan paten di Indonesia. Ketentuan ini dimaksudkan untuk
mencegah adanya permohonan pendaftaran paten atas suatu invensi yang bersumber
dari TK </span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">bidang obat tradisional </span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">di
Indonesia (termasuk yang berasal dari Ramuan Asli Madura) yang dapat merugikan
kepentingan masyarakat lokal. Ketentuan ini berlaku tidak hanya terhadap
pemohon dari luar negeri melalui hak prioritas, tetapi juga berlaku terhadap
pemohon dari dalam negeri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Pemberlakukan
persyaratan tambahan terhadap pemohon dari luar negeri maupun terhadap pemohon
dari dalam negeri ini dimaksudkan untuk tidak melanggar prinsip <i>national treatment<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn31" name="_ftnref31" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[31]</span></b></span><!--[endif]--></span></a></i> sebagaimana
diatur dalam <i>Article 3 TRIPs Agreement </i>dan
prinsip MFN<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn32" name="_ftnref32" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[32]</span></span><!--[endif]--></span></a> sebagaimana diatur dalam <i>Article 4 TRIPs Agreement</i>. Di samping
itu juga, agar masyarakat lokal tidak dirugikan dengan adanya paten atas
invensi yang dihasilkan dari pemanfaatan TK bidang obat tradisional melalui
kegiatan R & D. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Khusus terhadap
pemohon dari dalam negeri dimaksudkan juga untuk memberikan pengakuan terhadap
adanya potensi khusus yang berupa TK bidang obat tradisional yang dimiliki oleh
suatu daerah yang merupakan kewenangan daerah yang bersifat pilihan<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn33" name="_ftnref33" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[33]</span></span><!--[endif]--></span></a>.
Melalui penyertaan dokumen tambahan ini akan dimungkinkan adanya <i>benefit sharing</i> antara masyarakat lokal
di daerah yang bersangkutan sebagai pemilik TK bidang obat tradisional dengan <i>bioprospector </i>dari dalam negeri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Jika suatu
permohonan pendaftaran paten ditolak karena tidak memenuhi persyaratan dokumen
tambahan tersebut, maka negara Indonesia tidak mempunyai kewajiban untuk
memberikan perlindungan hukum terhadap paten tersebut dalam wilayah yurisdiksi
negara Indonesia. Negara Indonesia hanya berkewajiban memberikan perlindungan
hukum terhadap suatu Invensi yang sudah terdaftar dan mendapatkan Sertifikat
Paten di Indonesia, baik terhadap invensi yang berasal dari dalam negeri maupun
yang berasal dari luar negeri. Argumen itu di dasarkan pada prinsip
teritorial di dalam <i>TRIPs Agreement</i>, bahwa titik tolak pelaksanaan sistem IPR tetap
bernaung dalam kedaulatan dan yurisdiksi masing-masing negara anggota WTO</span><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn34" name="_ftnref34" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="FI" style="font-size: 12pt;">[34]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Di antara
persyaratan dokumen tambahan yang harus ditentukan oleh Pemerintah Indonesia
dalam dokumen permohonan pendaftaran paten tersebut adalah :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l3 level3 lfo52; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">1)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Dokumen Tambahan Keterangan Dalam <i>Disclosure
Requirements</i> (Persyaratan
Pengungkapan)<i><o:p></o:p></i></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Dokumen tambahan katerangan dalam <i>disclosure
requirements</i> ini harus
dinyatakan dalam Dokumen Permohonan Pendaftaran paten, apakah invensi yang
bersangkutan berasal atau terkait atau menggunakan TK bidang obat tradisional tertentu
dari masyarakat lokal di Indonesia. Jika invensi tersebut menggunakan sumber TK
bidang obat tradisional yang terkait, maka kelengkapan dokumennya harus
disertai dengan dokumen yang menunjukkan adanya <i>prior informed consent</i>
atau perjanjian antara inventor dengan masyarakat setempat TK bidang obat
tradisional yang bersangkutan. Penambahan <i>disclosure requirements </i>ke
dalam permohonan pendaftaran paten ini
akan membantu Indonesia dalam melindungi hak-hak masyarakat lokal. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Meskipun Pemerintah Indonesia tidak menentukan tambahan
keterangan mengenai asal dari suatu invensi dalam dokumen permohonan
pendaftaran paten, sebenarnya <i>disclosure requirements </i>ini sudah menjadi ketentuan di dalam <i>article </i>29 <i>TRIPs Agreement</i></span><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn35" name="_ftnref35" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="font-size: 12pt;">[35]</span></b></span><!--[endif]--></span></i></span></a><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;"> dan juga
di dalam ketentuan mengenai syarat <i>industrially
applicable</i> dalam UU Paten. Akan tetapi, ketentuan tersebut tidak memberikan
pengaturan yang jelas mengenai pencantuman asal muasal dari suatu invensi dalam
deskripsi paten. Atas dasar inilah, maka sangat perlu bahkan sangat dibutuhkan
bagi Indonesia untuk memberikan persyaratan tambahan yang berupa keterangan
tambahan tersebut di dalam dokumen permohonan pendaftaran paten.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l3 level3 lfo52; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">2)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dokumen <i>Bioprospecting Contract </i>Antara <i>Provider
</i>Dengan <i>Recipient<o:p></o:p></i></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jika suatu invensi yang diungkapkan
dalam Permohonan Pendaftaran Paten berasal dari hasil pengembangan TK bidang
obat tradisional, maka Pemohon harus menyertakan dokumen <i>bioprospecting contract. </i>Setiap pengembangan TK bidang obat
tradisional yang dilakukan melalui kegiatan <i>Research
and Development </i>(R & D), baik oleh lembaga dalam negeri maupun oleh
lembaga luar negeri harus berorientasi pada pembangunan kapasitas (<i>capacities building</i>) bagi masyarakat
lokal (<i>indigenous peoples</i>), baik dari segi kepentingan budaya (<i>cultural interest</i>), kepentingan ekonomi
(<i>economic interest</i>), dan kepentingan
teknologi (<i>technological interest</i>). Oleh
karena itu, setiap permohonan pendaftaran paten atas suatu invensi yang
dihasilkan dari proses pengembangan tersebut harus mendapatkan <i>prior informed consent</i> dari masyarakat
lokal. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Prior
informed consent</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> ini
dapat dilakukan dengan memanfaatkan hukum kontrak<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn36" name="_ftnref36" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[36]</span></span><!--[endif]--></span></a>.
Kontrak mengenai pengembangan TK bidang obat tradisional melalui R & D di
sini disebut <i>bioprospecting contract</i><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn37" name="_ftnref37" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[37]</span></span><!--[endif]--></span></a>. <i>Bioprospecting contract</i> ini dibuat
antara Pemerintah (<i>provider</i>) yang
mewakili kepentingan masyarakat lokal dengan
suatu lembaga penelitian tertentu (<i>recipient</i>)<i> </i>yang akan melakukan <i>bioprospecting. Bioprospecting contract </i>ini
adalah sebagai institusi hukum yang dapat dipergunakan oleh masyarakat lokal
untuk melakukan negosiasi memperjuangkan kepentingannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Berdasarkan konsep pengembangan TK
bidang obat tradisional melalui kegiatan R & D di atas, terdapat tiga hal yang sangat mendasar yang harus
diperjuangkan dalam <i>bioprospecting
contract</i>, yaitu pembagian keuntungan (<i>benefit sharing</i>),<i> </i>alih teknologi (<i>technology transfer</i>), dan mengenai
adanya jaminan bahwa masyarakat lokal (<i>indigenous
peoples</i>) tetap bisa memanfaatkan atas TK bidang obat tradisional maskipun
TK tersebut telah dipatenkan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Alasan Pemerintah sebagai salah satu
pihak di dalam <i>bioprospecting contract</i>
ini karena Pemerintah adalah sebagai Pemegang Hak atas TK bidang obat
tradisional. Meskipun demikian, posisi pemerintah di dalam <i>bioprospecting contract</i> hanyalah bersifat teknis prosedural,
artinya klausul dalam <i>bioprospecting
contract</i> itu haruslah tetap di dasarkan pada persetujuan dari masyarakat
lokal melalui suatu lembaga perwakilan tertentu. Hal ini berdasarkan alasan
bahwa TK bidang obat tradisional itu merupakan kreativitas intelektual yang
dihasilkan oleh masyarakat lokal. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jika dalam R & D tersebut
menghasilkan suatu invensi di bidang obat-obatan (<i>pharmaceutical invention</i>), maka <i>bioprospecting
contract</i> itu harus disertakan sebagai dokumen persyaratan permohonan
pendaftaran paten di Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar konsep pembangunan
kapasitas (<i>capacities building</i>) bagi
masyarakat lokal (<i>indigenous peoples</i>),
baik dari segi kepentingan budaya (<i>cultural interest</i>), kepentingan ekonomi
(<i>economic interest</i>), dan kepentingan
teknologi (<i>technological interest</i>)
dapat menjadi satu kesatuan dalam sistem paten di Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Berikut bagan mengenai prosedur
permohonan pendaftaran paten atas suatu invensi yang berasal dari pengembangan
TK bidang obat tradisional (termasuk bidang Ramuan Asli Madura) : <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bagan 3<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Prosedur Permohonan Pendaftaran Paten
atas Suatu Invensi yang Berasal dari Pengembangan TK Bidang Obat Tradisional di
Indonensia<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<!--[if gte vml 1]><v:group
id="_x0000_s1050" style='position:absolute;left:0;text-align:left;
margin-left:0;margin-top:0;width:396pt;height:132.6pt;z-index:251669504'
coordorigin="2268,3468" coordsize="7920,2652">
<v:rect id="_x0000_s1051" style='position:absolute;left:2268;top:3468;width:1980;
height:720'>
<v:textbox style='mso-next-textbox:#_x0000_s1051'>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<span
style='font-size:5.0pt;mso-bidi-font-size:12.0pt;font-family:"Arial","sans-serif"'><o:p> </o:p></span></p>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<i
style='mso-bidi-font-style:normal'><span style='font-family:"Arial","sans-serif"'>Bioprospector</span></i><span
style='font-family:"Arial","sans-serif"'><o:p></o:p></span></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:rect><v:rect id="_x0000_s1052" style='position:absolute;left:8208;top:3468;
width:1980;height:720'>
<v:textbox style='mso-next-textbox:#_x0000_s1052'>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<span
style='font-family:"Arial","sans-serif"'>Pemerintah Indonesia<o:p></o:p></span></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:rect><v:rect id="_x0000_s1053" style='position:absolute;left:4968;top:4248;
width:2520;height:720'>
<v:textbox style='mso-next-textbox:#_x0000_s1053'>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<i
style='mso-bidi-font-style:normal'><span style='font-family:"Arial","sans-serif"'>Bioprospecting
Contract<o:p></o:p></span></i></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:rect><v:rect id="_x0000_s1054" style='position:absolute;left:8208;top:5400;
width:1980;height:720'>
<v:textbox style='mso-next-textbox:#_x0000_s1054'>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<i
style='mso-bidi-font-style:normal'><span style='font-family:"Arial","sans-serif"'>Prior
Informed Consent<o:p></o:p></span></i></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:rect><v:rect id="_x0000_s1055" style='position:absolute;left:2268;top:5400;
width:1980;height:720'>
<v:textbox style='mso-next-textbox:#_x0000_s1055'>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<span
style='font-size:6.0pt;mso-bidi-font-size:12.0pt;font-family:"Arial","sans-serif"'><o:p> </o:p></span></p>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<span
style='font-family:"Arial","sans-serif"'>Invensi<o:p></o:p></span></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:rect><v:rect id="_x0000_s1056" style='position:absolute;left:4968;top:5400;
width:2520;height:720'>
<v:textbox style='mso-next-textbox:#_x0000_s1056'>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<span
style='font-size:6.0pt;mso-bidi-font-size:12.0pt;font-family:"Arial","sans-serif"'><o:p> </o:p></span></p>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<span
style='font-family:"Arial","sans-serif"'>Permohonan Paten<o:p></o:p></span></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:rect><v:line id="_x0000_s1057" style='position:absolute' from="4248,5685"
to="4968,5685">
<v:stroke endarrow="block"/>
</v:line><v:line id="_x0000_s1058" style='position:absolute' from="6228,4968"
to="6228,5400">
<v:stroke endarrow="block"/>
</v:line><v:line id="_x0000_s1059" style='position:absolute' from="4248,3801"
to="8208,3801"/>
<v:line id="_x0000_s1060" style='position:absolute' from="6228,3798" to="6228,4230">
<v:stroke endarrow="block"/>
</v:line><v:line id="_x0000_s1061" style='position:absolute;flip:y' from="9243,4221"
to="9243,5389">
<v:stroke endarrow="block"/>
</v:line><v:line id="_x0000_s1062" style='position:absolute' from="3258,4233"
to="3258,5401">
<v:stroke endarrow="block"/>
</v:line></v:group><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="height: 183px; left: -1px; mso-ignore: vglayout; position: relative; top: -1px; width: 534px; z-index: 251669504;"><img height="183" src="file:///C:/Users/Maizun/AppData/Local/Temp/OICE_D65AF46A-5469-4F9E-9385-FDCDC63A5647.0/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif" v:shapes="_x0000_s1050 _x0000_s1051 _x0000_s1052 _x0000_s1053 _x0000_s1054 _x0000_s1055 _x0000_s1056 _x0000_s1057 _x0000_s1058 _x0000_s1059 _x0000_s1060 _x0000_s1061 _x0000_s1062" width="534" /></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p> </o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Keterangan
:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l38 level1 lfo54; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bioprospecting
contract</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> dibuat
antara Pemerintah Indonesia sebagai <i>provider
</i>dengan <i>bioprospector </i>sebagai <i>recipient </i>pada saat akan melakukan <i>bioprospecting.</i> Meskipun demikian,
kalusul dalam <i>bioprospecting contract </i>yang
akan dibuat oleh Pemerintah Indonesia haruslah tetap didasarkan pada
persetujuan dari masyarakat lokal melalui suatu lembaga perwakilan tertentu (<i>Prior Informed Consent of Indigenous Peoples
Agency</i>).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l38 level1 lfo54; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jika dalam kegiatan <i>bioprospecting </i>menghasilkan suatu
invensi baru yang berasal dari TK bidang obat tradisional di Indonesia
sebagaimana telah ditentukan di dalam <i>bioprospecting
contract,</i> maka pada saat invensi baru tersebut akan dimohonkan paten harus
menyertakan persyaratan dokumen yang berupa <i>bioprospecting
contract</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Beberapa hal yang dapat dimasukkan
dalam <i>bioprospecting contract</i>
mengenai pengembangan TK bidang Obat Tradisional itu, dapat merujuk pada
ketentuan yang telah diberikan oleh WIPO terkait dengan klausul yang dapat
disusun dalam draft kontrak<i> </i>antara <i>provider </i>dengan <i>recipient</i>, yaitu<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn38" name="_ftnref38" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[38]</span></span><!--[endif]--></span></a> :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l45 level1 lfo55; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Para pihak. Menurut WIPO Pemerintah
yang mewakili kepentingan masyarakat lokal dalam <i>bioprospecting contract </i>ini disebut <i>provider.</i> Sedangkan perusahaan-perusahaan atau lembaga-lembaga
penelitian atau lembaga lain yang akan melakukan <i>bioprospecting</i> disebut <i>recipient</i>;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l45 level1 lfo55; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ruang lingkup yang diperjanjikan (<i>scope of contract</i>). Ruang lingkup ini
adalah sesuatu yang harus dapat ditentukan dengan jelas dan dapat dilaksanakan
oleh para pihak. Beberapa hal yang dapat dijadikan ruang lingkup adalah
mengenai jenis obat tradisional yang akan dijadikan objek <i>bioprospecting, </i>mengenai pemanfaatannya, kepemilikan atas invensi
baru sebagai hasil <i>bioprospecting </i>untuk
dapat dimiliki oleh <i>provider</i> dan <i>recipient</i>, masalah <i>prior informed concent</i>;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l45 level1 lfo55; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kewajiban <i>provider</i>. Di antara kewajiban <i>provider
</i>yang dapat dituangkan dalam klausul kontrak adalah mengiizinkan dan
memberikan fasilitas kepada <i>recipient</i>
untuk mengakses TK di Bidang Obat Tradisional yang diperjanjikan, memberikan
fasilitas untuk membuat kontrak atau menghubungkan <i>recipient</i> dengan masyarakat lokal (<i>traditional knowledge holders</i>) yang bersangkutan, merahasiakan
semua informasi yang penting yang disampaikan <i>recipient </i>kepadanya;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l45 level1 lfo55; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kewajiban <i>recipient.</i> Sebagai imbalan dari akses dan <i>transfer of materials</i>, maka <i>recipient</i>
dibebani beberapa kewajiban juga yang sekurang kurangnya berupa kewajiban
menyampaikan kepada <i>provider</i> rincian
dari proyek penelitian dan pengembangan (R & D) yang dilakukan berdasarkan
kontrak yang bersangkutan, membayar imbalan atas akses yang diberikan kepadanya
dan memberikan komitmen mengenai <i>benefit
sharing </i>atas manfaat yang timbul dari <i>bioprospecting</i>
yang bersangkutan, memberikan imbalan lainnya (<i>non monetary benefits</i>) kepada <i>provider
</i>dan masyarakat lokal pemilik TK di bidang obat tradisional yang
bersangkutan, memberikan data kepada Pemerintah mengenai <i>specimen and taxonomic</i></span> <span style="font-family: "Arial","sans-serif";">data
dari TK di bidang obat tradisional yang menjadi objek penelitian. Selain itu, <i>recipient</i> juga dapat dibebani kewajiban
untuk tidak mengajukan paten atas invensi yang dihasilkan dari pelaksanaan
kontrak kecuali atas persetujuan dari <i>provider
</i>atau paten tersebut dimiliki secara bersama-sama antara <i>provider </i>dan <i>recipient</i> (<i>joint ownership of
patent</i>). Untuk memberikan jaminan atas atas <i>benefit sharing</i> benar-benar dapat diwujudkan, <i>recipient </i>dapat dibebani kewajiban untuk senantiasa memberi tahu <i>provider</i> mengenai tindakan
komersialisasi yang akan atau telah dilakukan;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l45 level1 lfo55; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hal lain yang juga sangat penting
untuk dimasukkan dalam klausul kontrak adalah jaminan bahwa masyarakat lokal
masih tetap dapat memanfaatkan TK di bidang obat tradisional yang bersangkutan
meskipun mungkin telah diterbitkan paten atas penggunaan TK di bidang obat
tradisional tersebut. Ketentuan ini merupakan pembatasan berlakunya monopoli
hak terhadap masyarakat lokal yang bersangkutan, sehingga masyarakat lokal
tidak dirugikan dengan adanya <i>bioprospecting</i>
dan klaim paten atas invensinya;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l45 level1 lfo55; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ketentuan
lain yang dapat dituangkan dalam kontrak adalah menyangkut persoalan
penghentian atau berakhirnya kontrak (jangka waktu kontrak) dan bila mana dalam
pelaksanaannya terjadi sengketa. Berkenaan dengan masalah penyelesaian
sengketa, WIPO antara lain menawarkan lembaga arbitrase sebagai media
penyelesaian sengketa. Akan tetapi, perlu dipertimbangkan bahwa sengketa yang
terjadi dalam soal ini adalah tidak hanya melibatkan kehendak dari <i>provider </i>dan <i>recipient</i>, tetapi melibatkan kehendak bebas dari masyarakat lokal
yang terkena dampak dari kontrak yang bersangkutan. </span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Oleh karena itu,
lembaga arbitrase kurang mengena untuk dapat diterapkan. Penyelesaian sengketa
tersebut lebih baik tetap dilakukan oleh lembaga peradilan. Selanjutnya,
ketentuan mengenai penghentian kontrak maupun berakhirnya perlu dirumuskan dengan tegas. Karena jika kontrak dihentikan
atau berakhir sebelum jangka waktu berakhirnya perlindungan paten selama 20
tahun, maka akan muncul persoalan lain berkaitan dengan hak paten yang usianya
tidak bergantung pada kontrak itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: -.75pt; text-align: justify; text-indent: 18.75pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Rumusan mengenai beberapa klausul yang diberikan oleh WIPO yang dapat
dituangkan ke dalam <i>bioprospecting
contract</i> itu tentunya bukan berarti cocok untuk semuanya diterapkan dalam
penyusuan <i>bioprospecting contract</i> di
Indonesia, karena Pemerintah sebagai pemegang hak dari TK bidang obat
tradisional harus juga melihat dan mengakomodir semua kondisi dan kepentingan
yang ada dan berkembang dalam masyarakat lokal. </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hal ini dimaksudkan agar tujuan <i>capacity building</i> dalam pelaksanaan <i>bioprospecting contract</i> itu tercapai. Dalam artian bahwa semua
kondisi dan kepentingan masyarakat lokal terjamin dan terlindungi dengan <i>bioprospecting contract</i> tersebut, baik
yang terkait dengan pembagian keuntungan (<i>benefit sharing</i>),<i> </i>alih teknologi (<i>technology transfer</i>), dan mengenai
adanya jaminan bahwa masyarakat lokal (<i>indigenous
peoples</i>) tetap bisa memanfaatkan atas TK di bidang obat tradisional
maskipun TK tersebut telah dipatenkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: -.75pt; text-align: justify; text-indent: 18.75pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Di dalam klausul <i>bioprospecting contract</i> yang berasal
dari WIPO di atas masih belum menentukan masalah alih teknologi (<i>technology
transfer</i>)<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn39" name="_ftnref39" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[39]</span></span><!--[endif]--></span></a>.
Kalusul ini adalah penting supaya masyarakat lokal dapat mengembangkan sumber TK di bidang obat tradisional tersebut
dengan berbasiskan teknologi yang sama dengan yang dipergunakan oleh <i>recipient.</i> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: -.75pt; text-align: justify; text-indent: 18.75pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pelaksanaan kegiatan R
& D atas TK bidang obat tradisional, terutama yang dilakukan oleh pihak
asing itu harus dapat dijadikan sebagai media untuk terjadinya alih teknologi
dari <i>recipient</i> kepada masyarakat
lokal. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan melibatkan
masyarakat lokal dalam semua tahapan dan kegiatan R & D yang dilakukan oleh
<i>bioprospector.</i> Strategi ini harus
juga dimasukkan dalam klausul <i>bioprospecting
contract </i>agar dapat terwujud dan terlindungi. Strategi ini sebenarnya telah
dilakukan oleh New Zealand, yaitu adanya bentuk kerja sama antara masyarakat
Maori dengan <i>Cancer Genetics Research
Team</i> dari University of Otago. Sekitar 12.000 anggota masyarakat Maori
bekerja bersama dengan Tim dalam sebuah lembaga <i>Kimihauora Trust </i>yang dibentuk oleh mereka. Lembaga <i>Kimihauora Trust </i>itu didukung pula oleh <i>New Zealand Gastroenterologist Association
and New Zealand Health Research Council.</i><span class="MsoFootnoteReference"> <a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn40" name="_ftnref40" title=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[40]</span></span><!--[endif]--></a></span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: -.75pt; text-align: justify; text-indent: 18.75pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l14 level2 lfo38; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: Arial;">B.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN PEMERINTAH DAERAH DI MADURA
DALAM MELINDUNGI RAMUAN ASLI MADURA<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l14 level4 lfo38; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dasar Kewenangan Pemerintah Daerah
dalam Melindungi <i>Traditional Knowledge </i>Bidang
Obat Tradisional<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kewenangan mengurus daerahnya sendiri
tersebut didasarkan pada sistem otonomi daerah yang diterapkan oleh Pemerintah
Indonesia sejak tahun 1999 melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang
Pemerintahan daerah, yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 Tentang Pemerintahan daerah (UU Pemda). Hal ini berarti telah terjadi
perubahan <i>power relationship</i> antara
pusat dan daerah, yaitu berupa perubahan dari sistem sentralisasi menjadi
sistem desentralisasi</span><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn41" name="_ftnref41" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[41]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tidak semua urusan pemerintahan itu
menjadi kewenangan pemerintah daerah. Di dalam Pasal 10 ayat (3) UU Pemda
disebutkan bahwa urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat
adalah selain yang ditentukan menjadi urusan pemerintah pusat. Di antara
beberapa urusan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat itu adalah :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 9.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Urusan pemerintahan yang menjadi
urusan pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l29 level2 lfo14; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">politik luar negeri;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l29 level2 lfo14; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">pertahanan;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l29 level2 lfo14; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">keamanan;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l29 level2 lfo14; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">yustisi;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l29 level2 lfo14; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">e.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">moneter dan fiscal nasional; dan <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l29 level2 lfo14; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">f.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">agama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Di dalam UU Pemda itu juga ditentukan secara limitatif
beberapa urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah (baik
daerah provinsi maupun daerah kabupaten/kota). </span><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Hal itu terdapat
di dalam Pasal 13 ayat (1) dan Pasal 14 ayat (1) UU Pemda, yaitu :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Pasal 13 ayat (1) :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 9.0pt; text-align: justify;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Urusan wajib yang
menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan dalam skala
provinsi yang meliputi :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Perencaan dan pengendalian
pembangunan;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Perencanaan, pemanfaatan, dan
pengawasan tata ruang;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penyelenggaran ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES; mso-fareast-font-family: Arial;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Penyediaan sarana dan prasarana umum;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">e.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penanganan bidang kesehatan;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI; mso-fareast-font-family: Arial;">f.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya
manusia potensial;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI; mso-fareast-font-family: Arial;">g.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">h.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas
kebupaten/kota;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">i.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Fasilitas pengembangan koperasi, usaha
kecil, dan menengah termasuk lintas kabupaten/kota;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">j.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pengendalian lingkungan hidup;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI; mso-fareast-font-family: Arial;">k.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Pelayanan pertahanan termasuk lintas kebupaten/kota;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES; mso-fareast-font-family: Arial;">l.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">m.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pelayanan administrasi umum
pemerintahan;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">n.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pelayanan administrasi penanaman modal
termasuk lintas kabupaten/kota;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">o.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penyelenggaraan pelayanan dasar
lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">p.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Urusan wajib lainnya yang diamanatkan
oleh peraturan perundang-undangan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pasal
14 ayat (1) :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 9.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Urusan wajib yang menjadi kewenangan
pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan dalam skala
kabupaten/kota yang meliputi :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l15 level2 lfo16; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Perencaan dan pengendalian
pembangunan;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l15 level2 lfo16; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Perencanaan, pemanfaatan, dan
pengawasan tata ruang;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l15 level2 lfo16; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penyelenggaran ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l15 level2 lfo16; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES; mso-fareast-font-family: Arial;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Penyediaan sarana dan prasarana umum;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l15 level2 lfo16; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">e.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penanganan bidang kesehatan;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l15 level2 lfo16; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">f.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penyelenggaraan pendidikan;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l15 level2 lfo16; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">g.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penanggulangan masalah sosial;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l15 level2 lfo16; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">h.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pelayanan bidang ketenagakerjaan;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l15 level2 lfo16; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">i.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil, dan
menengah;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l15 level2 lfo16; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">j.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pengendalian lingkungan hidup;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l15 level2 lfo16; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">k.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pelayanan pertahanan;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l15 level2 lfo16; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES; mso-fareast-font-family: Arial;">l.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l15 level2 lfo16; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">m.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pelayanan administrasi umum
pemerintahan;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l15 level2 lfo16; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">n.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pelayanan administrasi penanaman
modal;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l15 level2 lfo16; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">o.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penyelenggaraan pelayanan dasar
lainnya;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; mso-list: l15 level2 lfo16; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">p.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Urusan wajib lainnya yang diamanatkan
oleh peraturan perundang-undangan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Meskipun
di dalam Pasal 13 ayat (1) dan Pasal 14 ayat (1) UU Pemda di atas, urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah ditentukan secara
limitatif, tetapi hal itu tidaklah absolut. Karena di dalam ketentuan
berikutnya, Pasal 13 ayat (2) dan Pasal 14 ayat (2) UU Pemda, pemerintah
provinsi dan pemerintah kabupaten/kota diberi kewenangan lain yang bersifat
pilihan yang merupakan potensi khusus yang terdapat dalam suatu daerah otonom</span><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn42" name="_ftnref42" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[42]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Adapun bunyi dari ketentuan Pasal 13 ayat (2) dan Pasal
14 ayat (2) UU Pemda adalah :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Pasal 13 ayat (2) :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">“Urusan pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan
meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan
potensi unggulan daerah yang bersangkutan”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 9.0pt; text-align: justify;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Pasal 14 ayat (2)
:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 9.0pt; text-align: justify;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">“Urusan
pemerintahan kabupaten/kota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan
yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang
bersangkutan”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Ketentuan dalam
Pasal 13 ayat (2) dan Pasal 14 ayat (2) UU Pemda ini merupakan dasar hukum bagi
pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus
obat tradisional. Berdasarkan paradigma otonomi daerah, Pemerintah
daerah harus memberikan jaminan atas adanya perlindungan hukum terhadap obat
tradisional yang merupakan potensi daerah untuk dioptimalkan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat daerah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Melalui dasar
pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah bersama masyarakat daerah dapat
mengatur dan mengurus obat tradisional
untuk meningkatkan kapasitas masyarakat daerah, pengembangan kemampuan inovasi,
peningkatan produktivitas dalam rangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sistem otonomi daerah haruslah dipandang oleh pemerintah daerah beserta dengan
masyarakat daerah sebagai peluang atau kesempatan bagi pengelolaan dan
pendayagunaan aset daerah secara lebih optimal sesuai dengan potensi dan karakteristik
daerah dan masyarakat setempat, termasuk pengembangan dan pelindungan
terhadap obat tradisional.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .4pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l24 level1 lfo15; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Beberapa Upaya yang Dapat Dilakukan Oleh Pemerintah
Daerah di Madura dalam Memberikan Perlindungan Terhadap Ramuan Asli Madura<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Pemerintah Daerah
dapat melakukan berbagai upaya sebagai tindakan pencegahan terhadap
tindakan <i>misappropriation</i> terhadap Ramuan Asli Madura. di antara berbagai
upaya tersebut adalah sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES; mso-fareast-font-family: Arial;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Membuat Dokumentasi Ramuan Asli Madura</span></b><b><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Upaya
perlindungan yang paling efektif dalam memberikan perlindungan terhadap Ramuan
Asli Madura adalah dengan membuat sistem dokumentasi tentang Ramuan Asli
Madura. Dokumentasi atas pengetahuan Ramuan Asli Madura tersebut dapat dibuat
dalam bentuk buku, artikel, film, rekaman audio, gambar maupun foto manuskrip,
tulisan-tulisan ilmiah, atau catatan-catatan yang dibuat oleh Pemerintah
Daerah. Namun, WIPO menyatakan bahwa dokumentasi model itu kurang efektif
sebagai sarana <i>searching prior art</i>.
Karena dalam praktik, para pemeriksa tidak mungkin mengakses semua dokumen yang
tidak tersedia dalam bentuk atau format digital dan dapat diakses melalui media
internet. Oleh karena itu, untuk membuat sistem dokumentasi Ramuan Asli Madura
yang efektif haruslah mempertimbangkan aspek <i>accessability .</i></span><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn43" name="_ftnref43" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[43]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Dokumentasi atas
Ramuan Asli Madura tidak hanya berfungsi untuk mencegah tindakan <i>misappropriation</i> oleh pihak asing, akan
tetapi dengan melalui media publikasi, apalagi melalui sistem digital
diharapkan akan dapat menarik pihak asing untuk melakukan R & D terhadap
Ramuan Asli Madura untuk menghasilkan invensi baru atau bisa juga pihak asing
akan menanamkan modalnya untuk mengembangkan industri Ramuan Asli Madura.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Dalam membuat
dokumentasi mengenai Ramuan Asli Madura haruslah didasarkan pada
langkah-langkah yang benar. WIPO</span><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn44" name="_ftnref44" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[44]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;"> telah
memberikan panduan mengenai beberapa aspek teknis yang diperlukan dalam setiap
pendokumentasian, yaitu :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l36 level1 lfo58; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI; mso-fareast-font-family: Arial;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Sebelum pelaksanaan dokumentasi, yaitu mengkaji
pilihan-pilihan sistem pendokumentasian dan penentuan tujuan dari
pendokumentasian;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l36 level1 lfo58; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI; mso-fareast-font-family: Arial;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Selama proses dokumentasi, yaitu membahas strategi dalam
menjaga kepentingan yang telah ditentukan sejak awal;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l36 level1 lfo58; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI; mso-fareast-font-family: Arial;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Setelah dokumentasi, yaitu membahas cara-cara
mengendalikan pemanfaatan TK yang telah didokumentasikan dengan menggunakan
sistem IPR yang ada dan strategi-strateginya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Di samping itu,
WIPO juga telah memberikan <i>guildeline </i>(pedoman)
dalam rangka membangun sistem dokumentasi yang efektif. Menurut Adams &
Apollonio bahwa beberapa unsur yang terpenting dalam menyusun dokumen dimaksud
adalah</span><a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn45" name="_ftnref45" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">[45]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;"> :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l16 level1 lfo59; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Tanggal publikasi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Tanggal publikasi
ini adalah tanggal pada saat dokumen dibuat dan dipublikasikan. Pancantuman
tanggal publikasi ini penting dalam kaitannya <i>first to file system </i>yang diterapkan di Indonesia. pencantuman
tanggal publikasi ini sebenarnya tidak efektif bagi <i>preventive protection</i> bila diterapkan pada pengetahuan Ramuan Asli
Madura yang telah dihasilkan beratus-ratus tahun lamanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l16 level1 lfo59; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES; mso-fareast-font-family: Arial;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Media dan bahasa yang digunakan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Untuk
mengefektifkan sistem dokumentasi maka media yang dipergunakan haruslah
berbentuk digital agar dapat diakses secara nasional dan internasional. Untuk
itulah, bahasa yang digunakan haruslah bahasa Inggris yang dapat dimengerti
oleh masyarakat Internasional dalam <i>searching
prior art</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l16 level1 lfo59; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Substansi yang didokumentasikan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Substansi yang
harus dicantumkan dalam dokumentasi ini haruslah jelas dan lengkap. Hal ini
sebenarnya sama dengan substansi yang harus dicantumkan dalam Deskripsi Paten
sehingga dapat memenuhi unsur <i>disclosure</i>.
Pencantuman substansi ini bisa menjadi hal yang dilematis, karena bila
substansi yang dicantumkan dalam dokumen cukup lengkap dan jelas maka akan
dapat mengundang pihak lain untuk melakukan <i>misappropriation</i>.
Sebaliknya, jika dokumen itu kurang lengkap dan jelas, maka dokumen itu tidak
bisa digunakan untuk melakukan penangkalan maupun gugatan pembatalan atas paten
yang telah diberikan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l16 level1 lfo59; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Manajemen atas hak yang timbul dari dokumentasi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Untuk
mengefektifkan adanya sistem dokumentasi sebagai dokumen <i>prior art </i>ini harus didukung pula dengan kejelasan mengenai siapa
yang berhak dan bagaimana memenuhi dokumentasi serta bagaimana mempertahankan
hak sejak dibuatkannya sistem dokumentasi tersebut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Manajemen hak
atas dokumentasi tersebut di atas juga akan mengandung masalah jika diterapkan
pada sistem dekumentasi atas Ramuan Asli Madura, karena di Indonesia masih
belum diatur mengenai siapa yang menjadi pemegang hak atas TK bidang obat
tradisional. Akan tetapi, hal itu bukan berarti Pemerintah Daerah di Madura
harus berdiam diri, karena tindakan <i>misappropriation
</i>akan selalu mengancam terhadap keberadaan Ramuan Asli Madura. Oleh karena
itu, sistem dokumentasi haruslah tetap dilakukan oleh Pemerintah Daerah di
Madura. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Semua Pemerintah
Daerah di Madura mempunyai kewenangan yang bersifat pilihan untuk mengurus
potensi khusus yang terdapat di Daerahnya<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn46" name="_ftnref46" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">[46]</span></span><!--[endif]--></span></a>.
Oleh karena itu, untuk mengefektifkan dan mengoptimalkan upaya perlindungan
Ramuan Asli Madura, maka sistem dokumentasi atas Ramuan Asli Madura tersebut
harulah diberikan kepada Pemerintah Daerah di Madura. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Ramuan Asli
Madura merupakan pengetahuan yang telah menjadi <i>public domain</i>, artinya yang telah diketahui dan dimanfaatkan secara
umum oleh masyarakat Madura. Oleh karena itu, pihak yang bertanggung jawab atas
dokumentasinya adalah semua Pemerintah Daerah di Madura. Hal ini didasarkan
pada alasan bahwa salah satu dari Pemerintah Daerah Kabupaten di Madura tidak
ada yang dapat mengklaim atas pengetahuan Ramuan Asli Madura tersebut, karena
sudah tidak diketahui asal muasalnya dan juga telah dimanfaatkan oleh semua
masyarakat di Madura. Untuk itu, maka dokumentasi atas Ramuan Asli Madura
tersebut dapat dilakukan dalam bentuk kerja sama antar Pemerintah Daerah dari
keempat Kabupaten di Madura, misalnya dengan membentuk kelompok kerja sistem
dokumentasi dengan anggota yang terdiri dari unsur Pemerintah Daerah, Perguruan
Tinggi, dan Lembaga Perwakilan Masyarakat Industri Ramuan Asli Madura dari
keempat Kabupaten di Madura tersebut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Meskipun
Pemerintah Daerah Kabupaten di Madura mempunyai tanggung jawab terhadap sistem
dokumentasi Ramuan Asli Madura yang telah menjadi <i>public domain</i>, akan tetapi mereka tidak dapat menjadi pemegang hak
atas pengetahuan Ramuan Asli Madura tersebut. Hal ini disebabkan karena
pengetahuan dan pemanfaatan atas Ramuan Asli Madura itu lintas daerah kabupaten
dan tidak diketahui asal muasalnya. Jadi, Pemerintah Daerah Kabupaten di Madura
tersebut tidak dapat mengklaim terhadap suatu pengetahuan Ramuan Asli Madura.
Atas dasar itulah, maka sebagai pemegang hak atas pengetahuan Ramuan Asli
Madura ini tetap berada pada Pemerintah Pusat<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn47" name="_ftnref47" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">[47]</span></span><!--[endif]--></span></a>,
sebagaimana juga diberlakukan terhadap ekspresi folklore dalam Pasal 10 UU Hak
Cipta. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Pemegang Hak atas
pengetahuan Ramuan Asli Madura oleh Pemerintah itu dimaksudkan agar terdapat
lembaga resmi yang berhak untuk memberikan izin atas pemanfaatan pengetahuan
Ramuan Asli Madura dan sebagai <i>provider </i>dalam
<i>bioprospecting contract </i>yang
didasarkan pada persetujuan dari masyarakat lokal di Madura. Di samping itu,
sebagai wakil dari masyarakat lokal di Madura untuk menyelesaikan sengketa
mengenai kepemilikan dan pemanfaatan pengetahuan Ramuan Asli Madura. Sedangkan
dokumentasi menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah di Madura dimaksudkan agar
terdapat dokumen <i>prior art </i>yang
lengkap dan jelas serta selalu dilakukan pembaharuan sehingga dapat
dipergunakan untuk mencegah adanya pendaftaran paten atas suatu invensi yang
berasal dari tindakan <i>misappropriation </i>atas
pengetahuan Ramuan Asli Madura.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Dari sini
kemudian dapat ditemukan mengenai konsep pembagian tanggung jawab antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
terkait upaya perlindungan hukum terhadap TK bidang obat tradisional, yaitu
Pemerintah Pusat diberikan tanggung jawab sebagai pemegang hak atas TK bidang
obat tradisional dan harus diatur melalui perubahan UU Paten atau memalui
undang-undang <i>sui generis</i> maupun
cukup dengan dibentuk Peraturan Pemerintah. Sedangkan Pemerintah Daerah diberi
tanggung jawab dalam sistem dokumentasi TK bidang obat tradisional<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn48" name="_ftnref48" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">[48]</span></span><!--[endif]--></span></a>.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -16.5pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: Arial;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Membuat Kesepakatan Bersama Antar Pemerintah Daerah di
Madura Terkait dengan Komitmen Perlindungan Terhadap Ramuan Asli Madura<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Tidak adanya
ketentuan dalam UU Paten mengenai pihak yang dapat menjadi pemegang hak atas TK
bidang obat tradisional telah menjadi bagian dari persoalan perlindungan hukum
terhadap Ramuan Asli Madura. Hal ini bukan berarti Pemerintah Daerah di Madura
harus tinggal diam, karena Pemerintah Daerah di Madura mempunyai kewenangan
yang besifat pilihan untuk mengurus segala potensi yang menjadi andalan daerah,
termasuk bidang Ramuan Asli Madura. Hal ini sesuai dengan Pasal 14 ayat (2) UU
Pemda, yaitu :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 9.0pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">“Urusan
pemerintahan kabupaten/kota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan
yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang
bersangkutan”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Meskipun
masing-masing Pemerintah Daerah di Madura mempunyai kewenangan yang bersifat
pilihan untuk mengurus Ramuan Asli Madura tersebut, akan tetapi mereka tidak
dapat membuat Peraturan Daerah mengenai perlindungan hukum terhadap Ramuan Asli
Madura. Hal itu disebabkan karena pengetahuan Ramuan Asli Madura sudah tidak
diketahui asal daerahnya dan tidak dimiliki oleh salah satu kabupaten di Madura
tersebut. Pengetahuan Ramuan Asli Madura telah diketahui dan dimanfaatkan
secara umum oleh masyarakat Madura (<i>public
domain</i></span><span lang="IN"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">atau</span><span lang="IN"> </span><i><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">common heritage of mankind</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">),
kecuali terhadap pengetahuan Ramuan Asli Madura yang dapat dibuktikan asal
daerahnya atau terhadap pengetahuan Ramuan Asli Madura yang merupakan hasil
dari pengembangan yang masih belum menjadi <i>public
domain.</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Untuk tetap dapat
memberikan perlindungan terhadap Ramuan Asli Madura dari tindakan <i>misappropriation</i>, tentunya Pemerintah
Daerah di Madura tidak dapat hanya menggantungkan pada pembentukan Peraturan
Daerah tersebut, akan tetapi dapat melakukan upaya lain, yaitu dengan membuat kesepakatan
bersama antar Pemerintah Daerah di Madura terkait dengan komitmen perlindungan
terhadap Ramuan Asli Madura. Adapaun beberapa hal yang dapat dituangkan dalam
substansi kesepakatan bersama tersebut adalah :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l18 level1 lfo60; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: Arial;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Prosedur pemberian izin atas pemanfaatan Ramuan Asli
Madura<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Sebelum adanya
pengaturan yang jelas mengenai pihak yang menjadi pemegang hak atas TK bidang
obat tradisional, maka Pemerintah Daerah di Madura dapat mengatur mengenai
prosedur perizinan atas pemanfaatan Ramuan Asli Madura. Pemberian izin tersebut
harus tetap mendasarkan pada adanya persetujuan melalui <i>prior informed consent</i> dari masyarakat lokal di Madura. Dengan kata
lain, Pemerintah Daerah tidak dapat mengeluarkan izin tanpa persetujuan dari
masyarakat lokal di Madura. Begitupun sebaliknya, masyarakat lokal di Madura
tidak dapat memberikan persetujuan tanpa melalui izin dari semua Pemerintah
Daerah di Madura.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l18 level1 lfo60; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: Arial;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Prosedur <i>Research
and Development </i>(R & D) atas Ramuan Asli Madura<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Untuk melakukan
kegiatan R & D atau<i> biopropecting</i>
atas Ramuan Asli Madura, maka pihak <i>bioprospector </i>harus memperoleh
persetujuan terlebih dahulu dari masyarakat lokal melalui <i>prior informed consent</i>. Hal ini dimaksudkan untuk dijadikan sebagai
sarana alih teknologi dan menghindari kerugian apabila dalam R & D tersebut
dihasilkan invensi yang akan dimohonkan perlindungan paten. <i>Prior informed consent </i>itu dapat
dilakukan melalui pembuatan <i>bioprospecting contract</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Dengan demikian,
di dalam kesepakatan bersama antar Pemerintah Daerah di Madura tersebut juga
dapat diatur mengenai pihak yang dapat menjadi <i>provider</i> dalam <i>bioprospecting
contract</i>. Karena masing-masing Pemerintah Daerah di Madura adalah yang
berhak atas pemberian izin mengenai pengembangan Ramuan Asli Madura, maka
sebagai <i>provider</i> dalam <i>bioprospecting contract </i>juga diserahkan
pada semua Pemerintah Daerah di Madura secara bersama-sama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l18 level1 lfo60; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: Arial;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Mekanisme <i>benefit
sharing</i> atas pemanfaatan dan Pengembangan Ramuan Asli Madura<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Dalam setiap
kegiatan pemanfaatan dan pengembangan Ramuan Asli Madura melalui <i>research and devolepment </i>(R & D)
bisa melibatkan berbagai unsur, baik dari Pemerintah Daerah di Madura,
perwakilan dari masyarakat lokal di Madura serta pihak luar.oleh karena itu,
perlu dilakukan kesepakatan mengenai <i>benefit
sharing</i>. Mekanisme <i>benefit sharing</i> ini harus dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam <i>prior
informed consent </i>dan<i> </i>pada saat
membuat <i>bioprospecting contract</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<i><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Benefit sharing</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;"> ini bukan berarti harus berbentuk
finansial, akan tetapi juga dapat berbetuk kesepakatan mengenai alih teknologi
(<i>technology transfer</i>), penelitian
bersama serta pengembangannya maupun adanya hak kepemilikan atas paten secara
bersama<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn49" name="_ftnref49" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">[49]</span></span><!--[endif]--></span></a>.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l18 level1 lfo60; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: Arial;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Keterlibatan unsur Pemerintah Daerah dan Masyarakat lokal
di Madura dalam pelaksanaan <i>Research and
Devolepment </i>(R & D) atas Ramuan Asli Madura<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Dalam setiap R
& D harus diupayakan adanya kesepakatan mengenai keterlibatan unsur
Pemerintah Daerah dan Masyarakat lokal di Madura dalam penelitian. Hal itu
dimaksudkan untuk mempercepat perolehan teknologi dari <i>recipient</i>. Oleh karena itu, di dalam kesepakatan bersama antar
Pemerintah Daerah di Madura itu juga diatur mengenai mekanisme penentuan wakil
dan jumlah wakilnya dari masing-masing kabupaten di Madura untuk dilibatkan
dalam R & D tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l18 level1 lfo60; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: Arial;">e.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Mekanisme penyelesaian sengketa kepemilikan dan
pemanfaatan Ramuan Asli Madura<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Hal yang penting
juga yang harus dimasukkan dalam kesepakatan bersama antar Pemerintah Daerah di
Madura adalah mengenai kesepakatan siapa pihak yang dapat mewakili dalam
menyelesaikan sengketa kepemilikan dan pemanfaatan Ramuan Asli Madura. Terdapat
dua jalan yang dapat dilalui oleh Pemerintah Daerah di Madura tersebut, yaitu
jika kontrak itu dibuat dengan pihak<i> </i>dari
dalam negeri, maka pihak yang dapat mewakili dalam forum tersebut adalah
Pemerintah Daerah. Jika kontrak itu dibuat dengan pihak<i> </i>dari luar negeri, maka hal ini tergantung pada pilihan forum (<i>choice of forum</i>) yang disepakati dalam
kontrak. Jika pilihan forum penyelesain
sengketa yang dipilih dalam kontrak adalah di Indonesia, maka pihak yang
dapat mewakili dalam forum tersebut adalah Pemerintah Daerah di Madura. Jika
forum yang dipilih itu di luar negeri, maka Pemerintah Daerah tersebut dapat
menyerahkan urusan penyelesaian sengketa tersebut kepada lembaga Pemerintah
Pusat (Direktorat Jenderal HKI) sebagai pejabat yang bertanggung jawab atas
persoalan HKI di Indonesia. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -16.5pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: Arial;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Mengembangkan Ramuan Asli Madura Melalui kegiatan R<i>esearch and Development</i> (R & D)
untuk Memunculkan Inovasi dan Invensi Baru<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Indonesia masih
kental dengan budaya ketergantungan dengan pihak asing, termasuk dalam hal R
& D. Untuk itulah, maka Pemerintah Daerah di Madura harus berani untuk
merubah budaya itu dengan membangun infrastruktur yang dapat dipergunakan untuk
melakukan pengembangan atas Ramuan Asli Madua. Indonesia, termasuk semuan daerah
kabupaten di Madura, tidak bisa untuk selamanya menggantungkan diri pada pihak
asing. Setiap kegiatan R & D atas keunggulan suatu negara berarti secara
tidak langsung telah memberikan sebagian bahkan bisa juga sebagian besar
kekayaannya kepada pihak asing. Karena itulah, alih teknologi menjadi sangat
penting dalam proses R & D tersebut agar Indonesia dapat sesegera mungkin
melakukan R & D secara mendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Dalam era
teknologi dan perdagangan bebas sekarang ini, setiap negara (termasuk juga
daerah) dituntut untuk dapat mengembangan keunggulan yang terdapat pada
daerahnya. Dengan demikian, Pemerintah Daerah di Madura harus merencanakan
program pengembangan Ramuan Asli Madura untuk menghasilkan suatu inovasi atau
bahkan menghasilkan invensi baru yang dapat dipatenkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Dalam pelaksanaan
R & D tersebut, Pemerintah Daerah harus juga melibatkan semua <i>stakeholders</i> yang ada di Madura. Akan
tetapi, jika belum mampu dapat melakukan kerja sama dengan pihak lain, baik
dari lembaga pemerintah maupun swasta (dalam negeri maupun luar negeri). Di
antara <i>stakeholders</i> yang dapat
dilibatkan dalam kegiatan R & D tersebut adalah instansi dari Pemerintah
Daerah di Madura, Lembaga Perguruan Tinggi terkait, Masyarakat Industri Ramuan
Asli Madura.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -16.5pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: Arial;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Mengalokasikan Upaya Perlindungan Ramuan Asli Madura
Dalam Anggaran Belanja Daerah<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Untuk mencegah
terjadinya tindakan <i>misappropriation</i>,
semua Pemerintah Daerah di Madura harus sama-sama berkomitmen untuk melakukan
upaya perlindungan dan upaya pengembangan atas Ramuan Asli Madura. Upaya
tersebut sulit bisa berjalan tanpa didukung oleh faktor anggaran yang jelas.
Untuk itulah, maka setiap pembentukan maupun perubahan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) haruslah dapat mengalokasikan dalam anggaran belanja
untuk pelaksanaan dari program perlindungan dan pengembangan Ramuan Asli
Madura.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Sebagai wujud
dari adanya kesepakatan bersama antar Pemerintah Daerah di Madura di atas, maka
sebelum menetapkan APBD tersebut haruslah dilakukan koordinasi antar Pemerintah
Daerah di Madura untuk menentukan kebutuhan anggaran dalam satu tahun.
Penentuan anggaran tersebut dapat dilakukan secara proporsional dengan
mendasarkan pada tingkat kebutuhan anggaran tiap kabupaten.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Anggaran yang
telah ditetapkan dalam APBD oleh masing-masing Pemerintah Daerah tersebut dapat
diperuntukkan untuk kegiatan dokumentasi, kegiatan <i>Research and Development</i> (R & D), biaya penyelesaian sengketa
yang terkait dengan kepemilikan dan pemanfaatan
Ramuan Asli Madura. Di samping itu juga,
dapat dialokasikan untuk biaya mendapatkan paten bagi Ramuan Asli Madura
yang merupakan hasil dari pengembangan, baik oleh atas nama Pemerintah Daerah
maupun oleh atas nama masyarakat lokal di Madura.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l24 level2 lfo15; text-align: justify; text-indent: -16.5pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI; mso-fareast-font-family: Arial;">e.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Pembentukan </span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Lembaga Perwakilan Masyarakat Industri Ramuan Asli Madura antar Kabupaten
se-Madura</span></b><b><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Menurut WIPO
bahwa perlindungan hukum terhadap TK bidang obat tradisional hanya dibatasi
terhadap <i>indigenous peoples</i> yang
mempunyai ciri-ciri budaya yang sama<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn50" name="_ftnref50" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">[50]</span></span><!--[endif]--></span></a>.
Hal ini didasarkan pada alasan bahwa obat tradisional itu dihasilkan dalam <i>indigenous peoples, </i>sehingga pemilik
dari TK bidang obat tradisional tersebut adalah <i>indigenous peoples</i>. Untuk itulah, keberadaan lembaga perwakilan
dari <i>indigenous peoples</i> sangat
penting untuk mewakili <i>indigenous peoples</i>
dalam melakukan perbuatan hukum. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Atas dasar
itulah, Ramuan Asli Madura yang dihasilkan dalam masyarakat lokal di Madura
haruslah juga dibentuk sebuah lembaga perwakilan masyarakat industri Ramuan
Asli Madura untuk mewakili dan mengakomodir aspirasi dan kepentingan masyarakat
lokal di Madura secara keseluruhan, karena tidak mungkin seluruh masyarakat
lokal di Madura secara bersama-sama dapat melakukan hubungan hukum dengan pihak
lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Lembaga
perwakilan tersebut haruslah dibentuk di empat kabupaten di Madura dengan
struktur kepengurusan pusat dan daerah. Pengurus daerah berada di tiap
kabupaten dan pengurus pusat membawahi semua pengurus daerah. Hal ini
dimaksudkan agar dapat mewakili aspirasi dan kepentingan masyarakat lokal di
Madura di tiap kabupaten. Pembentukan
lembaga perwakilan tersebut dapat difasilitasi oleh Pemerintah Daerah di Madura
atau merupakan inisiatif dari masyarakat lokal di Madura.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Keberadaan
lembaga perwakilan ini mempunyai beberapa fungsi yang sangat strategis dalam
proses pengembangan dan perlindungan Ramuan Asli Madura. Di antara fungsi yang
dapat dilakukan oleh lembaga perwakilan tersebut adalah :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l46 level1 lfo61; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: Arial;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Memberikan <i>prior
informed consent</i> dalam setiap kegiatan pemanfaatan dan pengembangan yang
akan dilakukan oleh pihak<i> </i>dari dalam
dan luar negeri;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l46 level1 lfo61; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: Arial;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Melakukan dokumentasi Ramuan Asli Madura;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l46 level1 lfo61; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: Arial;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">sebagai pihak yang dapat dilibatkan dalam pelaksanaan R
& D untuk proses alih teknologi (<i>technologi
transfer</i>);<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l46 level1 lfo61; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: Arial;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Melakukan kegiatan pengembangan Ramuan Asli Madura;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l46 level1 lfo61; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: Arial;">e.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Menyebarluaskan manfaat Ramuan Asli Madura;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l46 level1 lfo61; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: Arial;">f.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Memberikan usulan kepada Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah terkait dengan upaya perlindungan dan pengembangan Ramuan
Asli Madura. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Sebenarnya di
Madura sekarang telah ada organisasi yang mewadahi pelaku usaha Ramuan Asli
Madura, akan tetapi keberadaannya tidak untuk tujuan sebagaimana tujuan
dibentuknya lembaga perwakilan masyarakat industri Ramuan Asli Madura di atas. Organisasi
yang benar-benar sebagai wadah khusus bagi pelaku usaha Ramuan Asli Madura
hanya terdapat di Kabupaten Pamekasan dengan nama “Paguyuban Jamu Tradisional
Madura Arek Lancor (PJTM Arek Lancor)”<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftn51" name="_ftnref51" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">[51]</span></span><!--[endif]--></span></a>.
Paguyuban ini dibentuk sejak tahun 2003 dan telah mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaan<b> </b>Rumah Tangga (AD ART) serta sampai
tahun 2009 telah mempunyai anggota sebanyak 25 pelaku usaha Ramuan Asli Madura
di Kabupaten Pamekasan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Selain PJTM Arek Lancor,
sebenarnya juga terdapat organisasi yang mewadahi pelaku usaha Ramuan Asli
Madura, yaitu di Kabupaten Bangkalan dengan nama “ASPIN” (Asosiasi Pengrajin)
Bangkalan. Akan tetapi, keberadaan ASPIN itu bukan khusus untuk pengrajin
Ramuan Asli Madura, keberadaan ASPIN itu sebagai wadah untuk semua pengrajin
yang ada di Kabupaten Bangkalan, baik pengrajin Ramuan Asli Madura, Pengrajin
Batik, Pengrajin Ukiran, dan lain-lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Dengan demikian,
keberadaan PJTM Arek Lancor di Kabupaten Pamekasan dan ASPIN di Kabupaten
Bangkalan tidak cukup untuk berfungsi sebagaimana fungsi didirikannya lembaga
perwakilan masyarakat industri Ramuan Asli Madura dimaksud di atas. Oleh karena
itu, lembaga perwakilan itu menjadi kebutuhan yang sangat strategis untuk
dibentuk di setiap kabupaten di Madura.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<b><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 41.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" />
</span></b>
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">PENUTUP</span></b><b><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l21 level1 lfo11; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">A.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan di atas, maka dalam tesis ini dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut : <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l13 level1 lfo48; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Bahwa perlindungan hukum terhadap TK bidang obat
tradisional melalui sistem paten, termasuk juga bidang Ramuan Asli Madura
terkendala dengan tidak adanya pengaturan mengenai pemegang hak atas TK bidang
obat tradisional dalam UU Paten dan tidak terpenuhinya unsur kebaruan (<i>novelty</i>) oleh TK bidang obat tradisional
sesuai dengan persyaratan <i>patentability</i>.
Oleh karena itu, negara haruslah mengatur mengenai pemegang hak atas TK bidang
obat tradisional di dalam perubahan UU Paten. Sedangkan mengenai pemenuhan
unsur <i>novelty</i> tidak bisa dilakukan,
kecuali TK bidang obat tradisional tersebut dilakukan pengembangan (<i>traditional sharing</i>) sehingga dapat
memenuhi persyaratan <i>patentability</i>.
Untuk tetap bisa melakukan perlindungan hukum atas TK bidang obat tradisional
dari tindakan <i>misappropriation</i>
melalui sistem paten, terdapat dua konsep alternatif yang bisa dipergunakan
oleh Pemerintah, yaitu pertama, negara haruslah dijadikan sebagai pemegang hak
atas TK bidang obat tradisional sebagaimana juga diberlakukan terhadap ekspresi
folklor di dalam Pasal 10 UU Hak Cipta. Kedua, memberikan persyaratan dokumen
tambahan yang harus disertakan dalam permohonan pendaftaran paten. Adapun
persyaratan dokumen tambahan dimaksud berupa Dokumen Tambahan Keterangan dalam <i>disclosure
requirements</i> (persyaratan
pengungkapan) mengenai asal usul dari suatu invensi yang akan dimohonkan paten
dan Dokumen <i>bioprospecting
contract </i>sebagai institusi hukum untuk melindungi kepentingan masyarakat
lokal dalam memberikan <i>prior informed consent</i>. Persyaratan
dokumen tambahan ini diberlakukan bukan hanya terhadap pemohon dari luar
negeri, tetapi juga terhadap pemohon dari dalam negeri. Hal ini dimaksdukan
agar tidak melanggar prinsip <i>national
treatment </i>dan prinsip MFN di dalam <i>article
3 </i>dan <i>article 4 TRIPs Agreement</i>.
Di samping itu juga, agar masyarakat lokal tidak dapat dirugikan dengan adanya
hasil pengembangan dari TK bidang obat tradisional yang akan dimohonkan paten.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l13 level1 lfo48; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Bahwa Pemerintah Daerah di Madura haruslah tetap
melakukan berbagai upaya untuk melindungi Ramuan Asli Madura terkait dengan
adanya berbagai persoalan dalam pelaksanaan perlindungan hukum terhadap Ramuan
Asli Madura di atas. Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan yang berfifat
pilihan untuk melindungi Ramuan Asli Madura tersebut. Hal ini didasarkan pada
ketentuan Pasal 14 ayat (2) UU Pemda bahwa ”Pemerintah Daerah Kabupaten mempunyai
kewenangan yang bersifat pilihan atas urusan pemerintahan yang secara nyata ada
dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan
kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan”. Atas dasar
itulah, untuk melakukan pencegahan atas adanya tindakan <i>misappropriation </i>(terutama oleh pihak asing), maka semua Pemerinah
Daerah di Madura harus dapat melakukan beberapa upaya untuk melindungi Ramuan
Asli Madura tersebut. Di antara beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh Pemerintah
Daerah di Madura tersebut adalah :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l13 level2 lfo48; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI; mso-fareast-font-family: Arial;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Membuat dokumentasi Ramuan Asli Madura sebagai <i>devensive ptotection system</i>;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l13 level2 lfo48; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI; mso-fareast-font-family: Arial;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Membuat </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">kesepakatan bersama antar Pemerintah Daerah di Madura
terkait dengan komitmen perlindungan terhadap Ramuan Asli Madura;</span><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l13 level2 lfo48; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI; mso-fareast-font-family: Arial;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Mengembangkan </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Ramuan Asli Madura melalui kegiatan R<i>esearch and Development</i> (R & D)
untuk memunculkan inovasi dan invensi baru;</span><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l13 level2 lfo48; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI; mso-fareast-font-family: Arial;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">M</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">engalokasikan upaya perlindungan Ramuan Asli Madura dalam
anggaran belanja daerah;</span><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l13 level2 lfo48; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI; mso-fareast-font-family: Arial;">e.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;">Memfasilitasi pembentukan </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">lembaga
perwakilan masyarakat industri ramuan asli madura antar kabupaten se-Madura.</span><span lang="FI" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: FI;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l21 level1 lfo11; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">B.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Saran<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Berdasarkan
kesimpulan di atas, maka terdapat tiga saran yang akan disampaikan dalam tesis
ini, yaitu :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l21 level2 lfo11; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Adanya berbagai tindakan <i>misapppropriation </i>atas TK bidang obat tradisional di Indoensia harusnya
dijadikan pokok perhatian oleh Pemerintah Indonesia untuk membuatkan pengaturan
yang jelas yang dapat memberikan perlindungan hukum terhadap TK bidang obat
tradisional. Tindakan yang dapat segera dilakukan oleh Pemerintah adalah dengan
melakukan perubahan atas UU Paten atau membuatkan undang-undang <i>sui generis</i> atau bahkan cukup dengan
hanya dibuatkan Peraturan Pemerintah. Dua persoalan penting yang harus diatur
adalah terkait dengan negara sebagai pemegang hak atas TK bidang obat
tradisional dan pemberian persyaratan dokumen tambahan dalam permohonan
pendaftaran paten atas suatu invensi yang dihasilkan dari pengembangan TK
bidang obat tradisional, termasuk juga pengembangan atas pengetahuan Ramuan
Asli Madura.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l21 level2 lfo11; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: Arial;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Partisipasi aktif dari para pelaku usaha Ramuan Asli
Madura tersebut tidak akan optimal dalam melindungi Ramuan Asli Madura. Untuk
itulah, maka Pemerintah Daerah sebagai representasi dari masyarakat lokal di
Madura dan sebagai pemegang kekuasaan di Madura juga haruslah segera melakukan
berbagai upaya untuk melindungi Ramuan Asli Madura tersebut. Di antara beberapa
upaya yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah di Madura adalah membuat
dokumentasi, membuat </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">kesepakatan bersama antar Pemerintah Daerah di Madura
terkait dengan komitmen perlindungan terhadap Ramuan Asli Madura, </span><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">mengembangkan
</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Ramuan Asli Madura melalui kegiatan R<i>esearch
and Development</i> (R & D) untuk memunculkan inovasi dan invensi baru, </span><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">m</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">engalokasikan
upaya perlindungan Ramuan Asli Madura dalam anggaran belanja daerah, dan </span><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">memfasilitasi
pembentukan </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">lembaga perwakilan masyarakat industri ramuan asli madura
antar kabupaten se-Madura.</span><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<b><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" />
</span></b>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><u><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Buku<o:p></o:p></span></u></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Adian, Donny Gahral, 2001, <i>Arus
Pemikiran Kontemporer, </i>Jalasutra, Jogyakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;">Adisusilo, Sutarjo, 2007, <i>Sejarah
Pemikiran Barat dari yang Klasik Sampai yang Modern</i>, Cetakan Ke-II,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Adolf, Huala, 2005, <i>Hukum Ekonomi
Internasional, Suatu Pengantar, </i>PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">-----------, 2008, <i>Dasar-dasar Hukum
Kontrak Internasional</i>, PT. Refika Aditama, Bandung<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Ansari, Endang Saifuddin, 1991, <i>Agama dan Kebudayaan</i>, Bina Ilmu,
Surabaya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Bagian formakologi, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 2005,<i> Farmakologi dan Terapi</i>,
Edisi ke-4, Cet. 5, Gaya Baru, Jakarta</span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Bakir, Herman, 2007, <i>Filsafat Hukum :
Desain dan Arsitektur Kesejarahan, </i>PT. Refika Aditama, Bandung<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Darmodiharjo, Darji & Shidarta, 2006, <i>Pokok-Pokok Filsafat Hukum : Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum
Indonesia, </i>PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Dharmaputera, Eka, 1988, <i>Pancasila
Identitas dan Moralitas : Tujuan Etis Budaya, </i>BPK Gunung Mulia, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Dimyati, Khudzaifah, 2004, <i>Teorisasi
Hukum : Studi tentang Perkembangan Pemikiran Hukum di Indonesia </i>1945-1990,
Muhammadiyah University Press, Surakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Djumhana, Muhamad & Djubaedillah, 2003, <i>Hak Milik Intelektual (Sejarah, Teori dan Prakteknya di Indonesia),</i>
Cetakan ke-III, PT. Citra Adiyia Bakti, Bandung<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Djumhana, Muhamad, 2006, <i>Perkembangan
Doktrin dan Teori Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual, </i>PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Endeshaw, Assafa, 2007, <i>Hukum
E-Commerce dan Internet dengan Fokus di Asia Fasifik, </i>Penerjemeh : Siwi
Purwandari & Mursyid Wahyu Hananto, Pustaka Pelajar, Yogjakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Jened, Rahmi, 2007, <i>Hak Kekayaan
Intelektual, Penyalahgunaan Hak Eksklusif, </i>Airlangga University Press,
Surabaya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Habibie, B.J., 1986, <i>Industrialisasi,
Transportasi, teknologi dan Pembangunan Bangsa</i>, Prisma, LP3 ES<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Hartono, Sri
Redjeki, 2007, <i>Hukum Ekonomi Indonesia, </i>Bayumedia,
Malang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Lawrence M. Friedmaan, 2001, <i>American Law In Introduction (Hukum Amerika
Sebuah Pengantar),</i> Scond Edition, Penerjemah : Wisnu Basuki, PT. Tata Nusa,
Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Linsey, Tim, <i>et. al., </i>2006, <i>Hak Kekayaan Intelektual : Suatu Pengantar, </i>PT. Alumni, Bandung<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Muhammad, Abdulkadir, 2006, <i>Hukum
Perusahaan Indonesia</i>, Cetakan III, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Kansil, C.S.T., 1990, <i>Hak Milik
Intelektual : Paten, Merek Perusahaan, Merek Perniagaan, Hak Cipta, </i>Bumi
Aksara, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Kansil, C.S.T. & Christine S.T. Kansil, 2005, <i>Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum dalam Ekonomi), </i>PT. Pradnya
Paramita, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Kartajdoemena, 2002, <i>GATT dan WTO :
Sistem, Forum dan Lembaga Internasional di bidang Perdagangan</i>, UI-Press,
Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Kesowo, Bambang, 1994, <i>Pengantar Umum
Mengenai Hak Atas Kekayaan Intelektual di Indonesi, </i>Sekretariat Negara
Republik Indonesia<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Koentjaraningrat, 1985, Kebudayaan<i>,
Mentalitas, Dan Pembangunan</i>. Gramedia, Jakarta</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Manan, Abdul, 2005, <i>Aspek-Aspek
Pengubah Hukum, </i>Prenada Media, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Marzuki, Peter Mahmud, 1993, <i>Pengaturan
Hukum Terhadap Perusahaan-Perusahaan Transnasional di Indonesia : Fungsi UU
Paten dalam Pengalihan Teknologi Perusahaan-Perusahaan Transnasional di
Indonesia, </i>PPS Unair, Surabaya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Maulana, Insan Budi, 1997, <i>Sukses
Bisnis Melalui Merek, Paten dan Hak Cipta, </i>PT. Citra Aditya Bakti, Bandung<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Muller, Johannes, 2006, <i>Perkembangan
Masyarakat Lintas Ilmu</i>, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Mustafa, Marni Emmy, 2007, <i>Prinsip-Prinsip
Beracara dalam Penegakan Hukum Paten di Indonesia dikaitkan Dengan TRIPs – WTO,
</i>PT. Alumni, Bandung<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Pamuntjak, Amir, 1994, <i>Sistem Paten :
Pedoman Praktik dan Alih Teknologi,</i> Djambatan, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Priapanjta, Cita Citrawinda, 2003, <i>Hak
Kekayaan Intelektual : Tantangan Masa Depan, </i>Badan Penerbit Fakultas Hukum
Universitas Indonesia</span><b><span lang="IN"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Purba, Achmat Zen Umar, 2005, <i>Hak Kekayaan Intelektual Pasca TRIPs, </i>PT.
Alumni, Bandung<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Purba, Afrillyanna, <i>et. al</i>., 2005, <i>TRIPs – WTO & Hukum HKI
Indonesia, Kajian Perlindungan Hak Cipta Seni Batik Tradisional Indoensia, </i>PT.
Rineka Cipta, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Purwaningsih, Endang, 2005, <i>Perkembangan
Hukum Intellectual Property Rights : Kajian Hukum Terhadap Hak Atas Kekayaan
Intelektual dan Kajian Komparatif Hukum Paten,</i>, Ghalia Indonensia, Bogor</span><span lang="IN" style="font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Radjagukguk, Erman, 1998, <i>Kontrak
Dagang Internasional Dalam Praktik di Indonesia</i>, ELIPS<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Rahardjo, Satjipto, 2000, <i>Ilmu Hukum,
</i>Cetakan ke-5, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">------------, 2007, <i>Biarkan Hukum
Mengalir : Catatan Kritis tentang Pergulatan Manusia dan Hukum</i>, PT. Kompas
Media Nusantara, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Raharjo, Trisno, Kebijakan Legislatif dalam Peraturan Hak Kekayaan
Intelektual dengan Sarana Penal, Pensil Komunika, Yogyakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Ramli, Ahmad M., 2001, <i>Perlindungan
Rahasia Dagang dalam UU No. 30/200 dan Perbandingan Dengan Beberapa Negara, </i>CV.
Mandar Maju, Bandung<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Riswandi, Budi Agus & M. Syamsudin, 2005, <i>Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, </i>PT. RajaGrafindo
Persada, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Said, M. Mas’ud, 2005, <i>Arah Baru
Otonomi Daerah di Indonesia, </i>UMM Press, Malang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Saidin, 1997, <i>Aspek Hukum Hak
Kekayaan Intelektual</i> (<i>Intelelectual
Property Rights</i>), Cetakan Kedua, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Salman, HR. Otje & Anthon F. Susanto, 2004, <i>Teori Hukum : Menginga, Mengumpulkan dan Membuka Kembali</i>, PT.
Refika Aditama, Bandung<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Santoso, Budi, 2005, <i>Butir-Butir
Berserakan tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual (Desain Industri)</i>, Mandar
Maju, Bandung<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">--------------, 2008, <i>HKI (Hak Kekayaan Intelektual) Pengantar HKI</i>,
Terbitan ke-II, Pustaka Magister, Semarang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Santoso, Edi, <i>et. al,</i> 2003, <i>Otonomi Daerah : Capacity Building dan
Penguatan Demokrasi Lokal,</i> Puskodak
Undip, Semarang</span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 15.0pt; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Santoso, Listiyono, <i>et. al.</i>,
2007, <i>Epistimologi Kiri</i>, AR Ruzz
Media, Yogyakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Samekto, Adji, 2005, <i>Kapitalisme,
Modernisme & Kerusakan Lingkungan</i>, Pustaka Pelajar, Yogyakarta</span><span lang="ES"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Sardjono, Agus, 2006, <i>Hak Kekayaan
Intelektual dan Pengetahuan Tradisional</i>, PT. </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Alumni, Bandung<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Seidel, Artikelhur H., <i>et. Al., </i>1993, <i>What The General Practitioner Should Kwow about Patent Law and
Practice, </i>ALI-ABA, Pensylvania<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Simanjuntak, Yoan
Nursari, 2006, <i>Hak Desain Industri (Sebuah Realitas Hukum dan Sosial)</i>,
Srikandi, Surabaya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Skousen, Mark, 2005, Sang Maestro : Teori-Teori Ekonomi Modern, Judul
asli : <i>The Making Of Modern economics :
The Lives and Ideas of The Great Thinkers</i>, Penerjemah : Tri Wibowo Budi
Santoso, Prenada Media, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Smith, Patrick A., 1996,
<i>The Characteristics and Justification of
The Patent System</i>, <i>Executive summary,
Indonesia Australia Specialized Training Project Intellectual Property Right</i></span><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Soekanto, Soerjono & Sri Mamudji, 2004, <i>Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat, </i>Cetakan
Kedelapan, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Soekanto, Soerjono, 1984, <i>Pengantar
Penelitian Hukum</i>, UI Press, Jakarta</span><span lang="PT-BR"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Soemitro, Ronny Hanitijo, 1988, <i>Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri</i>, Ghalis Indonesia,
Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Soenandar, Taryana, 2007, <i>Perlindungan
HAKI (Hak Milik Intelektual) di Negara-negara ASEAN, </i>Sinar Grafika, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Subekti, 1984, <i>Hukum Perjanjian, </i>Internusa,
Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Subroto, Muhammad Ahkam & Suprapedi, 2008, <i>Pengenalan HKI (Hak Kekayaan Intelektual) : Konsep Dasar Kekayaan
Intelektual untuk Penumbuhan Inovasi</i>, PT. Indeks, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Sukarmi, 2002, <i>Regulasi Anti Damping
di Bawah Bayang-Bayang Pasar Bebas</i>, Sinar Grafika, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Sulistiyono, Adi, 2007, <i>Eksistensi
dan Penyelesaian Sengketa HaKI (Hak Kekayaan Intelektual)</i>, UNS Press,
Surakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Supomo, 1978, <i>Hubungan Individu
dan Masyarakat dalam Hukum Adat, </i>Pradnya Paramita, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Susanto, Anthon F., 2007, <i>Hukum
dari Consilience menuju paradigma hukum konstruktif-transgresif, </i>PT. Refika
Aditama, Bandung<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Suseno, Franz Magnis, 1999, <i>Pemikiran
Karl Marx : dari Sosialisme Utopis Ke Perselisihan Revisionisme, </i>Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Susilowati, Etty, 2007, <i>Kontrak
Alih Teknologi pada Industri Manufaktur</i>, GENTA PRESS, Yogyakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Sutiyoso, Bambang, 2008, <i>Hukum Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa, </i>Gema Media, Yogyakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Syam, Firdaus, 2007, <i>Pemikiran
Politik Barat : Sejarah, Filsafat, Ideologi, dan Pengaruhnya Terhadap Dunia
Ke-3</i>, PT. Bumi Aksara, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Turner, Mark & David
Hulme<i>,</i> 1997, <i>Governance, Administration and Development, </i>MacMillan Press Ltd<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Usman, Rachmadi, 2003, <i>Hukum Hak Atas
Kekayaan Intelektual : Perlindungan dan Dimensi Hukumnya di Indonesia</i>, PT.
Alumni, Bandung<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Warassih, Esmi, 2005, <i>Pranata
Hukum Sebuah Telaah Sosiologis, </i>PT. Suryandaru Utama, Semarang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Widjaja, Gunawan, 2001, <i>Seri Hukum
Bisnis Lisensi</i>, RajaGrafindo Persada, Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Widjaya, I. G. Rai, 2005, <i>Perbagai
Peraturan dan Pelaksanaan Undang-Undang di Bidang Hukum Peusahaan</i>hal,
Kesaint Blanc, Bekasi</span><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">WIPO Secretariat, 2001, <i>Operational Principles for Intellectual
Property Clauses of Contractual Agreements Concerning Access to Genetic
Resources and Benefit Sharing,</i> WIPO <i>Intergovermental
Committee on Intellectual Property and Genetic Resources, Traditional Knowledge
and Folklore</i> (WIPO/GRTKF/IC/2/3, 10 September 2001.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">WIPO,
</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">2001, <i>Intellectual
Property Needs and Expectations of Traditional Knowledge Holders : WIPO Report
on Fact-Finding Missions on Intellectual Property and Traditional Knowledge </i>1998-1999<i>, Geneva.<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">WIPO, <i>Report
on Toolkit for Managing Intellectual Property when Documenting Traditional
Knowledge and Generic Resourses</i> (WIPO/GRTKF/IC/5/5, 1 April 2003</span><span style="font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><u><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Jurnal dan Makalah<o:p></o:p></span></u></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Blakeney, Michael, <i>Bioprospecting and Protection of Traditional
Medical Knowledge of Indigenous peoples : An Australian Perspective, </i>Ueropean
Intellectual Property Review, Vol. 19, June 1997,</span><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Marzuki, Peter Mahmud, 1999, <i>Luasnya
Perlindungan Paten, </i>Jurnal Hukum UII, Yogyakarta<i><o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Rahardjo, Satjipto, <i>Aspek
Sosio-Kultural dalam Pemajuan HKI, Seminar Nasional Penegakan Hukum HKI dalam
Kontek Perlindungan Ekonomi Usaha Kecil dan Menengah, Semarang 25 November 2005<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<i><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">-------------,Konsep
dan Karakteristik Hukum Progresif</span></i><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">,
Makalah Seminar Hukum Progresif I, FH Undip dan PDIH Undip Semarang serta FH
Universitas Trisakti Jakarta, diselanggarakan di Semarang, 15 Desember 2007<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Roisah, Kholis, <i>Hak Kekayaan Intelektual
– HKI dan Issu Perlindungan HKI Berbasis TK dan TCe di Indonesia, </i>Makalah
Seminar Internasional “<i>A Comparative
Legal Study on Some specific Issues in Malaysia and Indonesia”, </i>FH Undip, Semarang,
26 Juni 2008<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><u><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Media Cetak<o:p></o:p></span></u></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Sampurno (Kepala Badan POM-RI), <i>Obat dari Bahan Alami Mulai Diteliti, </i>Kompas,
19 September 2002<i><o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Ikawati, Yuni, <i>Dari COP-7 CBD :
Membagi Keuntungan Pemanfaatan Hayati dan Hutan Lindung, </i>Kompas, 25
Februari 2004<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Soelistyo,
Henry, <i>Potret HaKI di Era Globalisasi, </i>Media
Indonesia, 7 Oktober 2004<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><u><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Media Internet<o:p></o:p></span></u></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Astarini, Dwi Rezki Sri, </span><i><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-size: 14.0pt;">Hak Kekayaan Intelektual dalam kaitannya dengan
perlindungan Traditional Knowladge,
Folklore dan Genetic Resources, </span></i><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-size: 14.0pt;">24 November
2008, http://astarini.multiply. com/journal/item/1, diakses pada tanggal
30 Desember 2008<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: Arial, sans-serif;"><a href="http://artikel-kesehatan-online.blogspot.com/2008/6/ramuan-madura-khusu%20s-bagi-perempuan"><span style="color: black;">http://artikel-kesehatan-online.blogspot.com/2008/6/ramuan-madura-khusu
s-bagi-perempuan</span></a>. </span><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">diakses pada tanggal 6 September 2008<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><a href="http://cvgadtranganugrah.indonetwork.co.id/prod"><span lang="PT-BR" style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;">http://cvgadtranganugrah.indonetwork.co.id/prod</span></a></span><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">. </span><span lang="NO-BOK" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: NO-BOK;">Di akses pada tanggal 6 September 2008<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><a href="http://aotearoa.wellington.ner.nz/imp/mata.htm"><span lang="NO-BOK" style="color: black; mso-ansi-language: NO-BOK;">http://aotearoa.wellington.ner.nz/imp/mata.htm</span></a></span><span lang="NO-BOK" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="ES" style="font-family: Arial, sans-serif;"><a href="http://pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=247&tbl=cakrawala"><span lang="NO-BOK" style="color: black; mso-ansi-language: NO-BOK;">http://pdpersi.co.id/show-detailnews&kode-247&tbl-cakrawala</span></a></span><span lang="NO-BOK" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: NO-BOK;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Perjanjian Internasional<o:p></o:p></span></u></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-indent: -.75in;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Paris
Convention on The Protection of Property
</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">1883<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-indent: -.75in;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Berne
Conention for the Protection of Literary and Artistic Works</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">1886<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Convention
on The Protection of Performers, Producers of Phonograms and Broadcasting </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">1961</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-indent: -.75in;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Convention
Establishing the World Intellectual Property Organization </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">1967<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-indent: -.75in;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Genaral
Aggreement on Tariffs and Trade</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">
1947<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-indent: -.75in;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Patent Cooperation Treaty </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">1970<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-indent: -.75in;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Treaty
on Intellctual Property in Respect of Integrated Circuits</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> 1989<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">The
Charter of The Indigenous and Tribal Peoples of The Tropical Forest </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">1992<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-indent: -.75in;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">The
Convention on Biological Diversity </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">1992<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Mataatua
Declaration on Cultural and Intellectual Property Rights of Indigenous Peoples
1993<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-indent: -.75in;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Agreement
on Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> 1994<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><u><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Peraturan
Perundang-Undangan<o:p></o:p></span></u></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) 1945<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan <i>United Nations Convention on Biological Diversity </i>(Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Keanekaragamaan hayati)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1994 tentang Pengesahan <i>Agreement Establishing the World Trade
Organization </i>(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Internasional)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1997
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Undang-Undang Nomor 31
Tahun 2000 tentang Desain Industri<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2001 tentang Paten<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2001 tentang Merek<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2002 tentang Hak Cipta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor : 246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Obat
Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Peraturan Kesehatan RI Nomor : 760/MENKES/PER/IX/1992
tentang Fitofarmaka<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 230/Menkes/IX/1976 tentang Wajib
Daftar Simplisia Impor<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-size: 9.0pt;">Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
659/MENKES/SK/X/1991 tentang Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik</span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 661/Menkes/SK/VII/1994 tentang
Persyaratan Obat Tradisional<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 289/MPP/kep/10/2001
Tentang Ketentuan Standar Pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify; text-indent: -.75in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor :
HK.00.05.41.1384 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat
Tradisional, Obat Herbal Berstandar dan Fitofarmaka<o:p></o:p></span></div>
<div>
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 12.6pt; text-align: justify; text-indent: -12.6pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;"> Agus
Sardjono, 2006, <i>Hak Kekayaan Intelektual
dan Pengetahuan Tradisional</i>, PT. </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Alumni,
Bandung, <i> </i>hal. 3<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn2">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 12.6pt; text-align: justify; text-indent: -12.6pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Muhamad Djumhana, 2006, <i>Perkembangan Doktrin dan Teori Perlindungan
Hak Kekayaan Intelektual, </i>PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 101-102<i> <o:p></o:p></i></span></div>
</div>
<div id="ftn3">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 12.6pt; text-align: justify; text-indent: -12.6pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Kholis Roisah, 2008, <i>Hak Kekayaan Intelektual – HKI dan Issu
Perlindungan HKI Berbasis TK dan TCe di Indonesia, </i>Makalah Seminar
Internasional “<i>A Comparative Legal Study
on Some specific Issues in Malaysia and Indonesia”, </i>FH Undip, Semarang Hal.
9<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn4">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 12.6pt; text-align: justify; text-indent: -11.9pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">
Soerjono Soekarto & Sri Mamudji, 2004, <i>Penelitian
Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat, </i>Cetakan Kedelapan, PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal. 1.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn5">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 9.0pt; text-indent: -9.0pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;"> <span lang="PT-BR">Soerjono Soekanto, 1984, <i>Pengantar Penelitian Hukum</i>, UI
Press, Jakarta, Hal. 10<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn6">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 11.9pt; text-align: justify; text-indent: -11.9pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">
Soerjono Soekarto, Sri Mamudji, <i>op. cit.,</i>
hal. 12 <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn7">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;"> <i><span lang="PT-BR">Ibid., </span></i><span lang="PT-BR">hal. 12-13<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn8">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 14.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.0pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></a> <span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">Ronny Hanitijo Soemitro, 1988, <i>Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri</i>,
Ghalis Indonesia, Jakarta, hal. 36<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn9">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;"> <i><span lang="PT-BR">Ibid.</span></i><span lang="PT-BR"><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn10">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref10" name="_ftn10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">
Formula adalah susunan kualitatif dan kuantitatif bahan berkhasiat dan bahan
tambahan (Pasal 1 angka 17 Peraturan Kepala BPOM tentang Kriteria dan Tata
Laksana Pendaftaran).<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn11">
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.2pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: -16.8pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref11" name="_ftn11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: PT-BR;"> Komposisi adalah susunan kualitatif dan kuantitatif bahan berkhasiat
dalam obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Formula adalah
susunan kualitatif dan kuantitatif bahan berkhasiat dan bahan tambahan (Pasal 1
angka 16 Peraturan Kepala BPOM tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran).<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn12">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 18.2pt; text-align: justify; text-indent: -17.5pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref12" name="_ftn12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[12]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;"> Hasil wawancara dengan H.Moh. Sholeh, peramu
dan pemilik Perusahaan Jamu dan Kosmetik ”SUMBER MADU” Bangkalan pada tanggal 27
Januari 2009.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn13">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 18.2pt; text-align: justify; text-indent: -17.5pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref13" name="_ftn13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[13]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">
Hasil wawancara dengan Ny. Hidayati, peramu dan pemilik Perusahaan Jamu ”MADURA
AYU” Sampang pada tanggal 29 Januari 2009.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn14">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 15.4pt; text-align: justify; text-indent: -15.4pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref14" name="_ftn14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[14]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="PT-BR" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR;">
Hasil wawancara dengan para pemilik dan peramu Ramuan Asli Madura di empat
Kebupaten di Madura, yakni Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten
Pamekasan dan Kabupaten Sumenep (2009).<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn15">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 16.8pt; text-indent: -16.1pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref15" name="_ftn15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[15]</span></span><!--[endif]--></span></a> <span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Pasal 16
ayat (1) UU Paten beserta Penjelasannya</span><span lang="ES"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn16">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 16.1pt; text-indent: -16.1pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref16" name="_ftn16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[16]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;"> <span lang="ES">Penjelasan Pasal 5 UU Paten<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn17">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 16.8pt; text-align: justify; text-indent: -16.8pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref17" name="_ftn17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[17]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;"> <span lang="ES">Klaim adalah bagian dari permohonan Pendaftaran Paten yang
menggambarkan inti invensi yang dimintakan perlindungan hukum yang harus
diuraikan secara jelas dan harus didukung dengan deskripsi Penjelasan Pasal 24
ayat (2) huruf h UU Paten. <o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn18">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref18" name="_ftn18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[18]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;"> <span lang="ES">Konsep perlindungan Paten
terhadap <i>individual rights </i>ini sesuai
dengan ketentuan d dalam konsideran paragraf keempat <i>TRIPs Agreement, </i> yang
menyatakan bahwa IPR adalah untuk melindungi terhdap hak-hak pribadi.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn19">
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 14.7pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: -14.7pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref19" name="_ftn19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[19]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: ES;"> Yang dimaksud dokumen Paten<i> </i>adalah
dokumen permohonan yang sudah diberi paten dan telah diumumkan, dokumen
tersebut diperlukan untuk mempermudah dan mempercepat penilaian terhadap sifat
kebaruan (novelty) dan langkah inventif dari Invensi (Penjelasan Pasal 28 ayat
ayat (2) huruf b UU Paten).<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn20">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref20" name="_ftn20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[20]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;"> <span lang="DE">Rahmi
Jened, <i>op. cit., </i>hal. 119<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn21">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref21" name="_ftn21" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[21]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;"> Agus
Sardjono, <i>op. cit., </i>hal. 197<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn22">
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 15.4pt; text-align: justify; text-indent: -15.4pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref22" name="_ftn22" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[22]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: DE;"> Farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun untuk
seorang dokter, ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat
untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit. Selain itu, agar
mengerti penggunaan obat yang dapat mengakibatkan berbagai gejala penyakait.
Dahulu farmakologi mengcakup pengetahuan tentang sejarah, sumber, sifat kimia
dan fisika, komposisi, efek fisiologi dan biokimia, mikanisme kerja, absortsi,
distribusi, biotransformasi, ekspresi dan penggunaan obat. Namun dengan
berkembangnya pengetahuan, beberaa bidang ilmu tersebut telah berkembang
menjadi ilmu tersendiri, di antaranya Farmakognosi, Biofarmasi,
Farmakokinetika, Farmakodinamika, Toksikologi, Farmakoterapi. Sedangkan cabang
ilmu farmakologi yang mempelajari sifat-sifat tumbuhan dan bahan lain yang
merupakan sumber obat disebut Farmakognosi (Bagian Formakologi, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2005,<i>
Farmakologi dan Terapi</i>, Edisi ke-4, Cet. 5, Gaya Baru, Jakarta, hal.1).<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn23">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 15.4pt; text-align: justify; text-indent: -15.4pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref23" name="_ftn23" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[23]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;"> Bunyi
Pasal 10 UU Hak Cipta adalah : (1) Negara memegang Hak Cipta atas karya
peninggalan prasejarah, sejarah, dan benda budaya nasional lainnya. (2) Negara
memegang Hak Cipta atas <i>folklor </i>dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi
milik bersama, seperti cerita, hikayat, dongeng, legenda, babad, lagu,
kerajinan tangan, koreografi, tarian, kaligrafi, dan karya seni lainnya. (3)
Untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaan tersebut pada ayat (2), orang yang
bukan warga negara Indonesia harus terlebih dahulu mendapat izin dari instansi
yang terkait dalam masalah tersebut.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn24">
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 15.4pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: -15.4pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref24" name="_ftn24" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[24]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> <span lang="DE">Folklor<i>
</i></span><span lang="DE">dimaksudkan sebagai sekumpulan ciptaan tradisional,
baik yang dibuat oleh kelompok maupun perorangan dalam masyarakat, yang
menunjukkan identitas sosial dan budayanya berdasarkan standar dan nilai-nilai
yang diucapkan atau diikuti secara turun temurun, termasuk: a. cerita rakyat,
puisi rakyat; b. lagu-lagu rakyat dan musik instrumen tradisional; c.
tari-tarian rakyat, permainan tradisional; d. hasil seni antara lain berupa:
lukisan, gambar, ukiran-ukiran, pahatan, mosaik, perhiasan, kerajinan tangan,
pakaian, instrumen musik dan tenun tradisional (Penjelasan Pasal 10 ayat (2) UU
Hak Cipta).<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn25">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 15.4pt; text-align: justify; text-indent: -15.4pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref25" name="_ftn25" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[25]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Di dalam Pasal 3 ayat (2) Rancangan
Peraturan Pemerintah tentang Hak Cipta atas Folklor yang Dipegang oleh Negara
dikatakan bahwa yang dimaksud dengan “instansi yang terkait” dalam Pasal 10
ayat (2) UU Hak Cipta adalah Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn26">
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 15.4pt; text-align: justify; text-indent: -15.4pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref26" name="_ftn26" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[26]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">
Penerapan pengalihan <i>collective ownership</i>
kepada negara sebagai pemegang hak atas ekspresi folklor tersebut sesuai dengan
konsep yang diberikan di Dalam WIPO <i>Report
on Fact Finding Mission on Intellectual Property and Traditional Knowledge </i>(<i>1998-</i>1999), WIPO sebagai salah
organisasi Internasional di bidang IPR telah memberikan ketentuan bahwa negara
dapat menjadi pemegang hak atas TK (Afrillyanna Purba, <i>et. al., op. cit., </i>hal. 41). </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn27">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 16.1pt; text-align: justify; text-indent: -16.1pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref27" name="_ftn27" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[27]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Pengaturan mengenai negara sebagai
pemegang hak atas TK bidang obat tradisional melalui perubahan atas UU Paten
sebenarnya bukanlah jalan satu-satunya, tetapi masih terdapat jalan yang lebih
mudah dan mempunyai landasan hukum yang jelas di dalam UU Paten, yaitu melalui
pembentukan Peraturan Pemerintah. Landasar hukum atas pembentukan Peraturan
Pemerintah itu di dasarkan pada ketentuan dalam Pasal 66 ayat (1) huruf e UU
Paten yang menyebutkan bahwa ”pengalihan paten itu dapat dilakukan karena sebab
lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan”. Sedangkan salah satu
yang dimaksud dengan”sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan
perundang-undangan” di dalam penjelasan Pasal 66 ayat (1) UU Paten adalah
”........peralihan paten didasarkan atas peraturan di bawah undang-undang,
peraturan tersebut tidak boleh bertentangan dengan undang-undang ini”. Pengaturan
khusus melalui Peraturan Pemerintah itu yang jelas tidak bertentangan dengan UU
Paten karena UU Paten memang tidak mengaturnya. Pengalihan hak kepada negara
atas TK bidang obat tradisional dapat dilakukan karena tidak perlu menyertakan
dokumen asli paten yang memenag tidak ada dalam TK bidang obat tradisional.
Dengan demikian, pengalihan itu cukup dengan menentukan dalam rumusan Pasalnya
disertai dengan ketentuan mengenai prosedur perizinan atas pemanfaatan TK
bidang obat tradisional.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn28">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 16.1pt; text-align: justify; text-indent: -15.4pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref28" name="_ftn28" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[28]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">
Persoalan krusial mengenai pengaturan negara sebagai pemegang hak atas TK
bidang obat tradisional sebenarnya bukan hanya terkait dengan persyaratan dan
prosedur perizinan. Akan tetapi, juga mengenai adanya pihak yang berhak
mewakili dalam forum penyelesaian sengketa terkait kepemilikan dan pemanfaatan
TK bidang obat Tradisional.</span><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn29">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 19.6pt; text-align: justify; text-indent: -18.9pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref29" name="_ftn29" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[29]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Agus Sardjono bahwa sampai
sekarang belum ada permohonan paten dari dalam negeri atas suatu invensi yang
dihasilkan dari proses pengembangan atas TK bidang obat tradisional melalui
kegiatan R & D. Jamu yang diproduksi oleh PT. Sido Muncul diperoleh dari resep
atau ramuan jamu yang sudah diketahui oleh masyarakat umum. Begitu pula halnya
dipabrik Jamu Jago. Jamu yang dibuat dalam perusahaan Jamu Jago tersebut masih
didasarkan pada ramuan yang dibuat oleh nenek moyangnya (kakeknya Jaya Suprana)
pendiri perusahaan itu (Agus Sardjono, 2006, <i>op. cit., </i>hal. 200). Sedangkan menurut Mantan Direktur Jenderal
BPOM, Sampurno bahwa sampai saat sekarang hanya terdapat satu penelitian
terhadap obat tradisional yang tengah dalam proses mendapatkan hak paten,
yaitu penelitian terhadap tanaman kladi
tikus yang berkhasiat sebagai obat anti kanker (</span><span lang="ES" style="font-family: Arial, sans-serif;"><a href="http://pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=247&tbl=cakrawala"><span lang="SV" style="color: black; mso-ansi-language: SV;">http://pdpersi.co.id/show-detailnews&kode-247&tbl-cakrawala</span></a></span><span lang="SV" style="font-family: Arial, sans-serif;">,</span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;"> diakses pada tanggal 27 Februari 2009).<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn30">
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 16.8pt; text-align: justify; text-indent: -16.8pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref30" name="_ftn30" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[30]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> <span lang="SV">Di dalam UU Paten sebenarnya sudah
terdapat rumusan Pasal yang dapat dijadikan dasar yuridis mengenai pengaturan
Persyaratan Dokumen Tambahan dalam Peraturan Pemerintah itu, yaitu pada Pasal
24 ayat (2) UU Paten yang berbunyi ”Ketentuan lebih lanjut tentang cara
pengajuan permohonan diatur dengan Peraturan Pemerintah”. Akan tetapi, anehnya
sejak diberlakukannya UU Paten tanggal 1 Agustus 2001 sampai sekarang,
Peraturan Pemerintah yang dimaksud belum pernah dilakukan perubahan, yaitu
tetap menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1991 tentang Tata Cara
Permintaan Paten. Sehingga Peraturan Pemerintah tersebut tidak dapat mengatur
dan melindungi kepentingan dari masyarakat lokal. Dengan demikian, untuk
mengatur masalah persyaratan Dokumen Tambahan dalam permohonan pendaftaran
paten itu sebenarnya tidak usah dengan merubah UU Paten atau dengan membuat
undang-undang <i>sui generis </i>tersendiri,
tetapi cukup dengan membuat Peraturan Pemerintah yang baru tentang cara
pengajuan permohonan paten.</span></span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn31">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 15.4pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref31" name="_ftn31" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[31]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;"> Prinsip
ini tidak menghendaki perlakukan yang berbeda tehadap perlindungan paten dari
warga negeranya sendiri dengan warga negara asing. Pengecualian hanya
dimungkinkan sepanjang hal itu telah diatur dalam <i>Paris Convention</i>. Dalam <i>article
3 Paris Convention</i> bila dikontruksikan secara <i>a contrario, </i>maka perlindungan yang berbeda dapat diterapkan kepada
invensi yang negaranya tidak menjadi peserta dalam <i>Paris Convention</i>.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn32">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 16.1pt; text-align: justify; text-indent: -16.1pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref32" name="_ftn32" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[32]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;"> Prinsip
ini menghendaki agar setiap negara peserta tidak memberikan perlakuan yang
diskriminatif. Bila suatu negara peserta memberikan perlakukan khusus kepada
suatu negara tertentu, maka perlakukan yang sama dengan serta merta juga harus
diberikan kepada negara-negara peserta konvensi lainnya. Terkadang prinsip ini
juga disebut prinsip non dikriminatif.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn33">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref33" name="_ftn33" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[33]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;"> Lihat Pasal 14 ayat (2) UU Pemda<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn34">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref34" name="_ftn34" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[34]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;"> Achmad
Zen Umar Purba, <i>op. cit., </i>hal. 26<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn35">
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 14.7pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref35" name="_ftn35" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[35]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: DE;"> Dalam <i>article </i>29 <i>TRIPs Agreement</i> itu dikatakan bahwa "Anggota harus
mewajibkan pemohon paten untuk membeberkan penemuannya dengan cara yang cukup
jelas dan lengkap agar penemuan tersebut dapat dilaksanakan oleh orang yang
ahli di bidang yang bersangkutan, dan dapat mewajibkan pemohon untuk
memberitahukan cara yang terbaik untuk melaksanakan penemuan tersebut yang
diketahuinya pada tanggal permohonan diajukan atau, dalam hal diajukan hak
proritas, pada tanggal prioritas dari permohonan”.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn36">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 14.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.0pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref36" name="_ftn36" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[36]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="DE" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: DE;"> Kontrak
menurut Subekti adalalah perjanjian dalam arti sempit dan perjanjian tersebut
dibuat secara tertulis (Subekti, 1984, <i>Hukum
Perjanjian, </i>Internusa, Jakarta, hal. 1). Kontrak (<i>overeenskomst</i>) di Indonesia berpedoman pada Pasal 1233 KUH Perdata
tentang perikatan, yaitu "Tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena
persetujuan, baik karena undang-undang“. Sedangkan definisi perjanjjan terdapat
dalam psal1313 KUH Perdata, yaitu "Persetujuan adalah suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau
lebih lainnya“. Secara umum yan menjadi dasar hukum bagi berlakunya kontrak di
Indonesia adalah asas kebebasan berkontrak s ebagaimana terdapat di dalam Pasal
1338 KUH Perdata, yaitu "Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya“. Untuk suatu kontrak itu
harus memenuhi syarat sahnya kontra sebagaimana diatur di dalam Pasal 1320 KUH
Perdata, yaitu "Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat :
sepakat mereka yang mengikatkan dirinya, kecakapan untuk membuat suatu
perjanjian, suatu hal tertentu, dan suatu sebab yang halal“. Terdapat tiga
mekanisme dalam pembuatan kontrak, pertama tahap pra kontraktual yaitu tahap
penawaran dan penerimaan (<i>negotiation</i>).
</span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Kedua, tahap kontraktual yaitu berisi substansi dari kontrak yang
disepakati oleh para pihak. Ketiga, tahap post kontraktual yaitu tahap
pelaksanaan dari kesepakatan kontrak (Etty Susilowati, <i>op. cit., </i>hal 18)<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn37">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 14.7pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref37" name="_ftn37" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[37]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Agus Sardjono, <i>op. cit., </i>hal. 263, dikutip dari Steven M. Rubin & Stanwood C.
Fish, <i>Biodiversity Prospecting : Using
Innovative Contractual Provitions for Foster Ethnobotanical Knowledge,
Technology and Conservation, </i>Colorado Journal of International and
Environment Law and Policy, Vol. 5, 1994, p. 37 )<i>. </i>Maksud dari <i>bioprospecting </i>di
sini adalah kegiatan pengembangan TK bidang obat tradisional melalui <i>research and development </i>(R & D)
berdasarkan sebuah kontrak dengan pemberian keuntungan (<i>benefit sharing</i>) terhadap masyarakat lokal (disarikan dari Muhammad
Ahkam Subroto & Suprapedi, <i>op. cit., </i>hal.
107). Jika suatu <i>bioprospecting contract</i>
dibuat antara Pemerintah Indonesia selaku <i>provider
</i>dengan pihak asing sebagai <i>recipient,
</i>maka <i>bioprospecting contract </i>itu
dikategorikan kontrak internasional. Menurut Sudargo Gautama bahwa kontrak
internasional adalah kontrak nasional yang terdapat unsur luar negerinya (<i>foreign elemnet</i>)m karena bidang hukum
kontrak ini pada hakikatnya adalah tunduk pada hukum perdata nasional. Kontrak
internasional ini hanya terbatas dalam bidang komersial atau perniagaan (Huala
Adolf, 2008, <i>Dasar-dasar Hukum Kontrak
Internasional</i>, PT. Refika Aditama, Bandung, hal. 3-7). Menurut Erman
Radjagukguk bahwa terdapat beberapa prinsip dalam kontrak internasional, yaitu
penggunaan istilah, sahnya suatu kontrak, prinsip penawaran atau penerimaan
(persesuaian kehendak), iktikat baik, peralihan resiko, pembayaran, ganti
kerugian, keadaan darurat (<i>force majeur</i>),
wanprestasi, perubahan kontrak, pemutusan kontrak, pilihan hukum, dan
penyelesaian sengketa (Erman Radjagukguk, 1998, <i>Kontrak Dagang Internasional Dalam Praktik di Indonesia</i>, ELIPS,
hal. Hal. 123-129). <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn38">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 16.8pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref38" name="_ftn38" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[38]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> WIPO Secretariat, <i>Operational Principles for Intellectual
Property Clauses of Contractual Agreements Concerning Access to Genetic
Resources and Benefit Sharing,</i> WIPO <i>Intergovermental
Committee on Intellectual Property and Genetic Resources, Traditional Knowledge
and Folklore</i> (WIPO/GRTKF/IC/2/3, 10 September 2001, p. 22-24).<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn39">
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 15.4pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref39" name="_ftn39" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[39]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">
Di dalam alih teknologi (<i>Technology
transfer</i>) ini terdapat empat tahapan yang harus menjadi sasaran kebijakan
dalam pelaksanaan pemanfaatan TK bidang obat tradisional. Sasaran kebijakan
alih teknologi (<i>Technology transfer</i>)
ini dimaksudkan untuk lebih menfokuskan perolehan teknologi bagi pengembangan
TK bidang obat tradisional tersebut oleh masyarakat lokal. Di antara keempat
tahapan tersebut adalah Pertama, tahap
penggunaan teknologi yang telah ada dari <i>recipient</i>.
Kedua, tahap transportasi atau integrasi berbagai teknologi yang telah ada
untuk melakukan <i>research and devolepment </i>sendiri.
Ketiga, tahap pengembangan teknologi itu sendiri untuk menciptakan teknologi
baru dalam kegiatan <i>research and
devolepment</i>. Keempat, tahap pelaksanaan secara besar-besaran penelitian
dasar untuk lebih mengembangkan invensi di bidang obat tradisional dari
teknologi baru tersebut ((B.J. Habibie, <i>op.
cit., </i>hal. 44).</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn40">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref40" name="_ftn40" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[40]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;"> </span></i><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Agus
Sardjono, <i>op. cit., </i>hal<i>.</i> 24</span><span lang="ES"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn41">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 16.1pt; text-align: justify; text-indent: -16.1pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref41" name="_ftn41" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[41]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">
Desentralisasi adalah setiap bentuk atau tindakan memencarkan kekuasaan atau
wewenang dari suatu organisasi, jabatan, atau pejabat. </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sedangkan Pemencaran wewenang
pemerintahan dalam penyelenggraan suatu negara ke dalam satuan-satuan
teritotrial yang lebih kecil dapat diwujudkan dalam bentuk dekonsentrasi
territorial, satuan otonomi territorial, atau federasi. Dengan demikian,
dekonsentrasi, otonomi dan federasi merupakan implikasi dari penerapan
desentralisasi (</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Edi Santoso, <i>et. al,</i> 2003, <i>Otonomi Daerah
: Capacity Building dan Penguatan Demokrasi Lokal,</i> Puskodak Undip, Semarang, hlm. 104 – 105</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">). </span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV;">Di dalam teori pemerintahan, desentralisasi itu sebenarnya
terdapat empat bentuk. Pertama, dekonsentrasi, yaitu redistribusi tanggungjawab
administratif dalam hierarki pemerintah pusat melalui pengalihan beban kerja
dari pemerintah pusat ke pejabatnya sendiri di daerah. Kedua, delegasi pada
organisasi parastatal, yaitu pelimpahan pembuatan keputusan dan managemen untuk
kepentingan khusus di bawah tanggung jawab pemerintah pusat. Ketiga, devolusi,
yaitu kemampuan unit pemerintah daerah yang mandiri, independen dan otonom,
dimana pemerintah pusat melepaskan fungsi-fungsi tertentu serta pengawasannya.
Dan keempat, <i>transfer of Function</i>
merupakan kelanjutan dari devolusi, yaitu pemerintah memberikan dan mentransfer
fungsi dan tugas-tugasnya kepada masyarakat dan lembaga non pemerintah lainnya
(<i>Ibid., </i>hal 134). </span><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn42">
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 15.4pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref42" name="_ftn42" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[42]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> Daerah otonom yang dimaksud dalam UU Pemda adalah
menunjuk kepada daerah provinsi, daerah kabupaten/kota, dan desa. </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Hal
ini sebagaimana pengertian daerah otonom di dalam Pasal 1 angka 6 UU Pemda,
yaitu ”</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt;">Daerah
otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia”.</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn43">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref43" name="_ftn43" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[43]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Agus Sardjono, <i>op. cit., </i>hal. 285286<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn44">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 16.1pt; text-align: justify; text-indent: -16.1pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref44" name="_ftn44" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[44]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> WIPO, <i>Report on Toolkit for Managing Intellectual Property when Documenting
Traditional Knowledge and Generic Resourses</i> (WIPO/GRTKF/IC/5/5, 1 April
2003.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn45">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 15.4pt; text-align: justify; text-indent: -15.4pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref45" name="_ftn45" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[45]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Stephen Adams & Victoria Henson
Apollonio, <i>Defensive Publishing : A
Strategy for Maintaining Intellectual Property as Public Goods, </i>(WIPO/GRTKF/5/6/
May 14, 2003), p. 9<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn46">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref46" name="_ftn46" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[46]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;"> Lihat
Pasal 14 ayat (2) UU Pemda<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn47">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 16.1pt; text-align: justify; text-indent: -16.1pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref47" name="_ftn47" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[47]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;"> Melalui
perubahan UU Paten atau membuat undang-undang <i>sui generis </i>maupun cukup dengan dibentuk Peraturan Pemerintah.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn48">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 16.8pt; text-align: justify; text-indent: -16.1pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref48" name="_ftn48" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[48]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Adanya tanggung
jawab dokumentasi oleh Pemerintah Daerah ini sesuai dengan konsep
penyelenggaraan otonomi daerah, bahwa Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan
khusus untuk mengurus dan mengembangkan potensi daerah yang secara nyata ada
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan,
dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan (</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Lihat Pasal 13 dan Pasal 14 U Pemda</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">).</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn49">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 15.4pt; text-align: justify; text-indent: -15.4pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref49" name="_ftn49" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[49]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Beberapa bentuk <i>benefit sharing </i>dapat dilihat dalam kasus berikut : pertama, <i>The</i> <i>Regional
Research Laboratory </i>(RRL) dan <i>The
Tropical Botanical Garden and Research Institute </i>(TBGRI) di India melakukan
analisis terhadap senyawa-senyawa kimia yang ada dalam buah <i>Thricopus zeylanicus </i>yang oleh suku kani
di India ditemukan sifat-sifat anti lelah. Dalam penelitian RRL dan TBGRI dapat
dibuktikan klaim yang dibuat suku kani dan kemudian dikembangkan sebagai obat
anti letih yang dinamakan Jeevani. Invensi ini telah dipatenkan oleh TBGRI dan
dilisensikan kepada sebuah perusahaan farmasi yang memproduksinya. Dalam
kontrak ditentukan bah<i> benefit sharing</i>
sebagai berikut : 50% dari nilai lisensi dan 2% royalti dari harga jual pabrik
akan diberikan terhadap keluarga-keluarga suku bani. Selain itu, TBGRI telah
mengatur penanaman <i>Thricopus zeylanicus</i>
oleh 50 kepala keluarga suku bani dengan jaminan pembelian dari perusahaan.
Kedua, sebuah perusahaan farmasi, Shaman Pharmaceuticals dari AS yang
memfokuskan pada isolasi senyawa-senyawa bioaktif dari tanaman tropis yang
telah memiliki sejarah penggunaan sebagai obat tradisional. Pada tahun 1990,
dalam waktu 24 bulan Shaman telah berhasil mendapatkan dua produk untuk
memasuki tahap uji klinis. Berdasarkan invensi ini Shaman telah mematenkan
senyawa anti diabetes. Sebagai imbalan, Shaman telah memberikan kompensasi
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang kepada masyarakat lokal di
Ekuador. Kompensasi jangka pendek berupa pembangunan landasan terbang darurat
di Ekuador, mengorganisir lokakarya kesehatan masyarakat dan konservasi hutan,
menawarkan pelayanan kesehatan langsung
kepada masyarakat lokal, dan penyediaan sistem air minum bersih kepada
masyarakat lokal. Kompensasi jangka menengah berupa pemberian beasiswa kepada
para ilmuwan setempat yang bekerja di bidang obat tradisional dan pengembangan
infrastruktur penelitian di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk
kompensasi jangka panjang berupa pembentukan sebuah organisasi nirlaba yang
disebut <i>Healing Forest Conservency</i>
yang didedikasikan untuk konservasi keanekaragamaan hayati dan kultural serta
mendukung pengembangan dan manajemen sumber daya alam dan biokultur yang
merupakan bagian dari warisan dari masyarakat lokal (Muhammad Ahkam Subroto
& Suprepedi, <i>op. cit., </i>hal.
107-109).<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn50">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 13.3pt; text-align: justify; text-indent: -13.3pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref50" name="_ftn50" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[50]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">WIPO,
Intellectual Property Needs and Expectations of Traditional Knowledge Holders :
WIPO Report on Fact-Finding Missions on Intellectual Property and Traditional
Knowledge 1998-1999, Geneva, 2001 ).</span></i><o:p></o:p></div>
</div>
<div id="ftn51">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 15.4pt; text-align: justify; text-indent: -15.4pt;">
<a href="file:///C:/Users/Maizun/Downloads/ABSTRAKSI%20SINGKAT%20PENELITIAN%20TESIS%202W009.doc#_ftnref51" name="_ftn51" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[51]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Dalam Pasal 6 ayat (2) Anggaran Dasar
PJTM Arek Lancor disebutkan mengenai tujuan pendiriannya, yaitu : a.
meningkatkan dan memelihara ikatan silaturahim yang erat di antara pengusaha
jamu tradisional Madura. b. meningkatkan kualitas SDM dan produk para pengusaha
jamu tradisional Madura. c. meningkatkan kemandirian dan daya saing pengusaha jamu
tradisional Madura.<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>Anita Adriana Anashttp://www.blogger.com/profile/10868112968115903263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5062619921748973044.post-40410096926517801572012-03-21T08:30:00.000-07:002012-03-21T08:30:17.909-07:00PEMANFAATAN TEPUNG TEMU PUTIH (CURCUMA ZEDOARIA, ROSC) DALAM RANSUM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">PEMANFAATAN TEPUNG
TEMU PUTIH (CURCUMA ZEDOARIA, ROSC) DALAM RANSUM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
PERFORMAN AYAM BROILER<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">(The Use of Curcuma
zedoaria,Rosc Meal In The Ration and Its Implication on Broiler Performance)<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Tuti Widjastuti <o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Fakultas Peternakan Universitas
Padjadjaran<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">ABSTRACT<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">The
research was held to study the effects of addition of Curcuma zedoaria,Rosc
meal in the ration on performance of broiler. The experiment used 100 broiler
day old chicken with a Completely Randomized Design (CRD). There were four kind of treatmens (R<sub>0 </sub>: Based ration + 0%
Curcuma zedoaria,Rosc meal, R<sub>1</sub>: Based ration +3,5%, R<sub>2</sub>:
Based ration + 4,5%, R<sub>3: </sub>Based ration + 5,5% of Curcuma zedoaria,Rocs
meal, where each treatment was repeated five times and each repeated consist
five broiler chicks. Variable analysis
were feed consumption, gain of body weight and feed conversion. Statistical
analysis indicated that addition of Curcuma zedoaria. Rosc meal did not
significantly affect (P>0.05) feed consumption, and significantly to gain on
body weight and feed conversion. It can be concluded that by using 4.5% of Curcuma
zedoaria. Rosc meal in the ration produced good performance of broiler.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Keys Words: </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Curcuma zedoaria,Rosc, performance,
broiler<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">ABSTRAK<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung Temu putih dalam
ransum terhadap performan ayam broiler. Penelitian menggunakan metode
eksperimental terhadap 100 ayam broiler umur satu hari dengan Rancangan Acak
Lengkap (RAL). Terdapat 4 perlakuan (R<sub>0
</sub>: Ransum dasar +0% tepung Temu putih, R<sub>1 </sub>Ransum dasar +3,5%
tepung Temu putih, R<sub>2</sub>: Ransum dasar +4,5% tepung Temu putih dan R<sub>3</sub>:
Ransum dasar + 5,5% tepung Temu putih, dengan lima ulangan dan tiap ulangan
sebanyak 5 ekor. Peubah yang diamati meliputi konsumsi ransum, pertambahan bobot
badan dan konversi ransum. Analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan
tepung Temu putih sampai taraf 5,5% tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
terhadap konsumsi ransum, namun berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot
badan dan konversi ransum. Kesimpulan penambahan tepung Temu putih tidak nyata
berpengaruh terhadap konsumsi ransum, namun penambahan tepung Temu putih sampai level 4,5%
dalam ransum ayam broiler memberikan hasil terbaik terhadap performan ayam
broiler .<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kata Kunci :</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Temu Putih, performan, broiler.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; mso-line-height-rule: exactly; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; mso-line-height-rule: exactly; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Broiler merupakan ternak
penghasil daging yang cukup potensial dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein hewani. Keberadaan
komoditas daging ayam yang berkualitas dituntut persyaratan bebas dari residu obat-obatan.
Guna memenuhi tuntutan konsumen berupa daging ayam berkualitas biasanya
dilakukan dengan manipulasi kandungan gizi atau sumber bahan tertentu di dalam
ransum. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah pemberian suatu bahan imbuhan atau suplemen. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Suplemen dimaksudkan untuk memacu
pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi pakan dengan mengurangi mikroorganisme
pengganggu atau meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan, yang ada
dalam saluran pencernaan ayam sehingga efisiensi penggunaan pakan akan
meningkat (Tarmudji,2004). Salah satu
suplemen yang dapat digunakan adalah Temu putih (Curcuma zedoaria.Rosc). Temu putih
(<i>Curcuma zedoria.</i>Rosc) merupakan
salah satu tanaman obat yang banyak digunakan sebagai komponen dalam pembuatan
jamu (Puslitbangtri, 1992 dalam Maheswari, 2002). Secara empirik rimpangnya
berkhasiat sebagai stomakhik atau memperkuat pencernaan dan selera makan,
merangsang gerakan usus dan menghilangkan perut kembung (Salim, 1985; Taryono,
dkk, 1987). Mengandung minyak atsiri dan komponen kurkuminoid (Departemen Kesehatan
RI, 1995; Soedibyo 1998; Kartika, 1999). Hasil kromatografi gas dan lapis tipis
Laboratorium Farmakognosi FMIPA, UNPAD (2001) menunjukkan bahwa kurkumin Temu
putih tidak terdektesi, sehingga nilai manfaatnya lebih pada fungsi dari minyak
atsiri. Minyak atsiri dapat membantu pencernaan dengan merangsang sistem saraf sekresi,
sehingga keluar getah lambung yang mengandung enzim seperti pepsin, trypsin,
lipase, amylase disekresikan kedalam lambung dan usus sehingga diharapkan dapat
meningkatkan metabolisme zat-zat makanan (Guenther, 1997). Mengingat kurkumin dalam Temu putih tidak
terdeteksi, maka efek atau kerja Temu putih lebih banyak kepada minyak
atsiri. Pengaruh racun oleh minyak
atsiri bagi tubuh ternak pada dosis yang berlebihan dapat menimbulkan depresi
system syaraf dan disusul dengan kematian (Guenther,1997). Sebagai pembanding,
penelitian Mansjoer (1997) mengenai penggunaan minyak atsiri Temu putih
(Curcuma zedoaria,Rosc) dosis 450 mg, 600
mg dan 800 mg/kg bobot badan terhadap tikus putih ternyata dua dari lima tikus
yang mendapat perlakuan minyak atsiri 800mg/kg bobot badan mati dan ini
dijadikan dasar pertimbangan penentuan kadar Temu putih dalam ransum. Adanya
efek minyak atsiri terhadap fungsi atau kerja saluran pencernaan khususnya usus
halus dan bersifat racun pada dosis yang berlebihan, maka penggunaan Temu putih
yang tepat diharapkan mampu meningkatkan metabolisme tubuh dan metabolisme yang
mempengaruhi sel-sel saluran pencernaan. Oleh karena itu penelitian ini
dilaksanakan untuk mempelajari efek dari penambahanan tepung Temu putih dalam
ransum terhadap performan ayam broiler.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">MATERI
DAN METODE<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Penelitian dilakukan selama 5
minggu, dilaksanakan di desa Jelekong, Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung,
dari bulan Pebruari sampai bulan Maret 2009.
Penelitian menggunakan 100 ekor ayam broiler umur satu hari strain Cobb
yang ditempatkan secara acak pada 20 petak kandang percobaan dengan ukuran 80 x
60 x 40 cm untuk 5 ekor. Setiap kandang
dilengkapi dengan tempat makanan, tempat minuman dan lampu pijar 40 watt,
masing-masing satu buah sebagai pemanas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Bahan pakan yang digunakan untuk
menyusun ransum adalah konsentrat, jagung kuning, dedak padi, dan tepung Temu
putih. Susunan ransum penelitian dan kandungan nutrisi dan energi metabolis
ransum penelitian disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Tabel 1. Susunan Ransum
Penelitian<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-bottom-style: none; border-collapse: collapse; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; width: 650px;">
<tbody>
<tr>
<td rowspan="2" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: none; border-top: solid black 1.0pt; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid black 1.0pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 1.7in;" valign="bottom" width="163">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 27.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Bahan Pakan<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td colspan="4" style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: none; border-top: solid black 1.0pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 365.4pt;" valign="top" width="487">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Perlakuan<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 103.5pt;" valign="top" width="138">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">R0<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 94.5pt;" valign="top" width="126">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">R1<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 94.5pt;" valign="top" width="126">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">R2<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 72.9pt;" valign="top" width="97">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">R3<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border: none; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 1.7in;" valign="top" width="163">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Konsentrat (%)<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 103.5pt;" valign="top" width="138">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">38<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 94.5pt;" valign="top" width="126">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">38<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 94.5pt;" valign="top" width="126">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">38<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 72.9pt;" valign="top" width="97">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">38<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 1.7in;" valign="top" width="163">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Jagung kuning (%)<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 103.5pt;" valign="top" width="138">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">54<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 94.5pt;" valign="top" width="126">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">54<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 94.5pt;" valign="top" width="126">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">54<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 72.9pt;" valign="top" width="97">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">54<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 1.7in;" valign="top" width="163">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Dedak padi (%)<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 103.5pt;" valign="top" width="138">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">
8<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 94.5pt;" valign="top" width="126">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">
8<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 94.5pt;" valign="top" width="126">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">
8<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 72.9pt;" valign="top" width="97">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">
8<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 1.7in;" valign="top" width="163">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Temu putih(%)<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 103.5pt;" valign="top" width="138">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">
0<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 94.5pt;" valign="top" width="126">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">
3,5<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 94.5pt;" valign="top" width="126">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">
4,5<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 72.9pt;" valign="top" width="97">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">
5,5<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Tabel
2. Kandungan Nutrisi dan Energi Metabolis Ransum Penelitian<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: none; mso-border-bottom-alt: solid black 1.0pt; mso-border-top-alt: solid black 1.0pt; mso-padding-alt: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr>
<td rowspan="2" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: none; border-top: solid black 1.0pt; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid black 1.0pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 153.9pt;" valign="bottom" width="205">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 27.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Kandungan Nutrisi<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td colspan="4" style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: none; border-top: solid black 1.0pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 324.9pt;" valign="top" width="433">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Perlakuan<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 85.5pt;" valign="top" width="114">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">R0<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 81.0pt;" valign="top" width="108">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">R1<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 81.0pt;" valign="top" width="108">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">R2<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 77.4pt;" valign="top" width="103">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">R3<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border: none; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 153.9pt;" valign="top" width="205">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Protein kasar (%)<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 85.5pt;" valign="top" width="114">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">22,34<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 81.0pt;" valign="top" width="108">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">22,47<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 81.0pt;" valign="top" width="108">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">22,79<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 77.4pt;" valign="top" width="103">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">22,98<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 153.9pt;" valign="top" width="205">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Lemak kasar (%)<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 85.5pt;" valign="top" width="114">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">4,22<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 81.0pt;" valign="top" width="108">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">4,70<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 81.0pt;" valign="top" width="108">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">4,98<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 77.4pt;" valign="top" width="103">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">5,18<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 153.9pt;" valign="top" width="205">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Serat kasar (%)<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 85.5pt;" valign="top" width="114">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">5,06<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 81.0pt;" valign="top" width="108">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">5,16<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 81.0pt;" valign="top" width="108">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">5,36<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 77.4pt;" valign="top" width="103">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">5,67<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 153.9pt;" valign="top" width="205">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Ca (%)<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 85.5pt;" valign="top" width="114">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">1,51<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 81.0pt;" valign="top" width="108">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">1,53<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 81.0pt;" valign="top" width="108">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">1,54<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 77.4pt;" valign="top" width="103">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">1,56<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 153.9pt;" valign="top" width="205">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">P (%)<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 85.5pt;" valign="top" width="114">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">0,78<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 81.0pt;" valign="top" width="108">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">0,79<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 81.0pt;" valign="top" width="108">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">0,79<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 77.4pt;" valign="top" width="103">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">0,79<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 153.9pt;" valign="top" width="205">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Energi Metabolis (kkal/kg)<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 85.5pt;" valign="top" width="114">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"> 3018,44<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 81.0pt;" valign="top" width="108">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"> 3024,56<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 81.0pt;" valign="top" width="108">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"> 3028,59<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 77.4pt;" valign="top" width="103">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"> 3029,43<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Selama penelitian ,ayam hanya
diberi air minum tanpa pemberian antibiotik dan vitamin kecuali vaksin. Vaksinasi
ND diberikan melalui tetes mata pada umur 3 hari dan vaksinasi gumboro dilakukan pada umur 14 hari dan vaksinasi ND
lasota diberikan pada umu 21 hari dengan cara injeksi. Parameter yang diukur adalah konsumsi ransum,
pertambahan bobot badan dan konversi ransum. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: 27.0pt; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">HASIL
DAN PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Hasil pengukuran penambahan Temu
putih dalam ransum ayam broiler berupa konsumsi ransum, pertambahan bobot badan
dan konversi ransum untuk masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 49.65pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -49.65pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Tabel 3. Rataan Konsumsi Ransum, Pertambahan Bobot
Badan dan Konversi Ransum Ayam Broiler
Masing-masing Perlakuan <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 5.4pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-insideh: .5pt solid black; mso-border-insidev: .5pt solid black; mso-padding-alt: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr>
<td rowspan="2" style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: none; border-top: solid black 1.0pt; mso-border-bottom-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 130.5pt;" valign="bottom" width="174">
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Parameter <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td colspan="4" style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: none; border-top: solid windowtext 1.0pt; mso-border-bottom-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 342.9pt;" width="457">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Perlakuan<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 88.0pt;" valign="top" width="117">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">R0<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 84.95pt;" valign="top" width="113">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">R1<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 84.95pt;" valign="top" width="113">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> R2<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-bottom-alt: solid black .5pt; mso-border-right-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 85.0pt;" valign="top" width="113">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">R3<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border: none; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 130.5pt;" valign="top" width="174">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Konsumsi
Ransum (g)<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 88.0pt;" valign="top" width="117">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">2545,35
<sup>a<o:p></o:p></sup></span></div>
</td>
<td style="border: none; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 84.95pt;" valign="top" width="113">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> 2465,28 <sup>a<o:p></o:p></sup></span></div>
</td>
<td style="border: none; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 84.95pt;" valign="top" width="113">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">2426,16<sup> a</sup>
<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; mso-border-top-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 85.0pt;" valign="top" width="113">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">2437,30 <sup>a<o:p></o:p></sup></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 130.5pt;" valign="top" width="174">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pertambahan bobot
badan (g)<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 88.0pt;" valign="top" width="117">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> 1480,13 <sup>a</sup> <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 84.95pt;" valign="top" width="113">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> 1590,69 <sup>b</sup><o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 84.95pt;" valign="top" width="113">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> 1656,21 <sup>b<o:p></o:p></sup></span></div>
</td>
<td style="border: none; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 85.0pt;" valign="top" width="113">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> 1501,32
<sup>a<o:p></o:p></sup></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 130.5pt;" valign="top" width="174">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Konversi Ransum<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 88.0pt;" valign="top" width="117">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> 1,71 <sup>a<o:p></o:p></sup></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 84.95pt;" valign="top" width="113">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> 1,55
<sup>b<o:p></o:p></sup></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 84.95pt;" valign="top" width="113">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> 1,47 <sup>b<o:p></o:p></sup></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid black .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 85.0pt;" valign="top" width="113">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> 1,62
<sup>a <o:p></o:p></sup></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pengaruh perlakuan Terhadap
Konsumsi Ransum<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Berdasarkan hasil analisis Sidik
ragam menunjukkan bahwa pemberian berbagai level tepung Temu putih dalam ransum
ayam broiler tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum. Hal tersebut menggambarkan bahwa keberadaan Temu
putih sampai taraf 5,5 % masih dapat direspon dengan baik dan cukup efektif
untuk memperoleh konsumsi ransum yang normal. Tidak terjadinya pengaruh yang
nyata terhadap konsumsi ransum karena ransum memiliki palatabilitas yang baik, dan
bentuk fisik ransum dalam bentuk <i>crumble</i>
serta mengandung serat kasar yang
rendah. Ransum yang mengandung tepung Temu putih menghasilkan aroma wangi karena Temu putih mengandung zat aktif yaitu
kurkumin dan minyak atsiri yang dapat meningkatkan napsu makan. Zat aktif
kurkumin dalam Temu putih mempunyai aktivitas kolagoga yang berfungsi
meningkatkan produksi dan sekresi empedu yang berguna untuk mengemulsikan lemak serta dapat
menurunkan kadar lemak tubuh. Sementara
minyak atsiri dalam Temu putih dapat merangsang peningkatan relaksasi usus
halus sehingga akan terjadi peningkatan pencernaan dan penyerapan zat-zat
makanan (Mahendra,2005). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Penggunaan tepung Ttemu putih
dalam ransum sampai 5,5% tidak menyebabkan penurunan konsumsi ransum. Ini berarti bahwa penggunaan tepung Temu
putih aman dikonsumsi dan Temu putih dapat digolongkan <i>feed additive</i> dan dapat direspon baik oleh ternak bersangkutan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pengaruh
Perlakuan Terhadap Pertambahan Bobot Badan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dari Tabel 3 terlihat bahwa rataan
pertambahan bobot badan pada perlakuan R<sub>1 </sub>( 3,5% Temu putih) dan R <sub>2
</sub>(4,5 % Temu putih) nyata lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan
perlakuan R<sub>0</sub>, dan R<sub>3 </sub>.Bila dikaitkan dengan konsumsi
ransum antar perlakuan yang sama, ini berarti level Temu putih 3,5 – 4,5% dalam
ransum mampu meningkatkan pertambahan bobot badan, sedangkan pada level 5,5%
terjadi penurunan pertambahan bobot badan.
Hal ini adanya efek minyak atsiri terhadap kerja saluran pencernaan
khususnya usus halus dan bersifat racun pada dosis yang berlebihan. Pada perlakuan R3 terlihat adanya
keterbatasan dari fungsi atau kerja minyak atsiri sehingga terjadi penurunan
pertambahan bobot badan, walaupun masih dalam batas normal. Kandungan komponen
zat aktif dari Temu putih yang member nilai manfaat adalah pada fungsi dari
minyak atsiri karena kandungan kurkuminnya tidak terdeteksi. Keterkaitan minyak atsiri dengan bobot badan
yang dihasilkan menampakkan efek kerja terhadap kecernaan protein dalam
terbentuknya jaringan tubuh hewan termasuk daging. Fakta yang ditemukan
memberikan suatu gambaran bahwa Temu putih tidak menimbulkan efek negatif terhadap rataan pertambahan bobot badan,
sehingga Temu putih dapat menjadi bahan <i>feed
additive </i>dalam ransum ayam broiler terutama
pada dosis yang tepat. Afifah dan Lentera (2002) dan Mangisah (2003)
yang menyatakan bahwa penambahan temulawak dapat meningkatkan bobot badan dan
menurunkan kadar kolesterol darah ayam broiler
akibat adanya kerja dari kurkumin dan minyak atsiri dari Temulawak. <sub><o:p></o:p></sub></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pengaruh Perlakuan
Terhadap Konversi Ransum<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat
bahwa penambahan tepung Temu putih terhadap nilai konversi memberikan
peningkatan yang positif. Rataan nilai nilai konversi ransum perlakuan
penambahan 3,5 – 4,5% Temu putih nyata lebih rendah dari ransum tanpa Temu
putih dan ransum yang mengandung 5,5% Temu putih. Nilai konversi ransum
dipengaruhi oleh konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan. Hasil penelitian
menunjukkan pertambahan bobot badan cenderung meningkat sejalan dengan semakin
tingginya penggunaan Temu putih dalam ransum, sedangkan konsumsi ransum
perlakuan tidak berbeda sehingga menyebabkan nilai konversi ransum cenderung
menurun. Adanya minyak atsiri pada Temu putih dapat membantu pencernaan dengan
merangsang system saraf sekresi.sehingga keluar getah lambung yang mengandung
enzim seperti lipase, amylase dan tripsiun disekresikan ke dalam lambung dan
usus, Akibatnya ayam mampu merombak
seluruh amilosa yang kompleks, sehingga mudah diserap dan dirombak menjadi
daging. Sejalan dengan pendapat Widodo (2002) dan Desmayati (2007) yang
menyatakan bahwa zat bioaktif yang dikandung ramuan herbal seperti Temulawak
dan Temu putih diduga mengandung zat yang dapat memperbaiki metabolisme
karbohidrat dan memetabolisir lemak dalam tubuh, sehingga dapat meningkatkan
efisiensi pakan dan kesehatan ternak.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">KESIMPUAN
DAN SARAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa Penambahan Temu putih dalam ransum
ayam broiler sampai batas penambahan
4,5% mampu meningkatkan pertambahan bobot badan dan menurunkan nilai konversi
ransum, disarankan Temu putih dapat dicampur dalam ransum ayam broiler tidak
melebihi 4,5%. Pemberian yang berlebih
akan menurunkan performan ayam broiler. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">DAFTAR
PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Afifah,E.
dan Lentera.2003. <i>Kasiat dan Manfaat
Rimpang Temulawak dalam Penyembuhan Aneka Penyakit</i>. Agromedi Pustaka, Jakarta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. 1995. <i>Informasi
Simplisia Asing. </i>Direktorat Pengawasan Obat Tradisional. Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan, Depkes RI. Jakarta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desmiati
dan Zainuddin. 2007. <i>Tanaman Obat
Meningkatkan Efisiensi Pakan dan Kesehatan Ternak Unggas. </i>Journal Ilmu
Ternak dan Veteriner Balai Penelitian Ternak. Bogor. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Griffiths,
L.S. Lesson and J.D. Summers. 1997.<i>Fat
Deposition in Broiler . Influence of System of Dietary Energy Evaluation and
Level of Various Fat Sources on Abdominal Fat Pad Size. </i>Poult. Sci. 56:1018
-1026.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Guenther.
E. 1997. <i>Minyak Atsiri.</i> Diterjemahkan
oleh S.Ketaren. Universitas Indonesia. Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kartika
Ning Tyas. 1999. <i>Temu Putih. </i><a href="http://www.202.155.39.179/weblm/pdii-lipi/jurnal%20LIPI/prosea/1999/271999/artikeltemuputih.%20htm">http://www.202.155.39.179/weblm/pdii-lipi/jurnal%20LIPI/prosea/1999/271999/artikeltemuputih.
htm</a>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Maheswari.
2002. <i>Pemanfaatan Obat Alami: Potensi dan
Prospek Pengembangannya. </i>Puslitbangtri Departemen Pertanian. Bogor.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mangisah,
I. 2005. <i>Pemanfaatan Kunyit (Curcuma
demastika,Val) atau Temulawak (Curcuma xantorrhiza,Roxb) untuk Menurunkan Kadar
Kolesterol Daging Ayam Broiler. </i><a href="file:///A:/curcumin/kunyt/temulawak/cari">File://A:/curcumin/kunyt/temulawak/cari</a>
1htm.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mansjoer,S.
1997. <i>Effek Antiradang Minyak Atsiri Temu
Putih (Curcuma zedoaria Rosc, Zingibeaceae) terhadap Udem Buatan Tikus Putih
Betina Galus Wister.</i> Majalah Farmasi Indonesia. Vol.8 (1). Jakarta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Salim.
R.1995. <i>Manfaat Temu Putih (Curcuma
zedoaria,Rosc) Tidak Kalah dengan Rimpang Temulawak. </i>Lembaga Penelitian
Universitas Padjadjaran. Bandung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Soedibyo,
Mooryati. 1998. <i>Alam Sumber
Kesehatan,Manfaat dan Kegunaan</i>. Jakarta, Balai Pustaka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-line-height-rule: exactly; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Taryono,
E.M., Rachmat S. dan A. Sardina. 1987.<i>Plasma
Nutfah Tanaman Temu-temu.</i> Edisi Khusus Litro III (1). Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat. Bogor.<b><o:p></o:p></b></span></div>Anita Adriana Anashttp://www.blogger.com/profile/10868112968115903263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5062619921748973044.post-54307265760787368232012-03-21T08:28:00.000-07:002012-03-21T08:28:56.237-07:00Uji Aktivitas Antioksidan Dan Toksisitas Ekstrak Metanol Beberapa Jenis Benalu<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b>Uji Aktivitas Antioksidan Dan Toksisitas <o:p></o:p></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span lang="NO-BOK">Ekstrak Metanol
Beberapa Jenis Benalu<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<u>Akhmad Darmawan</u>,
Andini Sundowo, Sofa Fajriah, Nina Artanti<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI">Pusat Penelitian Kimia – Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="FI">Kawasan PUSPIPTEK, Serpong – Tangerang 15314<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Abstrak<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Gerakan kembali ke alam ”<i>back to nature </i>” yang kini semakin
banyak dilakukan baik oleh negara-negara maju maupun berkembang termasuk di
dalamnya Indonesia, telah memberikan semangat baru bagi kalangan para peneliti
yang berkecimpung di dalam bidang tersebut. Banyak tanaman obat di Indonesia
yang belum dikembangkan, diantaranya adalah benalu. Banyak orang percaya bahwa
benalu dapat digunakan sebagai obat kanker, padahal terdapat banyak jenis
benalu yang hidup di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan
ekstraksi dan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH serta uji toksisitas
dengan menggunakan metode BSLT terhadap 5 (lima) jenis benalu yang berbeda
yaitu <i>Dendrophthoe pentandra</i> L. Miq.,
<i>Scurulla </i>sp., <i>Macrosolen cochinchinensis</i>, <i>Helixanthera
setigera</i>, dan <i>Dendrothrophe of
Umbullata</i>.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dari hasil uji aktivitas
antioksidan dapat diketahui bahwa kelima jenis benalu tersebut di atas
mempunyai aktivitas antioksidan yang beragam, ini dapat di lihat dari nilai IC<sub>50</sub>
yang diperoleh masing-masing 26,7; 66,8; 118,2; 62,9; dan 23,9 ppm. Sementara
dari hasil uji toksisitas hanya benalu jenis <i>Dendrotrophe of Umbullata</i> yang bersifat toksik dengan nilai LD<sub>50</sub>
sebesar 407.38 ppm.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kata kunci : benalu, antioksidan,
toksisitas<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Pendahuluan<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Indonesia adalah
salah satu negara mega biodiversity dengan kekayaan alam yang melimpah dan
beraneka ragam, namun hanya sebagian kecil yang telah diekplorasi, diteliti
serta dimanfaatkan. Penyakit degeneratif seperti kanker, tekanan darah tinggi, penyakit
gula, dan lain sebagainya semakin banyak dan mudah ditemui di kalangan
masyarakat kita, pada dasarnya penyakit degeneratif tersebut diakibatkan karena
proses metabolisme tubuh yang menghasilkan radikal bebas berlebihan sehingga
mengakibatkan kerusakan pada fungsi sel-sel tubuh (Helliwel dan Gutteridge,
1989). Berbagai macam jenis obat telah diproduksi, baik merupakan hasil
sintesis kimia maupun dari sumber daya alam. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Tanaman obat di
Indonesia telah lama dikenal dan gunakan secara turun temurun dan diwariskan
dari satu geerasi ke generasi berikutnya, namun hanya sebagian kecil yang telah
diteliti secara tuntas perihal kandungan senyawa aktifnya, aktivitasnya (aik
secara in vitro maupun in vivo) maupun cara kerjanya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Benalu adalah
salah satu tanaman obat yang banyak terdapat di berbagai daerah di Indonesia,
dan belum banyak diteliti. Benalu telah dikenal dan diketahui oleh masyarakat
luas sebagai salah satu tanaman yang mempunyai khasiat sebagai obat penyakit
kanker, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya jenis ramuan daun benalu yang
diperjualbelikan (khususnya benalu teh). Berdasarkan atas informasi tersebut di
atas dan untuk menunjang serta melengkapi informasi yang bermanfaat mengenai
tanaman obat benalu ini, maka dilakukan penelitian yang berhubungan dengan
tanaman benalu ini. Dalam penelitian ini dilakukan proses ekstraksi dari 5
(lima) benalu dengan jenis yang berbeda yaitu <i>Dendrophthoe pentandra</i> L. Miq., <i>Scurulla
</i>sp., <i>Macrosolen cochinchinensis</i>, <i>Helixanthera setigera</i>, dan <i>Dendrothrophe of Umbullata</i>, serta
dilakukan pengujian terhadap aktivitas antioksidan serta toksisitas terhadap
kelima sampel benalu dengan menggunakan metode peredaman radikal bebas DPPH (<i>DPPH</i> <i>free
radical scavenging effect</i>) dan BSLT (<i>brine
shrimp lethality test</i>), untuk mengetahui tingkat aktivitas antioksidan
serta tingkat toksisitasnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b>Bahan dan Alat<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i>Bahan </i>: yang digunakan adalah sampel 5
jenis benalu yang berbeda (<i>Dendrophthoe
pentandra</i> L. Miq., <i>Scurulla </i>sp., <i>Macrosolen cochinchinensis</i>, <i>Helixanthera setigera</i>, dan <i>Dendrothrophe of Umbullata</i>), methanol, air
laut, etanol, DPPH.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i>Alat </i>: yang digunakan adalah tabung
reaksi, pipet, vortek, spektrofotometer, kuvet.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b>Metodologi<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Pada penelitian
ini dilakukan 2 (dua) buah pengujian aktivitas, dengan terlebih dahulu
dilakukan proses ekstraksi sampel menggunakan pelarut organic methanol, yaitu
aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode peredaman radikal bebas DPPH (<i>DPPH free radical scavenging effect</i>) dan
pengujian toksisitas dengan menggunakan metode BSLT (<i>brine shrimp lethality test</i>).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i>Ekstraksi </i>: ekstraksi dilakukan terhadap
sampel benalu dengan cara maserasi menggunakan pelarut organik methanol, untuk
kemudian ekstrak methanol cair sampel tersebut di pekatkan menggunakan rotary
evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat methanol untuk kemudian di lakukan
preparasi dan persiapan pengujian antioksidan dan toksisitas.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i>Antioksidan </i>: pengujian aktivitas
antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode peredaman radikal bebas DPPH
(Hatano, 1988 dan Yeh-Cen 1995) yang mendasarkan prinsip kerjanya pada sampel
(mengandung senyawa bersifat antioksidan) yang dapat meredam radikal bebas
(DPPH). Mekanisme reaksi metode DPPH adalah sebagai berikut :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<!--[if gte vml 1]><v:shapetype
id="_x0000_t202" coordsize="21600,21600" o:spt="202" path="m,l,21600r21600,l21600,xe">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
</v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1026" type="#_x0000_t202" style='position:absolute;
left:0;text-align:left;margin-left:56.4pt;margin-top:6.6pt;width:312.9pt;
height:117pt;z-index:251657728;mso-wrap-style:none' filled="f" stroked="f"/><![endif]--><!--[if !vml]-->
</div>
<table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td height="9" width="75"></td>
</tr>
<tr>
<td></td>
<td height="160" style="vertical-align: top;" width="421"><!--[endif]--><!--[if !mso]--><span style="left: 0pt; mso-ignore: vglayout; position: absolute; z-index: 251657728;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td><!--[endif]-->
<div class="shape" style="padding: 3.6pt 7.2pt 3.6pt 7.2pt;" v:shape="_x0000_s1026">
<div class="MsoNormal">
<!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75"
coordsize="21600,21600" o:spt="75" o:preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe"
filled="f" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"/>
<v:f eqn="sum @0 1 0"/>
<v:f eqn="sum 0 0 @1"/>
<v:f eqn="prod @2 1 2"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @0 0 1"/>
<v:f eqn="prod @6 1 2"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="sum @8 21600 0"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @10 21600 0"/>
</v:formulas>
<v:path o:extrusionok="f" gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
<o:lock v:ext="edit" aspectratio="t"/>
</v:shapetype><v:shape id="_x0000_i1025" type="#_x0000_t75" style='width:298.5pt;
height:106.5pt' o:ole="">
<v:imagedata src="file:///C:\Users\Maizun\AppData\Local\Temp\OICE_D65AF46A-5469-4F9E-9385-FDCDC63A5647.0\msohtmlclip1\01\clip_image001.wmz"
o:title=""/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img height="142" src="file:///C:/Users/Maizun/AppData/Local/Temp/OICE_D65AF46A-5469-4F9E-9385-FDCDC63A5647.0/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif" v:shapes="_x0000_i1025" width="398" /><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OLEObject Type="Embed" ProgID="ChemDraw.Document.5.0"
ShapeID="_x0000_i1025" DrawAspect="Content" ObjectID="_1393877590">
</o:OLEObject>
</xml><![endif]--><o:p></o:p></div>
</div>
<!--[if !mso]--></td>
</tr>
</tbody></table>
</span><!--[endif]--><!--[if !mso & !vml]--> <!--[endif]--><!--[if !vml]--></td>
</tr>
</tbody></table>
<!--[endif]--><o:p> </o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<br clear="ALL" />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
A<span style="font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ntioksidan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">
<span style="font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil 1,1-Difenil-2-picrilhidrazin<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Sampel dibuat
dilarutkan dalam pelarut methanol atau aquadest, dibuat dengan 4 (empat)
konsentrasi berbeda, ditambah dengan DPPH (sebagai sumber radikal bebas),
kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC selama 30 menit, lalu diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 317 nm.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i>Toksisitas</i> : pengujian toksisitas
dilakukan dengan menggunakan metode BSLT (<i>brine
shrimp lethality test</i>), telur udang <i>Artemisia
salina </i>Leach. Ditetaskan dalam air laut dengan bantuan lampu TL, kemudian
larva udang yang telah menetas dan berusia kurang lebih 48 jam, dimasukkan ke dalam
sampel yang dibuat dalam 3 (tiga) konsentrasi berbeda) dengan menggunakan
pelarut air laut. Kemudian jumlah larva udang yang mati dan yang masih hidup di
hitung untuk kemudian digunakan untuk menetukan tingkat toksisitasnya (LD<sub>50</sub>).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b>Hasil dan Pembahasan<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dari uji aktivitas antioksidan
diperoleh hasil sebagai berikut :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center">
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-bottom-style: none; border-collapse: collapse; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; margin-left: -7.05pt; width: 430px;">
<tbody>
<tr style="height: 12.75pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td nowrap="" style="border: solid windowtext 1.0pt; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 163.55pt;" valign="bottom" width="218">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b>Jenis Benalu<o:p></o:p></b></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 75.05pt;" valign="bottom" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b>IC<sub>50</sub> (ppm)<o:p></o:p></b></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 84.15pt;" valign="bottom" width="112">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b>Keterangan<o:p></o:p></b></div>
</td>
</tr>
<tr style="height: 12.75pt; mso-yfti-irow: 1;">
<td nowrap="" style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 163.55pt;" valign="bottom" width="218">
<div class="MsoNormal">
<i>Scurulla </i>sp.<i><o:p></o:p></i></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 75.05pt;" valign="bottom" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
26.684<o:p></o:p></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 84.15pt;" valign="bottom" width="112">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
aktif<o:p></o:p></div>
</td>
</tr>
<tr style="height: 12.75pt; mso-yfti-irow: 2;">
<td nowrap="" style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 163.55pt;" valign="bottom" width="218">
<div class="MsoNormal">
<i>Dendrothrophe of
Umbullata<o:p></o:p></i></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 75.05pt;" valign="bottom" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
66.809<o:p></o:p></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 84.15pt;" valign="bottom" width="112">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
aktif<o:p></o:p></div>
</td>
</tr>
<tr style="height: 12.75pt; mso-yfti-irow: 3;">
<td nowrap="" style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 163.55pt;" valign="bottom" width="218">
<div class="MsoNormal">
<i>Helixanthera
setigera<o:p></o:p></i></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 75.05pt;" valign="bottom" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
118.157<o:p></o:p></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 84.15pt;" valign="bottom" width="112">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
aktif<o:p></o:p></div>
</td>
</tr>
<tr style="height: 12.75pt; mso-yfti-irow: 4;">
<td nowrap="" style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 163.55pt;" valign="bottom" width="218">
<div class="MsoNormal">
<i>Macrosolen
cochinchinensis<o:p></o:p></i></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 75.05pt;" valign="bottom" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
62.991<o:p></o:p></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 84.15pt;" valign="bottom" width="112">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
aktif<o:p></o:p></div>
</td>
</tr>
<tr style="height: 12.75pt; mso-yfti-irow: 5; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td nowrap="" style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 163.55pt;" valign="bottom" width="218">
<div class="MsoNormal">
<i>Dendrophthoe
pentandra<o:p></o:p></i></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 75.05pt;" valign="bottom" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
23.944<o:p></o:p></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 84.15pt;" valign="bottom" width="112">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
aktif<o:p></o:p></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
hasil tersebut
menunjukkan bahwa dari kelima benalu yang berasal dari jenis yang berbeda
memberikan hasil aktivitas antioksidan yang juga berbeda, namun dari kelima
jenis benalu tersebut hanya jenis benalu <i>Scurulla
</i>sp. dan <i>Dendrophthoe pentandra</i>
yang memberikan hasil aktivitas antioksidan yang cukup tinggi dengan IC<sub>50</sub>
sebesar 26,7 dan 23,9 ppm, sementara benalu <i>Dendrothrophe
of Umbullata</i> dan <i>Macrosolen
cochinchinensis</i> juga mempunyai aktivitas antioksidan yang cukup aktif
dengan nilai IC<sub>50</sub> sebesar 66,8 dan 62,9 ppm, dan hanya benalu <i>Helixanthera setigera</i> yang mempunyai
aktivitas antioksidan lebih rendah dibandingkan benalu lainnya dengan IC<sub>50</sub>
sebesar 118,2 ppm. Namun secara keseluruhan, dari kelima jenis benalu yang
dilakukan pengujian aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode
peredaman radikal bebas DPPH dapat diketahui bahwa semua benalu tersebut
mempunyai aktivitas antioksidan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Berbeda dengan
hasil yang diperoleh pada pengujian aktivitas antioksidan, pada pengujian
tingkat toksisitas dengan menggunakan metode BSLT, diperoleh hasil sebagai
berikut :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center">
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-bottom-style: none; border-collapse: collapse; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; margin-left: 5.4pt; width: 439px;">
<tbody>
<tr style="height: 12.75pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td nowrap="" style="border: solid windowtext 1.0pt; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 160.55pt;" valign="bottom" width="214">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b>Jenis Benalu<o:p></o:p></b></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 77.25pt;" valign="bottom" width="103">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b>LD<sub>50</sub> (ppm)<o:p></o:p></b></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 91.25pt;" valign="bottom" width="122">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b>Keterangan<o:p></o:p></b></div>
</td>
</tr>
<tr style="height: 12.75pt; mso-yfti-irow: 1;">
<td nowrap="" style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 160.55pt;" valign="bottom" width="214">
<div class="MsoNormal">
<i>Scurulla </i>sp.<i><o:p></o:p></i></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 77.25pt;" valign="bottom" width="103">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
>1000<o:p></o:p></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 91.25pt;" valign="bottom" width="122">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
tidak toksik<o:p></o:p></div>
</td>
</tr>
<tr style="height: 12.75pt; mso-yfti-irow: 2;">
<td nowrap="" style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 160.55pt;" valign="bottom" width="214">
<div class="MsoNormal">
<i>Dendrothrophe of
Umbullata<o:p></o:p></i></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 77.25pt;" valign="bottom" width="103">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
821.67<o:p></o:p></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 91.25pt;" valign="bottom" width="122">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
toksik<o:p></o:p></div>
</td>
</tr>
<tr style="height: 12.75pt; mso-yfti-irow: 3;">
<td nowrap="" style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 160.55pt;" valign="bottom" width="214">
<div class="MsoNormal">
<i>Helixanthera
setigera<o:p></o:p></i></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 77.25pt;" valign="bottom" width="103">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
>1000<o:p></o:p></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 91.25pt;" valign="bottom" width="122">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
tidak toksik<o:p></o:p></div>
</td>
</tr>
<tr style="height: 12.75pt; mso-yfti-irow: 4;">
<td nowrap="" style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 160.55pt;" valign="bottom" width="214">
<div class="MsoNormal">
<i>Macrosolen cochinchinensis<o:p></o:p></i></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 77.25pt;" valign="bottom" width="103">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
>1000<o:p></o:p></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 91.25pt;" valign="bottom" width="122">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
tidak toksik<o:p></o:p></div>
</td>
</tr>
<tr style="height: 12.75pt; mso-yfti-irow: 5; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td nowrap="" style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 160.55pt;" valign="bottom" width="214">
<div class="MsoNormal">
<i>Dendrophthoe
pentandra<o:p></o:p></i></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 77.25pt;" valign="bottom" width="103">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
>1000<o:p></o:p></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 12.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 91.25pt;" valign="bottom" width="122">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
tidak toksik<o:p></o:p></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
dari hasil
tersebut di atas terlihat bahwa hanya benalu jenis <i>Dendrothrophe of Umbullata</i> yang mempunyai tingkat toksisitas yang
aktif walaupun berada pada tingkat aktivitas yang relative rendah (dengan
asumsi perhitungan tingkat LD<sub>50</sub> > 1000 dinyatakan tidak toksik).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Berdasarkan pada
kedua hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa kelima jenis benalu yang
diuji, semunya memiliki potensi sebagai sumber antioksidan alami yang diharapkan
dapat dikembangkan dan diteliti lebih lanjut, terlebih juga kelima jenis benalu
tersebut juga tidak memiliki sifat toksik kecuali untuk benalu <i>Dendrothrophe of Umbullata</i> yang sedikit
toksik, sehingga relatif aman untuk dikonsumsi oleh tubuh jika berhasil
dikembangkan sebagai sumber antioksidan alami.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b>Kesimpulan<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Berdasarkan
hasil pengujian aktivitas antioksidan dan toksisitas terhadap 5 (lima) macam
benalu dari jenis yang berbeda, dapat disimpulkan bahwa kelima jenis benalu
tersebut mempunyai potensi sebagai sumber antioksidan alami terlebih lagi
dengan tingkat toksisitas negative yang dimilikinya, akan lebih menguntungkan
jika dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber antioksidan alami, namun
tentunya semuanya masih memerlukan penelitian dan pengujian yang lebih lanjut
sebelum akhirnya dapat dimanfaatkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;">
<b>Daftar
Pustaka.<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 27.0pt; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;">
Akhmad
Darmawan, 2004. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Aktif ANtioksidan Metode
Peredaman Radikal Bebas DPPH (<i>1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl</i>)
Dari Ekstrak Daun Benalu Cemara (<i>Dendrophthoe
pentandra </i>(L.) Miq.)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 27.0pt; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;">
Jamilah,
2003. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Sitotoksik Dari DAun Benalu Duku, <i>Macrosolen cochinchinensis</i> (Lour.) van
Tiegh., Tesis Magister Sains Ilmu Kimia, Program Pasca Sarjana Universitas
Indonesia.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 27.0pt; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;">
Windono,
T., S. Soediman, U. Yudawati, E. Ermawati, A. Srielita, T.I. Erowati, 2001. Uji
Peredaman Radikal Bebas Terhadap 1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) dari
ekstrak Kulit Buah dan Biji Anggur (<i>Vitis
vinifera </i>L.) Probolinggo Biru dan Bali. Artocarpus Media Phrmaceutica
Indonesiana. Hal. 34-43.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 27.0pt; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;">
<span lang="NO-BOK">Helliwel, B. dan J.M.C.
Gutteridge, 1999. </span>Free radical in Biology and Medicine. 3<sup>rd</sup>
ed. Oxford: University press. Hal. 23-31, 105-115.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 27.0pt; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;">
Santa,
I.G.P. 1998. STudi Kemotaksonomi-Farmakognosi Benalu Antikanker <i>Scurulla atropurpurea </i>(Bl.) Dans. Dan <i>Dendrophthoe pentandra </i>(L.) Miq., Warta
Tumbuhan Obat Indonesia. The Journal on Indonesian Medicinal Plants, Vol. 4.
No. 4. Hal 14-15.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 27.0pt; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;">
Yen,
G.C. dan H.Y. Chen. 1995. Antioxidant Activity of Various Tea Extracts in
Relation to Their Antimutagenicity. J. Agric. Food. Chem. Hal 27-32.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>Anita Adriana Anashttp://www.blogger.com/profile/10868112968115903263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5062619921748973044.post-49175636286155469082012-03-21T07:43:00.000-07:002012-03-21T07:43:36.097-07:00ETNOFARMAKOGNOSI, CIKAL BAKAL PENEMUAN OBAT BARU<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">ETNOFARMAKOGNOSI, CIKAL BAKAL PENEMUAN OBAT BARU<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Oleh : Moelyono MW<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Etnofarmakognosi adalah bagian dari ilmu farmasi yang mempelajari penggunaan obat dan cara pengobatan yang dilakukan oleh etnik atau suku bangsa tertentu. Ruang lingkup etnofarmakognosi meliputi obat serta cara pengobatan menggunakan bahan alam. Masyarakat etnik suatu daerah mempunyai kebudayaan dan kearifan lokal yang khas sesuai dengan daerahnya masing-masing. Hal tersebut berdampak pada pengetahuan obat dan pengobatan tradisionalnya. Berbagai etnik atau suku bangsa di Indonesia mempunyai pengalaman empiris masing-masing dalam mengatasi gangguan kesehatan. Pengetahuan empirik etnis berbeda pada setiap wilayah tergantung pada sifat khas dan kearifan budaya (cultural wisdom) masing-masing. Etnofarmakognosi merupakan bagian dari ilmu pengobatan masyarakat tradisional yang seringkali terbukti secara empiris dan setelah melalui pembuktian-pembuktian ilmiah dapat ditemukan atau dikembangkan senyawa obat baru.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Masyarakat etnik tradisional umumnya mempunyai budaya kehidupan yang juga tradisional, termasuk dalam hal pemeliharaan kesehatan. Budaya tradisional yang kuat menyebabkan pengetahuan obat dan cara pengobatan juga diperoleh secara turun temurun, terbatas dalam pengetahuan jenis penyakit dan cara penanggulangannya. Kehidupan yang menyatu dengan alam dan keyakinan bahwa dirinya merupakan bagian dari alam menumbuhkan kesadaran bahwa alam adalah penyedia obat bagi dirinya dan masyarakatnya. Mulai dari sinilah berkembang pengertian obat tradisional. Obat tradisional Indonesia merupakan bagian dari sosio budaya bangsa yang menjadi salah satu aset kekayaan bangsa Indonesia. Bagian integral sosio budaya bangsa mempunyai makna bahwa keberadaan dan eksistensi obat tradisional dalam era modernisasi di segala bidang, khususnya dalam bidang kesehatan, menjadi tanggung jawab seluruh komponen bangsa. Kemajuan ilmu dan teknologi yang merambah hampir semua bidang ilmu, termasuk teknologi kesehatan pada umumnya, serta teknologi farmasi pada khususnya, menyebabkan pergeseran pola konsumsi dan penggunaan obat-obatan. Modernisasi menyebabkan perubahan perilaku dan pola hidup, yang berdampak pada penggunaan dan konsumsi obat. Obat tradisional Indonesia yang pada awalnya merupakan produk obat kebanggaan bangsa, perlahan terkikis oleh budaya teknologi yang menjadi tumpuan pola pikir masyarakat. Perkembangan ilmu kimia organik sintetis menghasilkan molekul kimia organik berkhasiat obat dengan jumlah yang fantastis. Industri kimia organik sintetis memacu industri farmasi menghasilkan obat-obat yang berbahan baku senyawa sintetis. Industri obat berbahan kimia sintetis menyebabkan tumbuh kembang industri farmasi yang luar biasa, namun di sisi lain, industri obat tradisional yang berbahan baku herbal terancam kelangsungan hidupnya. Persaingan tidak sehat mulai mucul. Industri obat berbahan kimia sintetis yang dipelopori oleh industri obat negara-negara maju melontarkan isue tentang obat tradisional yang belum teruji khasiatnya secara klinik. Pola pikir masyarakat yang mulai beranjak modern menerima isue tersebut sebagai sesuatu yang benar, sehingga perlahan penggunaan dan segmen pengguna obat tradisional mulai berkurang. Obat tradisional mengalami kemunduran, obat berbahan kimia sintetis mulai menguasai pasaran. Hukum ekonomi mulai berlaku, permintaan yang tinggi menyebabkan harga obat berbahan kimia sintetis menjadi tidak terjangkau masyarakat tingkat menengah ke bawah, sementara obat tradisional telah ditinggalkan karena krisis kepercayaan. Indonesia, sebagai negara dengan mega diversivitas flora yang konon menduduki tingkat tertinggi kedua setelah Brazilia, seharusnya mempunyai pemikiran untuk mengembangkan kekayaan yang tidak terhingga nilainya tersebut. Industri obat berbahan kimia sintetis boleh saja maju pesat, tapi hal itu tidaklah harus berarti bahwa obat tradisional Indonesia hanya tinggal sejarah atau cerita saja. Indonesia adalah negara yang mempunyai potensi kekayaan alam dan budaya sangat bervariasi, yang bila berkembang sinergis akan menghasilkan sesuatu yang berarti bagi bangsa pada khususnya, dan bagi dunia pada umumnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Obat tradisional seringkali merupakan cikal bakal penemuan obat baru. Sejarah membuktikan bahwa Cinchonine, suatu alkaloid yang menjadi obat terpilih untuk mengatasi malaria, merupakan metabolit sekunder yang berasal dari kulit batang pohon kina (Cinchona succirubra L., C. calisaya L, atau C. ledgeriana L.). Penelitian yang mengarah pada penemuan alkaloid kina sebagai obat malaria bukanlah karena kebetulan belaka, tetapi dilandasi oleh penggunaan tradisional kulit kina untuk mengatasi gangguan demam oleh masyarakat di berbagai daerah endemik malaria.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Dalam pencarian dan pengembangan obat baru, pengetahuan etnofarmakognosi banyak memberi arahan pendahuluan. Sebagai ilustrasi, untuk mengatasi gangguan diare, hampir seluruh komunitas etnik di Indonesia, terutama di Indonesia bagian Barat, menggunakan godogan pucuk daun jambu biji (Psidium guajava L.). Penelitian farmakologi yang telah banyak dilakukan memberi arahan bahwa pucuk daun jambu biji dapat digunakan untuk mengatasi gangguan diare karena senyawa kimia golongan tanin yang dikandungnya. Pengetahuan tersebut memberikan kemungkinan dilakukannya pencarian dan pengembangan obat baru dengan aktivitas antidiare yang berasal dari tumbuhan. Penelitian untuk pengembangan obat tradisional untuk mengatasi gangguan diare berdasarkan penggunaan etnofarmakognosi tersebut kini telah banyak menghasilkan berbagai formula obat herbal antidiare yang harganya dapat dijangkau masyarakat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">sumber : </span><a href="http://farmasi.unpad.ac.id/blog/etnofarmakognosi-cukal-bakal-penemuan-obat-baru/">http://farmasi.unpad.ac.id/blog/etnofarmakognosi-cukal-bakal-penemuan-obat-baru/</a></div>Anita Adriana Anashttp://www.blogger.com/profile/10868112968115903263noreply@blogger.com0